Sarana dan prasarana Penyerapan Tenaga Kerja Subsektor Perikanan Di Provinsi Jawa Barat
57 Kegiatan perikanan tangkap membutuhkan adanya pelabuhan perikanan
guna mendukung kegiatan usaha perikanan tangkap. Sesuai dengan Permen KP No. 8 tahun 2012 tentang Kepelabuhan Perikanan, dinyatakan bahwa
pelabuhan perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari pra produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan
perikanan sesuai dengan masing-masing kelasnya. Tempat
pendaratan atau p
elabuhan perikanan di Provinsi Jawa
Barat tersebar di semua
kabupatenkota pesisir, baik di bagian utara maupun selatan, dengan rincian sebagai berikut: 6 unit Tempat P elelangan I kan TPI, 56 u
nit Pangkalan P
endaratan Ikan PPI, 5 unit Pelabuhan Perikanan Pantai PPP dan 2 unit P elabuhan Perikanan N
usantara PPN. Saat ini pelabuhan perikanan yang cukup aktif dalam kegiatan pendaratan kapal-kapal penangkap ikan adalah
Pelabuhan Cirebon, Pelabuhan Indramayu, Pelabuhan Pangandaran, Pelabuhan Pamanukan, dan Pelabuhan Ratu.
Sebagian besar pelabuhan perikanan di Provinsi Jawa Barat berstatus sebagai PPI skala kecil, artinya kapasitas pelabuhan perikanan hanya dapat
digunakan oleh kapal-kapal penangkap ikan skala kecil dengan jumlah yang terbatas. Dari segi kapasitasnya, Jawa Barat memiliki 2 PPN, salah satunya
adalah PPN Pelabuhan Ratu PPNP. PPNP terletak di kawasan Teluk Pe
labuhan Ratu yang diresmikan pada tanggal 18 Februari 1993. Sesuai dengan fungsi
pelabuhan, PPNP sebagai prasarana perikanan tangkap yang menunjang
kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Produksi ikan yang
didaratkan di PPNP berasal dari hasil tangkapan kapal- kapal ikan domisili Pelabuhan Ratu dan kapal-kapal ikan pendatang yang
diantaranya berasal dari Cilacap, Jakarta dan Binuangeun. Pemasarannya dilakukan dalam bentuk segar maupun
olahan ikan asin, ikan pindang, d a n
lainnya. Hasil tangkapan Tuna, Tongkol, dan Cakalang TTC merupakan ikan dominan yang didaratkan di PPNP. Untuk memenuhi
kebutuhan nelayan dan stakeholder pengguna PPNP, disediakan fasilitas di lokasi PPNP
yang terbagi menjadi fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas
penunjang. Fasilitas pokok terdiri dari areal daratan pelabuhan, dermaga, jetty, breakwater, kolam
pelabuhan, alur pelayaran, pencegah benturan kapal, tempat tambat, jembatan, dan jalan. Fasilitas fungsional
terdiri dari TPI, pasar ikan, telepon, radio SSB, internet, lampu suar, tangki
air, sumber air, pabrik es, gudang es, genset, daya listrik, rumah genset, tanki BBM,
tempat pengolahan ikan, cold storage, laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan, syahbandar, kantor pengawas
perikanan, kendaraan inventaris roda 4, kendaraan inventaris roda 2, garasi mobil, tempat parkir, kapal pengawas, dan
tempat pembuangan sampah. Fasilitas penunjang terdiri
dari balai pertemuan nelayan, rumah karyawan, mess karyawan,
pos jaga, guest house, tempat peribadatan, klinik kesehatan, M a n d i C u c i K a k u s
MCK, dan kios IPTEK. Di Provinsi Jawa Barat
terdapat 2 pabrik jaring, yaitu PT. Indoneptune Net
Manufacturing dan PT. Arteria Daya Mulia Arida. PT. Indoneptune berlokasi di Garut dan Bandung, sedangkan PT. Arida berlokasi di Cirebon.
Produk PT. Indoneptune selain dipasarkan lokal juga internasional mencapai
58 negara Jepang. Sementara, PT.
