Stadium OMA Otitis media akut OMA

Banyak mekanisme yang telah diusulkan mengapa paparan asap rokok setelah lahir dapat menyebabkan OMA, termasuk ciliostasis, hiperplasia sel goblet, dan hipersekresi mukus dapat menyebabkan akumulasi mukus dan bakteri di telinga tengah. Di Norwegia meningkatnya kesadaran tentang efek buruk paparan asap rokok telah mengurangi jumlah orang tua yang merokok tanpa sadar mengurangi jumlah anak yang terpapar asap rokok. Meningkatnya kesadaran orang tua adanya larangan merokok ditempat umum telah berperan dalam mengurangi jumlah anak-anak yang terpapar rokok dari orang tua. 31 5. Rinitis alergi Rinitis alergi bersifat persisten dan kronik sehingga dapat menyebabkan perubahan berupa hipertropi dan hiperplasia epitel mukosa dan dapat menimbulkan komplikasi otitis media. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada rhinitis alergi, edema mukosa selain terjadi di kavum nasi juga meluas ke nasofaring dan tuba eustachius sehingga dapat mengganggu pembukaan sinus dan tuba eustachius. 32 Penelitian Faridah Muhammad terhadap murid sekolah dasar di Makassar menunjukkan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap prevalensi otitis media pada penelitiannya adalah lokasi sekolah dasar, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan kebersihan murid . sedangkan faktor umur, jenis kelamin dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap prevalensi otitis media pada murid sekolah dasar di Makassar. 33

2.3.7 Stadium OMA

Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium yaitu stadium oklusi tuba eustachius, stadium hiperemis, stadium supurasi, stadium perforasi, dan stadium resolusi. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga luar. 1

2.3.7.1 Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Gambar 2.4 Stadium oklusi tuba eustachius 34 Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal tidak ada kelainan atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi , tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi. 12

2.3.7.2 Stadium Hiperemis Stadium Presupurasi

Gambar 2.5 Stadium hiperemis. 34 Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat. 1

2.3.7.3. Stadium Supurasi

Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol bulging kearah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu tubuh meningkat, serta rasa nyeri ditelinga bertambah hebat. 1 Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Ditempat ini akan terjadi ruptur. 1 Bila tidak dilakukan insisi membran timpani miringotomi pada stadium ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar. 1 Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, maka lubang tempat ruptur perforasi tidak mudah menutup kembali.

2.3.7.4 Stadium Perforasi

Gambar 2.6 Stadium perforasi 34 Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang. Suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi. 1

2.3.7.5 Stadium Resolusi

Gambar 2.7 Stadium resolusi 34 Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah , maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA dapat berubah menjadi otitis media supuratif kronis OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa sequele menetap berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi. 1

2.3.8. Gejala Klinik