Tumbuh cepat. Pertumbuhan cepat memungkinkan tumbuhan invasif mengambil Menjadi dewasa lebih awal. Menjadi dewasa lebih awal memungkinkan tumbuhan itu Metoda penyebaran biji yang efektif. Metoda penyebaran biji yang efektif membantu

Keberadaan species invasif di lingkungan baru biasanya disebabkan oleh aktivitas manusia, yang telah melewati batas alam yang ada. Species ini menemukan lingkungan barunya yang cocok, tanpa diikuti musuh alaminya; populasinya terus tumbuh mengalahkan species lokal , menjadi dominan, memberikan dampak merugikan secara ekologis maupun ekonomis. Gambar 5. Agar invasi biologi terjadi harus ada interaksi berbagai faktor yang memunculkan suatu kondisi yang menunjang terjadinya invasi biologi. Sering ini diambil sebagai suatu indikasi bahwa invasi adalah peristiwa unik dan terjadi karena kesesuaian antara karakter invader dan karakter tapak yang diinvasi pada suatu waktu tertentu dan itu banyak menyebutnya sebagai cendela invasi “invasion window”. Tetapi tidak demikian, invasi biologi tidak unik, ini adalah proses ekologi biasa, seperti digambarkan oleh Valery et al 2008. Pendekatan yang lebih bermanfaat mungkin mengkategori invader menurut responnya terhadap gangguan atau pengelolaan oleh manusia. Sementara identifikasi tumbuhan invasif adalah penting tetapi lebih dari itu tumbuhan invasif itu harus dapat dikelola. Tumbuhan yang mempunyai karakter demikian mungkin menjadi invasif :

1. Tumbuh cepat. Pertumbuhan cepat memungkinkan tumbuhan invasif mengambil

keuntungan dari celah gap dalam lansekap yang tidak dihuni, sering sesudah terjadi gangguan. Ini juga berarti bahwa tumbuhan itu juga penutup lahan yang hebat cara cepat untuk mengisi celah di lapang.

2. Menjadi dewasa lebih awal. Menjadi dewasa lebih awal memungkinkan tumbuhan itu

memproduksi biji, dan dengan demikian menginvasi daerah ketika umur muda, berarti tumbuhan itu berbunga setelah hanya periode yang singkat di lapang. Tumbuhan dengan dewasa lebih dulu mendominasi landsekap melalui mapannya populasi dan kembali berproduksi biji sebelum species lokal berbunga dan berbuah. 3. Tumbuhan invasif juga memproduksi buahbiji dalam jumlah yang besar kuantitas maupun kualitas, yang berarti mereka mempunyai sejumlah besar turunan yang dapat mapan pada lokasi yang tidak terkolonisasi. Inilah karakter yang diharapkan pada tanaman budidaya sebab buah atau bijinya menarik.

4. Metoda penyebaran biji yang efektif. Metoda penyebaran biji yang efektif membantu

tumbuhan invasif menyebar ke daerah yang luas. Cestrum aurantiacum di Taman Nasional Gunung Gede dan Pangrango mempunyai bunga yang cantik dengan buah yang rasanya manis, berbiji banyak, sangat menarik bagi burung, kelelawar maupun musang , yang menyebarkan biji kedaerah yang sangat luas. Memang burung menyebarkan biji dari sebagian besar tumbuhan invasif. 5. Beberapa tumbuhan seperti Salvinia molesta kiambang, Eichhornia crassipes eceng gondok, Chimonobambusa quadrangularis bambu kersik di TN Gunung Gede dan Pangrango tidak memerlukan polinator sebab mereka menyebar secar a vegetative , tumbuhan demikian ini bertunas atau membuat rhizoma untuk menghasilkan tumbuhan baru . Ini merupakan sifat yang menguntungan untuk rumput sebab tumbuhan demikian atkan mengisi celah kosong tanpa memerlukan biji. 6. Tumbuhan invasif sering mampu memanfaatkan polinator lokal sehingga mereka dapat memproduksi biji dilingkungan asing. Penyebaran serangga non-indegenous dan lain polinator seperti lebah Eropa memungkinkan tumbuhan non indegenous menyebar. 7. Tumbuhan invasif sering membentuk daun lebih awal , tetap hijau lebih lama, atau berbunga pada lebih awal daripada tumbuhan lokal artinya mereka dapat menaungi tumbuhan lokal, atau mengambil keuntungan polinator yang tanpa sumber makanan pada awal tahun. Perbedaan dalam waktu demikian disebut fenologi berbeda yang sangat penting untuk bertahan hidup, perbanyakan, dan penyebaran species tumbuhan invasif.

8. Menimbulkan populasi padat, seperti Merremia pelata adalah karakter penutup