Arida memiliki kapasitas produksi sebesar 400
ton per bulan atau 4 800 ton per tahun. Dalam kegiatan operasional yang dilakukan oleh para nelayan khususnya
nelayan perikanan tangkap di laut, kebutuhan BBM yang digunakan untuk melaut bagi para nelayan terkadang masih mengalami kesulitan untuk
didapatkan. Hal ini disebabkan karena distribusi BBM yang dilakukan oleh Pertamina cukup jauh dari lokasi pelabuhan kapal-kapal ikan dan di lokasi
pelabuhan tersebut tidak tersedianya SPBU khusus kapal nelayan, sehingga para nelayan dalam pengadaan BBM tersebut harus mendatangkan dari luar
pelabuhan dengan harga yang lebih mahal. Selain BBM, terbatasnya fasilitas sistem rantai dingin atau cold chain system CCS dalam penanganan hasil
perikanan laut pun menjadi salah satu permasalahan. Es
merupakan salah satu prasarana dalam
kegiatan penangkapan ikan untuk menjaga mutu ikan hasil
tangkapan. Pada umumnya pabrik es berlokasi dekat dengan pelabuhan, seperti PPNP memenuhi kebutuhan es sebagai salah satu
perbekalan nelayan ketika melaut. Jumlah pabrik es yang ada di sekitar PPNP sebanyak
2 perusahaan swasta dan 1 milik PPNP sendiri. Pabrik es
milik PPNP hanya ditujukan untuk nelayan kecil dalam bentuk es curah. Sedangkan 2
perusahaan swasta, yaitu pabrik es Sari Petojo dan pabrik es Tirta Jaya, memenuhi
permintaan es dari kapal-kapal yang berukuran sedang hingga besar, baik dalam bentuk es
curah maupun es balok. Rendahnya kontribusi subsektor perikanan terhadap perekonomian
wilayah Provinsi Jawa Barat disebabkan pula karena banyaknya transaksi perikanan yang tidak tercatat sebagai output produksi. Hasil produksi
perikanan, terutama perikanan tangkap di laut oleh sebagian nelayan, terutama golongan nelayan skala kecil, dimana hasil tangkapannya dijual kepada
pembelikonsumen di wilayah setempat dan sebagian dikonsumsi sendiri, artinya output produksinya tidak diperdagangkan di pasar yang lebih luas.
Adapun nelayan yang melaut melalui pelabuhan perikanan, setelah menangkap ikan kemudian mendaratkan dan menjual hasilnya di pelabuhan di luar Provinsi
Jawa Barat. Selain itu, hasil penangkapan perikanan di laut oleh sebagian nelayan banyak yang tidak dijual di pasar ikan, melainkan dijual kepada kapal-
kapal asing dengan harga yang lebih tinggi di tengah laut. Artinya setelah mendapatkan hasil tangkapannya terutama ikan-ikan ekonomis tinggi, para
nelayan tidak mendaratkan ikan-ikannya di pelabuhan Provinsi Jawa Barat atau pelabuhan di luar Jawa Barat, melainkan menjualnya langsung di tengah laut
kepada kapal-kapal asing dengan harga yang lebih tinggi.
Sarana dalam budidaya ikan di air laut dibutuhkan areal pemeliharaan yang memiliki kondisi fisik sesuai untuk habitat sumber daya. Budidaya ikan di
air laut yang ada di Provinsi Jawa Barat berada di perairan selatan dan utara. Pada
perairan selatan budidaya ikan dengan media air laut berada di Kabupaten Sukabumi, sementara di perairan utara berada di Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, dan
Kota Cirebon. Areal pemeliharaan terbesar untuk perikanan budidaya laut
berada di Kabupaten Cirebon dengan jenis sumber daya kerang hijau.
Perkembangan luas areal pemeliharaan yang digunakan pada perikanan budidaya di Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun terakhir disajikan pada
Tabel 22.
59 Tabel 22
Perkembangan luas areal pe m e l iha ra a n yang digunakan pada perikanan budidaya di Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2013
Sumber: DKP Jabar 2014a
Salah satu sarana dalam budidaya ikan di air payau dan air tawar adalah pakan. Pakan yang digunakan pada budidaya ikan air payau adalah ikan
rucah, pelet dan dedak. Di Provinsi Jawa Barat penggunaan pakan pada
umumnya adalah pelet. Walaupun pada beberapa lokasi budidaya
menggunakan modifikasi dari beberapa jenis pakan. Penggunaan pelet terjadi pada hampir seluruh
lokasi pembudidaya ikan air payau di Jawa Barat sedangkan
penggunaan ikan rucah hanya berada di Kabupaten Subang. Penggunaan
dedak dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Karawang. Penggunaan pakan pada perikanan budidaya air tawar
terdiri dari ikan rucah, pelet, dedak dan lainnya. Pada kolam, karamba,
sawah dan KJA semua jenis pakan dimanfaatkan, sedangkan pada K A D
tidak menggunakan pakan dari ikan rucah. Pada perikanan budidaya air tawar dengan media kolam, karamba dan KAD penggunaan pelet sebagai
pakan sangat dominan dibandingkan dengan jenis pakan lainnya. Sementara pada budidaya ikan air tawar dengan media sawah dan KJA
lebih dominan menggunakan jenis pakan dedak.
