48
4.4 Analisis Hasil Perhitungan
4.4.1 Perhitungan Perancangan Proses
4.4.1.1 Penyisihan BOD Biological Oxygen Demand
Pada proses penyisihan BOD ini, tahapan perhitungan yang akan dilakukan yaitu : 1. Penentuan data karakteristik air limbah influent. Data karakteristik air limbah yang
digunakan diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara I PTPN-I Pabrik Kelapa Sawit dan Inti Sawit, Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam. Tabel 3
menunjukkan karakteristik air limbah. 2. Menghitung penyisihan BOD dan TSS pada proses sedimentasi.
3. Menentukan kebutuhan efluen. 4. Pemilihan nilai safety factor nitrifikasi yang sesuai dengan perancangan SRT waktu
proses keseluruhan berdasarkan nilai rata-rata atau nilai maksimum total nitrogen. Rentang nilai safety factor adalah 1.3
– 2.0. 5. Pemilihan konsentrasi DO minimum untuk tangki aerasi. Nilai yang disarankan untuk
konsentrasi DO minimum pada proses nitrifikasi adalah 2.0mgL. 6. Menentukan nilai pertumbuhan spesifik maksimum µ
m
pada nitrifikasi berdasarkan suhu tangki aerasi dan konsentrasi DO serta menentukan K
n.
7. Menentukan nilai standar pertumbuhan spesifik µ dan SRT pada saat pertumbuhan tersebut untuk mengetahui konsentrasi NH
4
-N pada efluen penyisihan BOD-nitrifikasi. 8. Menentukan nilai standar pertumbuhan spesifik µ dan SRT.
9. Memperoleh hasil perancangan SRT dengan menggunakan safety factor. 10. Menghitung produksi biomassa.
11. Melakukan perhitungan kesetimbangan nitrogen untuk penentuan NO
x
, konsentrasi NH
4
-N yang teroksidasi penyisihan BOD-nitrifikasi. 12. Menghitung massa VSS dan massa TSS pada instalasi aerasi.
13. Menghitung konsentrasi MLSS dan menentukan volume tangki aerasi. 14. Perhitungan produksi lumpur keseluruhan dan yield.
15. Menghitung permintaan oksigen yang dibutuhkan. 16. Perancangan clarifier sekunder.
17. Perancangan sistem transfer oksigen pada proses aerasi. 18. Pengumpulan data-data hasil perhitungan efluen.
19. Pengumpulan hasil perhitungan ke dalam Tabel. Kondisi perancangan dan asumsi yang digunakan yaitu :
1. Penyebaran gelembung halus dengan efisiensi transfer air aerasi O
2
= 35. 2. Kedalaman cairan pada tangki aerasi = 4.9 m.
3. The point of air release untuk penyebaran adalah 0.5 m di atas tangki bawah. 4. DO pada tempat aerasi = 2.0 gm
3
. 5. Kedalaman yaitu 500m tekanan = 95.6 kPa.
6. Faktor α aerasi = 0.50 untuk proses penyisihan BOD dan 0.65 untuk proses nitrifikasi ;
a. Β = 0.95 untuk kedua kondisi, dan
b. Faktor penyebaran F=0.90. 7. Menggunakan koefisien kinetik berdasarkan Tabel 4 dan 5.
8. SRT untuk penyisihan BOD = 5d. 9. Desain konsentrasi MLSS X
TSS
= 3000 gm
3
. 10. Puncak atau rata-rata faktor keamanan TKN FS = 1.5.
49
Tabel 3. Nilai karakteristik air limbah PTPN I Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang. No
Parameter Asal Limbah
St. Rebusan St. Klarifikasi
Fat pit 1
pH 4.0-4.5
4.3 4.3
2 TSS
6000-35000 45000
24750 3
Oil 1100-6000
10000 8000
4 BOD
5000-20000 28500
22850 5
COD 10000-45000
55000 45250
6 Total N
60-590 -
280 7
Total P 42-320
950 220
Tabel 4. Koefisien kinetik lumpur aktif untuk bakteri heterotrofik pada suhu 20 CMetcalf and
Eddy,2003. Koefisien
Unit Rentang
µ
m
g VSSg VSS.d 3.0-13.2
K
s
g bCODm
3
5.0-40.0 Y
g VSSg bCOD 0.30-0.50
K
d
g VSSg VSS.d 0.06-0.20
f
d
0.08-0.20 ϴ values
µ
m
1.03-1.08 K
d
1.03-1.08 K
s
1.00 Tabel 5. Koefisien kinetik lumpur aktif proses nitrifikasi pada suhu 20
C Metcalf and Eddy,2003.
