Uji Koefisien Determinasi R-Squared dan Adjusted R-Squared
37 Elastisitas penawaran,
Menurut Mankiw 2012, elastisitas harga dari penawaran adalah mengukur berapa besar perubahan jumlah penawaran barang ketika terjadi
perubahan harga. Perhitungan elastisitas penawaran dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut McEachern 2001: Elastisitas penawaran = persentase perubahan barang yang ditawarkan
persentase perubahan harga Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu: sifat
perubahan ongkos produksi dan jangka waktu McEachern 2001. Ada lima jenis elastisitas penawaran, yaitu McEachern 2001:
a. Elastis sempurna, Suatu penawaran dikatakan elastis sempurna jika elastisitasnya adalah sama
dengan tak terhingga, merupakan gambaran bahwa para penjual hanya mau menjual semua barang pada harga tertentu saja dan tidak akan menjual
barang tersebut pada harga lain.
b. Elastis, Suatu penawaran dikatakan elastis jika elastisitasnya lebih besar dari satu,
elastis penawaran bisa dikatakan elastis jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih dari persentase perubahan harga barang.
c. Elastis uniter, Suatu penawaran dikatakan elastis uniter jika elastisitasnya sama dengan
satu, elastisitas penawaran dimana persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga barang.
d. Inelastis, Suatu penawaran dapat dikatakan inelastis jika elastisitasnya kurang dari
satu, elastisitas penawaran dapat dikatakan inelastis jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil dari persentase
perubahan harga barang.
e. Inelastis sempurna, Suatu penawaran dapat dikatakan inelastis sempurna jika elastisitasnya
adalah sama dengan nol, adalah elastis yang bernilai nol, artinya berapa pun harga yang ditawarkan, jumlah yang ditawarkan hanya tertentu.
Analisis Deskriptif
Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. Tujuan utama dalam menggunakan metode
ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala
tertentu Nasir 2003. Dalam penelitian ini analisis deskriptif yang digunakan bersifat eksploratif dengan tujuan untuk menggambarkan permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan subsektor perikanan, serta merumuskan strategi pengembangan subsektor perikanan di Provinsi Jawa Barat.
38
4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Karakteristik Wilayah Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Barat terletak di antara 5°50’-7°50’ LS dan 104°48’-108°48’
BT. Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi kedalam 27 kabupatenkota, meliputi 18 kabupaten dan 9 kota Lampiran 2 serta terdiri
dari 626 kecamatan, 641 kelurahan, dan 5 321 desa. Secara administrasi batas wilayah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta
Timur : Provinsi Jawa Tengah Selatan : Samudera Hindia
Barat : Provinsi Banten
Provinsi Jawa Barat memiliki daratan seluas 3 709 528.44 ha Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRWP 2009-2029,
dimana sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut memiliki wilayah pesisir dan laut sepanjang 12 mil dari garis pantai seluas
18 153 km
2
dari wilayah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil
pembakuan nama-nama pulau di Indonesia, Provinsi Jawa Barat memiliki 19 pulau-pulau kecil yang tersebar di Kabupaten Sukabumi
5 pulau, Kabupaten Tasikmalaya 2 pulau, Kabupaten Indramayu 3 pulau, Kabupaten Garut 2 pulau, dan Kabupaten Pangandaran
7 Pulau.
Berdasarkan peta rupa bumi, daratan Jawa Barat dibedakan atas 3 wilayah. Pertama, wilayah dataran dengan ketinggian 0-10 m di atas
permukaan laut dpl seluas 54.03 persen dari luas wilayah Jawa Barat, terletak di wilayah bagian utara; Kedua, wilayah lereng perbukitan
antara 10-1 500 m dpl seluas 36.48 persen terletak di bagian tengah; ketiga
, wilayah pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1 500 m dpl seluas 9.5 persen terletak di bagian wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Provinsi Jawa Barat memiliki iklim tropis tropis, dengan suhu rata-rata antara 17.4-30.7oC, dan kelembaban udara antara 73-84 persen. Suhu terendah
tercatat 9oC yaitu di puncak Gunung Pangrango dan suhu tertinggi tercatat 34oC di daerah pantai utara. Curah hujan rata-rata tahunan di Provinsi Jawa
Barat mencapai 2 000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan bisa mencapai 3 000 sampai 5 000 mm per tahun.
Ciri utama daratan Provinsi Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api aktif dan tidak aktif yang membentang dari ujung utara
Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari
1 500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 hingga 1 500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian
0.10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.