Definisi Epidemiologi Etiologi Otitis media akut OMA

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamflikasikan getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong . Energi getar yang telah diamflikasikan ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran reissner yang mendorong endolimfa , sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter kedalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran area 39-40 di lobus temporalis. 1

2.3 Otitis media akut OMA

Hipocrates mengatakan “ nyeri akut pada telinga tengah dengan demam tinggi yang berlangsung terus menerus perlu ditakuti karena terdapat bahaya orang tersebut akan menjadi delirium atau meninggal’’. Otitis media dan mastoiditis merupakan masalah utama sebelum antibiotik ditemukan pada pertengahan 1930-an. 24 Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibodi. 1

2.3.1 Definisi

Otitis media akut OMA adalah peradangan di telinga dengan gejala dan tanda- tanda yang terjadi secara mendadakakut. Onset mendadakakut dari gejala peradangan yang secara klinis terjadi dalam waktu 24 jam-3 minggu dengan gejala seperti otalgia, otore, anak menangis, demam, dan iritabilitas serta adanya tanda- tanda infeksi telinga seperti membran timpani menonjol, hiperemis, perforasi dengan otore dan efusi telinga tengah. 2

2.3.2 Epidemiologi

Hampir 85 anak mengalami minimal satu episode OMA pada umur 3 tahun dan 50 anak dapat mengalami OMA berulang. Bayi dan anak-anak mempunyai resiko tinggi untuk mengalami OMA, dengan insiden 15-20 pada umur 6-36 bulan dan 4-6 tahun. Insiden cenderung menurun pada anak 6 tahun. Insiden tertinggi terdapat pada musim dingin, kelompok sosioekonomi rendah, suku asli Alaska, suku asli Amerika dan insiden OMA pada orang kulit putih lebih tinggi dari pada kulit hitam. Anak yang mengalami OMA pada umur 1 tahun mempunyai risiko untuk mengalami OMA berulang. Di Amerika dilaporkan kasus otitis media sering terjadi pada anak-anak antara periode neonatal sampai sekitar umur 7 tahun, hampir 70 dari anak-anak tersebut mengalami satu atau lebih episode OMA sampai usia 3 tahun. Komplikasi dari otitis media telah menurun sejak dilakukan pengobatan efektif dengan antibiotik. Pada tahun 1995, Kangsaranak melakukan penelitian terhadap 24.321 dengan otitis media dan hasil penelitiannya menunjukkan kejadian komplikasi intrakranial rata-rata 0,36 . Pada saat era preantibiotik, angka mortalitas dari komplikasi intrakranial otitis media dilaporkan 76,4 dan sekarang angka mortalitas menunjukkan sekitar 18,4. 2

2.3.3 Etiologi

Bakteri penyebab OMA ialah bakteri piogenik seperti Streptococcus hemoliticus, Stafilococcus aureus, Pneumococcus. Selain itu kadang-kadang juga ditemukan Haemofilus influenza, Escheria colli, Streptococcus anhemoliticus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aurugenosa. Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia 5 tahun. 1

2.3.4 Patofisiologi