Koefisien Unit
Rentang µ
mn
g VSSg VSS.d 0.20-0.90
K
n
g NH
4
- Nm
3
0.5-10 Y
n
g VSSg NH
4
- N 0.10-0.15
K
dn
g VSSg VSS.d 0.05-0.15
K
o
gm
3
0.40-0.60 ϴ values
µ
n
1.06-1.123 K
n
1.03-1.123 K
dn
1.03-1.08 Parameter karakteristik air limbah yang digunakan sebagai contoh perhitungan
yaitu karakteristik air limbah pada stasiun perebusan. Nama karakteristik air limbah disajikan pada lampiran 1. Tabel 6 menunjukkan nilai karakteristik air limbah yang
digunakan.
50
Tabel 6. Karakteristik air limbah pada stasiun perebusan PTPN I Tanjung Seumantoh, Aceh Tamiang.
Unsur konsentrasi mgL
BOD 20000
sBOD 10000
COD 45000
sCOD 22500
rbCOD 11250
TSS 45000
VSS 34615
TKN 70
NH4-N 50
TP 42
Alkalinitas CaCO3 140
Dari parameter-parameter diatas, maka proses perhitungan dapat dilakukan sehingga hasil yang diperoleh berdasarkan karakteristik air limbah yang masuk
ditunjukkan pada Tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7. Hasil perhitungan penyisihan BOD dan penyisihan BOD-nitrifikasi.
No. Perhitungan
Hasil perhitungan BOD
removal only Hasil perhitungan
BOD-nitrifikasi removal
1 Sendimentasi primer
a. Penyisihan BOD Persamaan 68
37.07 37.07
b. Penyisihan TSS Persamaan 68
59.15 59.15
2 Evaluasi karakteristik air limbah
mgL mgL
a. bCOD Persamaan 1 32000
32000 b. nbCOD Persamaan 2
13000 13000
c. sCODe Persamaan 3 6500
6500 d. nbVSS Persamaan 4
9999 9999
e. Inert TSS Persamaan 5
10385 10385
3 Tangki aerasi
a. volume Persamaan 15 5000 m
3
12710 m
3
51
Tabel 7. Hasil perhitungan penyisihan BOD dan penyisihan BOD-nitrifikasi Lanjutan.
No. Perhitungan
Hasil perhitungan
penyisihan BOD Hasil
perhitungan penyisihan BOD-
nitrifikasi
b. Produksi biomassa Persamaan 6
9483 Kgday 6166.21 Kghari
c. Produksi lumpur Persamaan 12
31541.78 Kghari 27539.25 Kghari
d. SRT Solids retention time 5 hari
12.71 hari e. Suhu aerasi
12 C
12 C
f. Konsentrasi MLVSS mixed
liquor volatile suspended solids Persamaan 18
1853.09 mgL 4.84 mgL
g. Kebutuhan oksigen Persamaan 24
772.16 Kgjam 13467.25 Kgjam
4 Beban Pemeriksaan
a. Rasio FM food to microorganism
Persamaan 19 0.21 gg hari
0.52 gg hari
b. BOD volumetric loading Persamaan 20
0.38 kgm
3
hari 0.52 kgm
3
hari 5
Efluen a. Substrat efluen bCOD
Persamaan 7 1.80 mgL
1.00 mgL b. BOD efluen
- 9.99 mgL
6 Laju alir
m
3
hari m
3
hari a. Laju alir efluen Qe
Persamaan 70 625.00
625.00 b. Laju alir lumpur yang dibuang
Qw Persamaan 69 375.00
375.00 c. Laju alir lumpur yang diproses
kembali Qr Persamaan 71 600.00
600.00 7
Clarifier sekunder a. Volume tangki
Persamaan 59 333.3 m
3
400 m
3
b. Luas permukaan Persamaan 62
72.73 m
2
72.73 m
2
c. Diameter Persamaan 58 9.63 m
9.63 m d. Solids loading rate
Persamaan 61 66000 Kgm
2
jam 66000 Kgm
2
jam
52
4.4.1.2 Penyisihan Nitrogen
Tahapan perhitungan yang akan digunakan dalam perancangan proses peniyisihan nitrogen ini yaitu sebagai berikut :
1. Membangun laju alir dan karakteristik, termasuk konsentrasi rbCOD dan kandungan pada efluen.
2. Penentuan konsentrasi biomassa dalam MLSS dari proses nitrifikasi. 3. Penentuan rasio IR internal recycle, menggunakan nilai NO
x
yang dihitung sesuai langkah 12 penyisihan BOD-nitrifikasi.