Sarana lain yang digunakan untuk peningkatan jumlah produksi pada perikanan budidaya air payau dan air tawar adalah pupuk organik
maupun a n organik dan kapur. Untuk budidaya air payau, penggunaan pupuk organik m a u p u n a n o r g a n i k terbanyak terdapat di Kabupaten
Karawang, sedangkan penggunaan kapur terbanyak terdapat di Kabupaten Bekasi. Untuk budidaya air tawar, penggunaan pupuk dan kapur di Provinsi
Jawa Barat dilakukan pada budidaya air tawar di kolam dan sawah. Pada kedua jenis budidaya air tawar tersebut, penggunaan pupuk organik lebih
dominan bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
Pestisida, desinfektan, dan obat-obatan juga merupakan sarana yang digunakan untuk peningkatan jumlah produksi pada perikanan
budidaya air payau dan air tawar. Beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang menggunakan pestisida, desinfektan, dan obat-obatan untuk
budidaya air payau, yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan Kota
Bekasi. Penggunaan pestisida tertinggi t e r d a p a t d i K abupaten Karawang, sedangkan penggunaan
desinfektan hanya dilakukan di
Kabupaten Tasikmalaya. Seperti pestisida, penggunaan tertinggi untuk
Luas Kotor Luas Air Luas Kotor Luas Air
2009 54 465.24 48 705.70
51 488.35 35 969.38 1 311.00
4 596.00 33 255.84
4 073.00 44 029.00
2010 64 132.59 55 581.22
33 879.86 27 794.51 970.00
5 750.00 46 679.45
2 083.00 29 698.00
2011 65 265.68 54 191.90
19 899.45 16 660.23 77 999.00 21 140.00 43 348.79 8 682.00
27 039.00 2012
64 815.18 54 184.70 20 487.06 17 853.44
1 164.00 21 039.15 34 496.29 245 470.00 21 291.00
2013 64 996.79 55 336.60
20 423.36 17 805.69 1 161.00
12 377.15 44 077.09 101 398.00 14 081.00
Total 313 675.48 268 000.12 146 178.08 116 083.25
82 605 64 902.3 201 857.46 361 706
136 138 Sawah
Ha Kolam air
Deras Unit
Jaring Apung
Unit Luas Areal Pemeliharaan
Tahun Tambak Ha
Kolam Ha Budidaya
Laut Unit
Karamba M2
60 obat- obatan terdapat di Kabupaten Karawang. Untuk budidaya air tawar,
penggunaan pestisida dan obat-obatan digunakan hampir di seluruh jenis perikanan budidaya air tawar. Untuk aktivitas budidaya ikan air
tawar di kolam menggunakan pestisida, desinfektan, dan obat-obatan, sedangkan untuk aktivitas budidaya ikan air tawar di karamba hanya
menggunakan obat-obatan. Aktivitas budidaya ikan air tawar di sawah, selain menggunakan pestisida, desinfektan, dan obat-obatan juga memakai
hormon. Sementara aktivitas budidaya ikan air tawar di KAD dan K J A menggunakan desinfektan dan obat-obatan.
Listrik, pompa air, dan kincir angin merupakan prasarana yang digunakan untuk peningkatan jumlah produksi pada perikanan budidaya air payau.
Kabupaten Indramayu tercatat telah menggunakan listrik sebagai alat bantu dalam melakukan aktivitas budidaya air payau. Listrik yang
digunakan bersumber dari genset dan Pusat Listrik Negara PLN. Sementara, untuk alat bantu kincir air dalam melakukan aktivitas budidaya
air payau digunakan di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang,
dan Kabupaten Karawang. Jumlah penggunaan kincir air tertinggi terdapat di Kabupaten Cirebon. Kemudian, untuk alat bantu pompa air
dalam melakukan aktivitas budidaya air payau digunakan di Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan Kota Cirebon. Penggunaan pompa air tertinggi terdapat di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten
Indramayu. Prasarana yang digunakan untuk peningkatan jumlah produksi pada perikanan budidaya air tawar adalah listrik dan pompa air.
