Prediksi tumbuhan asing invasif memakai Weed Risk Assessment

8. Species tumbuhan yang tergantung pada mutualistis non spesifik root symbiont, pollinators, dan pemencar biji berpeluang lebih besar untuk mengatasi banyak kendala biotik maupun abiotik dalam lingkngan baru. 9. Komunitas tumbuhan yang tidak terganggu natural and semi natural berpeluang diinvasi oleh species tumbuhan yang berperawakan tinggi. 10. Penyebaran dari banyak species invasif sangat tergantung pada aktivitas manusia. Pada saat ini makin besar volume tanah yang dipindahkan sebagai lapisan atas tanah, lumpur pada mobil, pada stok hortikultura. Species dengan biji yang sangat banyak, relatif kecil, biji2 pembentuk bank biji, teradaptasi untuk macam penyebaran seperti ini. Prediksi yang paling tepat dapat dibuat dengan pemakaian simultan dari tiga pendekatan..

1.7.3. Prediksi tumbuhan asing invasif memakai Weed Risk Assessment

Perkembangan dalam mengidentifikasi karakter kuci gulma potensial dilaporkan di banyak negara dalam kelompok taksa yang berkerabat dekat meliputi herba dan tumbuhan biji berkayu. Prediksi pendekatan non experimental dipercaya cukup baik apabila didasarkan pada informasi biologis species yang menginvasi, fitur bioklimatik dari lingkungan asal dan lingkungan yang diinvasi, dan sejarah evolusi dari keduanya Richardson et al., 1990. Sintesis dari informasi ini dapat memberikan model konsep umum bagi tumbuhan invasif yang pada gilirannya dapat dipakai untuk prosedur penyaringan seperti misalnya pohon keputusan untuk mengkategori tumbuhan potensial untuk diimport Panetta, 1993. MetodaAlat yang diakui secara internasional untuk memprediksi tumbuhan invasif dari tumbuhan lain harus memenuhi syarat tertentu Hazard, 1988; Panetta, 1993. Metoda itu harus dikalibrasi dan di validasi terhadap sejumlah taxa yang sudah ada dinegara terkait, dan mewakili seluruh spektrum taxa yang mungkin akan diimport kenegara itu. Metoda itu harus secara efektif membedakan antara gulma dan non-gulma, misalnya sebagian besar gulma ditolak, sedangkan non-gulma tidak ditolak dan proporsi taxa yang memerlukan evaluasi lebih lanjut dijaga minimum. Persetujuan perdagangan Internasional yang terangkum dalam WTO World Trade Organization menyatakan bahwa taxa yang dilarang untuk masuk kesuatu negara harus sesuai dengan definisi “hama” atau “pest” karantina, di Indonesia pengertian “hama” meliputi hama, pathogen dan gulma dalam pemahaman konvensional kita. Definisi “hama” ini tercantum dalam undang undang no 5 tahun 1992. Olehkarena perjanjian perdagangan internasional menuntut bahwa taxa yang dilarang harus sesuai dengan definisi “hama’ karantina sebelum dapat dikeluarkan dari regulasi karantina Anon., 1994, 1995; Walton and Parnell, 1996, maka sistem itu harus didasarkan pada asumsi eksplisit dan prinsip scientifik alamiah sehingga negara terkait tidak dapat dituduh memakai perlindungan perdagangan non-tarif yang tidak dapat diterima secara international. Sistem demikian harus murah bagi importir potensial dan pejabat karantina, sebagai pejabat pengendali masuknya hama. Sistem yang dikembangkan oleh Dr. Pheloung adalah kuat mudah dipakai dan mampu memberikan hasil yang cukup baik. Dunia sekarang mengenal sebuah sistem prediksi apakah suatu tumbuhan mempunyai potensi menjadi invasif atau tidak, yang dikembangkan oleh Pheloung et al 1999 dan dikenal sebagai sistem Australian Weed Risk Assessment . Sistem ini telah menerima penghargaan yang luas dan sudah diuji secara ekstensif di lain negara, misalnya, di New Zealand Pheloung et al. 1999 , Hawaii dan P. Pacific lainnya Daehler et al 2004 termasuk Galapagos dan kepulauan Bonin Jepang Kato, et al ,2006 disamping Eropa Gasso et al.2010; Weber and Gut, 2004. dan Amerika Utara, terutama Florida Gordon et al.2008 . Berbagai uji ini menjurus kepada adaptasi lokal mencerminkan iklim regional dan karakter edaphik Gordon et al.2008. Sistem ini juga disederhanakan dipakai oleh United Nations Food and Agricultural Organization UN FAO, dan tersedia dalam bahasa Inggris, Spanjol dan Perancis dandipakai di banyak negara berkembang Williams,2003. Ini juga dipakai sebagai panduan bagi proyek proyek Pacific Island Ecosystems at Risk PIER dan Hawaiian Ecosystems At Risk HEAR. Sistem WRA Australia memenuhi obyektif dari panduan perjanjian SPS Sanitary and Phytosanitary dari WTO, dengan memberikan proteksi tanpa menciptakan kendala teknis untuk perdagangan yang dinilai tidak dapat diterima, Andersen et al. 2004. Disamping itu e International Plant Protection Convention IPPC sudah mengadopsi beberapa International Standards on Phytosanitary Measures terkait dengan analisis resiko gulma e.g. No. 2 Guidelines for Pest Risk Analysis dan No. 11 Pest Risk Analysis for Quarantine Pests, Including Analysis of Environmental Risks and Living Modified Organisms; keduanya dapat diakses dari IPPC website www.ippc.int, yang konsisten dengan sistem WRA sampai sekarang. Sistem WRA memakai 49 pertanyaan meliputi aspek sejarah, bio-geografi, biologi, dan ekologi dimana pertanyaan pertanyaan itu dijawab hampir semuanya hanya dengan yatidak ‘tidak tahu ’. Pemberian skor adalah proses penambahan angka sederhana, dengan julmah skorangka 6 menerima penilaian ‘ditolak masuk ’, jumlah skor antara 1 dan 6 menerima penilaian ‘teliti lebih lanjut ’ dan jumlah skor 1 menerima penilaian ‘diterima masuk’. Kategori ditolak, dievaluasi lebih lanjut, atau diterima ini ditentukan berdasarkan kalibrasi empiris yang ekstensif yang menghasilkan laju penolakan 10 atau kurang untuk non-gulma dan tidak lebih dari 30 species gulma yang dievaluasi masuk kategori, dievalusi lebih lanjut [Phelong et al, 1999]. Dari 49 pertanyaan setidaknya 2 pertanyaan dari aspek sejarah, 2 pertanyaan dari aspek aspek bio-geographical dan 6 dari aspek biolgiecologi harus dijawab. Sistem WRA ini dipresentasikan pada Appendix I.1 sedang sistem FAO pada Appendix I.2.

1.8. EKOSISTEM RENTAN TERHADAP INVASI TUMBUHAN