4. Menghitung jumlah nitrat pada tangki anoksik. Perancangan didasarkan pada asumsi bahwa pada dasarnya semua nitrat pada zona anoksik akan menurun. Konsentrasi
terendah nitrat yaitu 0.1 sampai 0.3 mgL yang tersisa bergantung pada proses yang terjadi, karena nitrat membatasi reaksi denitrifikasi pada konsentrasi yang rendah.
5. Menghitung nilai FM
b
berdasarkan konsentrasi biomassa untuk menentukan MLSS dalam proses nitrifikasi.
6. Menggunakan grafik nilai SDNR specific denitrification rate yang ditunjukkan pada Gambar 27, kemudian mencocokkan suhu dan IR untuk memperoleh SDNR
b
pada tempat anoksik. 7. Mengulang tahapan perancangan zona anoksik sebagai langkah penting untuk
memperolah perancangan yang diinginkan. 8. Perhitungan permintaan oksigen.
9. Perancangan terhadap clarifier sekunder. 10. Merangkum semua hasil kualitas effluen keseluruhan.
11. Penulisan ke dalam Tabel.
53
Gambar 27. Plot nilai spesifik denitrificasi SDNR berdasarkan konsentrasi biomassa pada suhu 20
C dan rasio FM
b
food to biomass untuk varian persentase nilai relatif rbCOD menjadi bCOD pada air limbah influen Metcalf and Eddy,2003.
Pada proses ini, karakteristik air limbah dan koefisien yang digunakan untuk perhitungan ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 8 .
Tabel 8. Nilai koefisien biokinetik untuk kurva perancangan SDNR
b
Metcalf and Eddy,2003. Parameter koefisien kinetik
Unit Nilai
Yield, Y g VSSg COD
0.4 Endogenous decay, k
d
g VSSg biomassa.hari 0.15
Cell debris, f
d
g VSSg VSS 0.10
Maximum specific growth rate, µ
m
g VSSg VSS.hari 3.2
Half-velocity,K
s
gm
3
9.0 Particulate hydrolysis maximum specific
rate constant, K
h
g VSSg biomassa.hari 2.8
Hydrolysis half-velocity constant, K
x
g VSSg VSS 0.15
COD of biomass g CODg VSS
1.42 Fraction of denitrifying bacteria, η
g VSSg VSS 0.50
rasio rbCODbCOD
54
Asumsi yang digunakan yaitu : Konsentrasi nitrat dalam RAS = 6 gm
3
. Menggunakan koefisien yang sama seperti perancangan proses BOD-nitrifikasi.
Mencampur energi pada reaktor anoksik = 10 kW10
3
m
3
. Dari parameter-parameter diatas, maka perhitungan dapat dilakukan sehingga hasil
yang diperoleh berdasarkan karakteristik air limbah yang masuk ditunjukkan pada Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil perhitungan penyisihan nitrogen proses lumpur aktif.
No. Perhitungan
Hasil perhitungan penyisihan nitrogen
1 Primary sedimentation
a. BOD removal Persamaan 68 37.07
b. TSS removal Persamaan 68 59.15
2 Tangki aerasi
a. Volume Persamaan 15 5000 m
3
b. Produksi biomassa Persamaan 72
8898.19 Kgday c. Produksi lumpur Persamaan 12
30853.35 Kghari d. Waktu proses keseluruhan
5 hari e. Suhu aerasi
12 C
f. Kebutuhan oksigen
Persamaan 86 709.24 Kgjam
g. Rasio recycle internal Persamaan 73
3.07 3
Tangki anoksik a. Laju alir tangki Persamaan 74
3670.00 m
3
hari b.
Konsentrasi nitrat NO
x,feed
Persamaan 74 22020 ghari
c. Waktu tunda padatan 2 hari
d. Volume Persamaan 76 2000 m
3
e. NO
3
-N yang tereduksi Persamaan 84
5072485.67 gday f.
Energi proses pencampuran Persamaan 87
20 kW 4
Loading a. Rasio FM food to
microorganism Persamaan 77 1.80 gg hari
5 Efluen
a. efluen bCOD Persamaan 39 1.80 mgL
b. Nitrat efluen 6 mgL
6 Laju alir
m
3
hari a. Laju alir efluen Qe
Persamaan 70 625.00
55
Tabel 9. Hasil perhitungan penyisihan nitrogen proses lumpur aktif Lanjutan.
