Diagnosis OMA Faktor Resiko

Bakteri penyebab OMA ialah bakteri piogenik seperti Streptococcus hemoliticus, Stafilococcus aureus, Pneumococcus. Selain itu kadang-kadang juga ditemukan Haemofilus influenza, Escheria colli, Streptococcus anhemoliticus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aurugenosa. Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia 5 tahun. 1

2.3.4 Patofisiologi

Patogenesis OMA berhubungan erat dengan gangguan fungsi tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius antara lain adalah : 25

1. Ventilasi atau pengatur keseimbangan tekanan udara didalam telinga tengah

dengan tekanan udara luar. 2. Proteksi terhadap sekret nasofaring masuk ke telinga tengah. 3. Saluran keluar sekret telinga tengah ke nasofaring. Dengan adanya fungsi pengaturan keseimbangan tekanan udara di dalam telinga tengah dan tekanan udara diluar maka bila terdapat gangguan misalnya adanya sumbatan tuba maka akan terjadi perbedaan tekanan udara di telinga tengah dan luar. Tekanan udara didalam telinga tengah akan menjadi negatif oleh karena udara akan diabsorbsi mukosa telinga tengah. Dengan terjadinya tekanan negatif yang lambat akan menyebabkan udaracairan di nasofaring masuk ke telinga tengah. Bila tekanan negatif terjadi tiba-tiba justru akan menyebabkan tuba tertutup rapat. Faktor pengeluaran sekret dari telinga tengah juga tergantung dari berbagai faktor misalnya sistem mukosilier, kontraksi M. Tensor palatina, mekanisme aktif pembukaan tuba dan faktor tekanan permukaan telinga tengah. 25

2.3.5 Diagnosis OMA

Diagnosis otitis media akut dibuat berdasarkan pada pemeriksaan membran timpani. Tetapi pada anak pemeriksaan ini mungkin sulit dilakukan karena saluran telinga yang kecil, adanya serumen dan juga keadaan anak yang tidak kooperatif. Dari pemeriksaan otoskopi didapatkan gerakan membran timpani yang berkurang, cembung, kemerahan dan keruh, dapat juga disertai sekret purulen. Adanya penurunan gerak dari membran timpani merupakan dasar dari kecurigaan pada otitis media akut. Bila diagnosis masih meragukan, perlu dilakukan tindakan aspirasi dari telinga tengah. Para dokter seringkali misdiagnosis terhadap otitis media, untuk menghindari misdiagnosis perlu dilakukan pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan otoskopi dapat mengurangi 30 dari kesalahan yang terjadi. Hal ini dapat dijelaskan karena secara klinisi, dokter mendiagnosa berdasarkan gejala klinis dan warna, sedangkan ahli THT lebih memperhatikan gerak dan posisi membran timpani. 26

2.3.6 Faktor Resiko

Resiko tinggi OMA terdapat pada anak-anak yang sering mengalami ISPA, anak yang menggunakan dot, posisi terlentang saat minum susu, pemberian susu formula tidak diberi ASI eksklusif, paparan asap rokok, dan rinitis alergi. 11,12 1. Penggunaan dot kempeng Penggunaan dot sering dihubungkan dengan meningkatkan kejadian infeksi pada bayi karena transmisi mikroorganisme patogen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kejadian OMA dihubungkan dengan penggunaan dot. Hal ini mungkin berhubungan dengan ketidakseimbangan tekanan antara kavum timpani dan nasofaring yang akan merusak fungsi tuba eustachius. Aktivitas menyedot yang terjadi ketika bayi mengempeng dapat menarik cairan dari nasofaring ke tuba eustachius. Hal ini menyebabkan telinga bayi lebih mudah terinfeksi bakteri. Teori lainnya adalah mungkin bayi bisa terpapar bakteri pada dotnya. 27 Penggunaan dot dapat meningatkan kejadian OMA. Dua mekanisme penyebabnya ialah : 28  Menghisap dot meningkatkan refluks sekresi nasofaringeal ke dalam telinga tengah sehingga bila mengalami influenza, patogen bisa dengan mudah masuk ke telinga tengah.  Penggunaan dot dapat menyebabkan perubahan struktur gigi dan terjadi disfungsi tuba eustachius 2. Posisi saat minum susu Penelitian Yasmeen mengungkapkan hubungan otitis media dengan perbedaan posisi bayi selama menyusu. Anatomi tuba eustachius pada bayi memungkinkan masuknya air susu kedalam telinga tengah ketika bayi menyusu dalam posisi terlentang. Posisi terlentang selama bayi menyusu merupakan pencetus timpanografi abnormal setelah menyusu dibandingkan menyusu dengan posisi setengah tegak. Inilah alasan untuk merekomendasikan menyusu di pangkuan atau posisi semi tegak. 29 3. Pemberian susu formula tidak minum ASI eksklusif Penelitian Taran menunjukkan hubungan antara pemberian susu formula dengan meningkatnya resiko OMA pada bayi dan anak-anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula pada 6 bulan pertama meningkatkan resiko untuk OMA pada anak-anak dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI eksklusif. Penelitian prospektif di Hongkong menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak diberi ASI meningkatkan resiko rawat inap karena infeksi pernafasan pada 6 bulan pertama kehidupan. 30 Menyusu eksklusif selama 6 bulan terbukti memberikan resiko lebih kecil terhadap berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang berasal dari ibu dan terdapat dalam ASI akan ditransfer ke bayi untuk mengatur respon imun tubuh melawan infeksi. 27 4. Paparan asap rokok Banyak mekanisme yang telah diusulkan mengapa paparan asap rokok setelah lahir dapat menyebabkan OMA, termasuk ciliostasis, hiperplasia sel goblet, dan hipersekresi mukus dapat menyebabkan akumulasi mukus dan bakteri di telinga tengah. Di Norwegia meningkatnya kesadaran tentang efek buruk paparan asap rokok telah mengurangi jumlah orang tua yang merokok tanpa sadar mengurangi jumlah anak yang terpapar asap rokok. Meningkatnya kesadaran orang tua adanya larangan merokok ditempat umum telah berperan dalam mengurangi jumlah anak-anak yang terpapar rokok dari orang tua. 31 5. Rinitis alergi Rinitis alergi bersifat persisten dan kronik sehingga dapat menyebabkan perubahan berupa hipertropi dan hiperplasia epitel mukosa dan dapat menimbulkan komplikasi otitis media. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada rhinitis alergi, edema mukosa selain terjadi di kavum nasi juga meluas ke nasofaring dan tuba eustachius sehingga dapat mengganggu pembukaan sinus dan tuba eustachius. 32 Penelitian Faridah Muhammad terhadap murid sekolah dasar di Makassar menunjukkan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap prevalensi otitis media pada penelitiannya adalah lokasi sekolah dasar, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan kebersihan murid . sedangkan faktor umur, jenis kelamin dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap prevalensi otitis media pada murid sekolah dasar di Makassar. 33

2.3.7 Stadium OMA