Penggunaan listrik pada perikanan budidaya air tawar di Provinsi Jawa Barat masih terbatas. Penggunaannya hanya dilakukan di budidaya air
tawar dengan media kolam dan sawah. Sedangkan penggunaan pompa air sudah dilakukan pada budidaya air tawar di kolam, sawah,
KAD, dan KJA. Penggunaan pompa air juga banyak digunakan untuk membantu aktivitas perikanan budidaya air tawar di kolam.
Prasarana lainnya yang digunakan untuk peningkatan jumlah produksi pada perikanan budidaya air payau dan air tawar adalah petak
penggelondongan dan pembesaran. Petak penggelondongan untuk aktivitas perikanan budidaya air payau di Provinsi Jawa Barat terdapat
pada Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Karawang. Petak penggelondongan terluas
terdapat di Kabupaten Karawang, yakni sebesar 199 368 000 m
2
, sedangkan jumlah petak penggelondongan terbanyak terdapat di
Kabupaten Indramayu memiliki yaitu sebanyak 9 085 unit. Untuk petak pembesaran dalam perikanan budidaya air payau di Provinsi Jawa Barat
terdapat pada Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan Kota Cirebon. Petak
pembesaran terluas terdapat di Kabupaten Karawang yang mencapai
63 987 300 m
2
, sedangkan jumlah petak pembesaran terbanyak berada di Kabupaten Subang yakni sebanyak 117 053 unit. Pada perikanan budidaya
air tawar jenis kolam, sawah dan KAD menggunakan petak
61 penggelondongan maupun pembesaran, sedangkan pada jenis KJA hanya
menggunakan pembesaran. Pemanfaatan terbesar petak penggelondongan pada perikanan budidaya air tawar di Provinsi Jawa Barat secara
berurutan adalah budidaya ikan air tawar dengan media sawah, kolam, dan yang terakhir adalah K A D . Sedangkan berdasarkan jumlah
petaknya, yang terbanyak adalah pada jenis kolam, diikuti sawah dan K A D . Untuk petak pembesaran, jenis budidaya ikan air tawar di sawah
memiliki areal pembesaran yang lebih luas dibandingkan budidaya ikan air tawar di kolam, KAD dan K J A . Sedangkan berdasarkan jumlah
petaknya, pada budidaya ikan air tawar dengan media kolam memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan budidaya ikan dengan media
sawah, KAD dan KJA.
Kegiatan pembenihan ikan di Provinsi Jawa Barat meliputi ikan Mas, Patin, Gurame, Nila, Lele, Bawal air tawar, Bandeng, udang Windu,
udang Vaname, Rumput Laut, dan ikan lainya. Lembaga pembenihan ikan yang terdapat di wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi 2 U nit Pelaksana
Teknis UPT dan 16 Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD. UPT pembenihan ikan air tawar terdapat di Kota Sukabumi yaitu
BBPBAT Sukabumi, dan UPT pembenihan ikan air payau berada di Kabupaten Karawang. Adapun
unit UPTD Provinsi Jawa Barat tersebar di 13 wilayah kabupatenkota yaitu: Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Ciamis. Kegiatan usaha pembenihan yang dilakukan dalam skala rakyat juga
banyak terdapat di wilayah Provinsi Jawa Barat. Jumlah U saha Pembenihan Rakyat UPR y a n g tercatat sebanyak 3 706 unit. Namun demikian
seluruh unit UPR di Provinsi Jawa Barat masih belum tersertifikasi. Kegiatan
usaha pembenihan
yang banyak
dilakukan oleh
petanipembudidaya ikan di wilayah Kabupaten Bogor meliputi jenis benih ikan Patin, Lele, Bawal air tawar, Mas, dan Gurame. Di Kabupaten Cianjur
banyak dilakukan kegiatan pembenihan dan pendederan ikan M as dan ikan Bawal air tawar. Di wilayah Kabupaten Indramayu banyak terdapat
aktivitas pembenihan ikan Lele. Produksi benih ikan Nila banyak dihasilkan di wilayah Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang.
Kegiatan pembenihan dan pendederan i kan Bandeng banyak terdapat di wilayah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.