No. Perhitungan
Hasil perhitungan penyisihan nitrogen
b. Laju alir lumpur yang dibuang Qw Persamaan 69
375.00 c. Laju alir lumpur yang diproses
kembali return activated sludge Qr Persamaan 71
600.00
7 Clarifier Sekunder
a. Volume tangki Persamaan 59 400 m
3
b. Luas permukaan Persamaan 62 72.73 m
2
c. Diameter Persamaan 58 9.63 m
d. Solids loading rate Persamaan 61
66000 Kgm
2
jam
4.4.1.3 Penyisihan Fosfor
Pada proses ini, karakteristik air limbah yang digunakan untuk contoh perhitungan ditunjukkan pada Tabel 6 yaitu karakteristik air limbah pada stasiun
perebusan. Asumsi yang digunakan yaitu :
- 10 g rbCODg P dihilangkan oleh pada saat penyisihan fosfor.
- Perbandingan rbCODnitrat = 6.6 g rbCODg NO
3
-N. -
Kandungan fosfor pada biomassa heterotrofik = 0.015 g Pg biomassa. Perbandingan bCODBOD = 1.6 ,
NOx ≈ 0.80 TKN. -
Menggunakan koefisien dari Tabel 4 dan Tabel 5. Dari parameter-parameter diatas, maka proses perhitungan dapat dilakukan
sehingga hasil yang diperoleh berdasarkan karakteristik air limbah yang masuk ditunjukkan pada Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Hasil perhitungan penyisihan fosfor proses lumpur aktif.
No. Perhitungan
Hasil perhitungan penyisihan fosfor
1 Primary sedimentation
a. Penyisihan BOD Persamaan 68 37.07
b. Penyisihan TSS Persamaan 68 59.15
2 rbCOD readily biodegradable COD
a. rbCOD yang diperlukan untuk penyisihan fosfor Persamaan 89
11236.80 mgL 3
Tangki proses a. Volume tangki aerobik Persamaan 15
5000 m
3
tangki anoksik Persamaan 76 700 m
3
tangki anaerobik 500 m
3
b. Produksi lumpur Persamaan 95 29629.64 Kghari
56
Tabel 10. Hasil perhitungan penyisihan fosfor proses lumpur aktif Lanjutan.
No. Perhitungan
Hasil perhitungan fosfor removal
c. Produksi biomassa Persamaan 91 8004351.11 ghari
d. Fosfor yang tersisih Persamaan 93 1123.68 mg fosforL
e. Kestembangan nitrat Persamaan 88 2 mg nitratL
f. SRT Solids retention time
5 hari g. Suhu aerasi
12 C
4 Waste sludge
a. Persentase kandungan fosfor Persamaan 97
41.98 5
Efluen a. Efluen substrat bCOD
Persamaan 39 1.80 mgL
b. Efluen nitrat 6.22 mgL
c. Efluen fosfor Persamaan 93 0 mgL
6 Laju alir
m
3
hari a. Laju alir efluen Qe Persamaan 70
625.00 b. Laju alir lumpur yang dibuang Qw
Persamaan 69 375.00
c. Laju alir lumpur yang diproses kembali return activated sludge Qr
Persamaan 71 600.00
7 Clarifier sekunder
a. Volume tangki Persamaan 59 400 m
3
b. Luas permukaan Persamaan 62 72.73 m
2
c. Diameter Persamaan 58 9.63 m
d. Solids loading rate Persamaan 61 66000 Kgm
2
jam
4.4.2 Perhitungan Simulasi
Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya state of affairs. Simulasi yang dilakukan terhadap perhitungan model proses
lumpur aktif bertujuan untuk melihat perubahan yang ditimbulkan apabila terdapat nilai yang diubah variabelnya. Nilai-nilai yang akan disimulasikan yaitu waktu proses keseluruhan
Solids retention time, laju alir lumpur yang dibuang excess sludge, konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam proses Return activated sludge, dan nilai laju alir lumpur yang
diproses kembali Return activated sludge. Hasil perhitungan dilakukan menggunakan rumus yang sama seperti perhitungan perancangan proses. Nilai karaktersitik air limbah yang
digunakan untuk perhitungan adalah karakteristik air limbah pabrik kelapa sawit pada stasiun perebusan yang ditunjukkan pada Tabel 6. Kondisi proses yang digunakan untuk contoh
perhitungan simuilasi yaitu pada perhitungan penyisihan BOD saja tanpa nitrifikasi. Hal ini dikarenakan, perhitungan simulasi pada setiap perhitungan proses menghasilkan kesimpulan
yang sama.
57
4.4.2.1 Simulasi nilai waktu proses keseluruhan Solids retention time