Fisiologi Pendengaran TINJAUAN PUSTAKA

Antrum mastoid terletak di belakang kavum timpani didalam pars petrosa ossis temporalis dan berhubungan dengan telinga tengah melalui aditus, diameter aditus lebih kurang 1 cm. Dinding anterior berhubungan dengan telinga tengah dan berisi aditus ad antrum. Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan cerebellum. Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk dasar trigonum suprameatus. Dinding medial berhubungan dengan kanalis semisirkularis posterior. Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang yaitu tegmen timpani yang berhubungan dengan meninges pada fossa cranii media dan lobus temporalis cerebri. Dinding inferior berlubang-lubang menghubungkan antrum dan cellulae mastoidea. 21

2.2 Fisiologi Pendengaran

Gambar 2.3 Fisiologi Pendengaran 23 Telinga manusia dapat mendengar suara dengan frekuensi 20-20.000 Hz. Ambang pendengaran terhadap masing-masing frekuensi berbeda , paling sensitif terhadap frekuensi 500-8000 Hz. Berdasarkan ambang pendengaran menurut American National Standard Institute ANSI, ambang pendengaran yang terukur pada audiometri nada murni pada setiap frekuensi diplotkan sehingga tergambar sebagai grafik ambang pendengaran pada audiogram. Pada audiogram, bila tertulis bahwa ambang pendengaran sebuah telinga tertera 10 Db untuk frekuensi tertentu, itu berarti bahwa ambang pendengaran telinga tersebut adalah terhadap suara 10 db lebih nyaring dibandingkan ambang pendengaran menurut standar ANSI. 1 Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamflikasikan getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong . Energi getar yang telah diamflikasikan ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran reissner yang mendorong endolimfa , sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter kedalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran area 39-40 di lobus temporalis. 1

2.3 Otitis media akut OMA