10
3.2 Studi Literatur
Studi literatur atau studi pustaka yang dilakukan berkaitan dengan konsep permodelan. Kajian dapat dilakukan melalui buku-buku terkait, jurnal, artikel-artikel ataupun penelusuran
melalui internet, sehingga memperoleh materi pembahasan yang lebih luas. Tahapan metode yang digunakan dalam pengembangan model dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.
START
Studi Literatur
Output : Model Proses
Activated Sludge
Analisis dan Desain Model
Output: 1. System Description.
2. System Requirements. 3. UML Unified Modeling
Language
Implementasi Model
Output: 1. Power Designer 15.3
2.Delphi 7.0 3.MySQL ODBC
Verifikasi Perhitungan dan
Perangkat Lunak END
NO YES
Analisis Hasil Perhitungan
Gambar 6. Metode pengembangan model proses lumpur aktif. Perumusan digunakan untuk memudahkan pada perhitungan kondisi proses yang
sebenarnya. Model matematik yang dibangun untuk proses secara keseluruhan adalah sebagai
11
berikut dengan beberapa perhitungan yang digunakan, unit-unit yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Unit-unit dalam perhitungan Metcalf and Eddy,2003. Unit
Keterangan DO
Oksigen terlarut, mgL FM
Rasio food to microorganism K
Nilai maksimum utilisasi substrat,
C k
d
Koefisien endogenous decay, g VSSg VSS hari
k
dn
Koefisien endogenous decay untuk organism nitrifikasi, g
VSSg VSS hari k
T
Koefisien reaction rate at temperature
C K
n
half-velocity constant oxygen inhibition coefficient
K
s
half-velocity constant, half-velocity constant for
nitrated limited reaction, L
org
volumetric organik loading rate µ
Nilai pertumbuhan spesifik, gg.hari
µ
m
Nilai maksimum pertumbuhan spesifik, gg.hari
Nilai pertumbuhan spesifik untuk nitrifikasi gg.hari
Nilai maksimum pertumbuhan spesifik untuk bakteri nitrifikasi.
N Konsentrasi nitrogen , mgL
Rasio substrat-nitrat dengan oksigen sebagai penerima
elektron P
x
Padatan, Kghari Q
Debit laju alir, m
3
hari Q
w
Laju alir sludge yang dibuang, m
3
hari R0
Kebutuhan oksigen, gg.jam rg
Nilai produksi biomassa bersih rsu
Utilisasi soluble substrate S
Substrat effluent, mgL SF
Safety factor S0
Konsentrasi influent, mgL SRT
solids retention time, hari TSS
total suspended solids, mgL hydraulic retention time, hari
Koefisien aktifitas suhu U
Nilai utilisasi substrat V
Volum, m3 VSS
volatile suspended solids, mgL
12
Tabel 1. Unit-unit dalam perhitungan Metcalf and Eddy,2003 lanjutan. X
Konsentrasi biomassa, mgL X
e
Konsentrasi biomassa di influent, mgL
X
R
Konsentrasi sludge yang diproses kembali,
mgL Y
Produksi yield biomassa, g TSSg BOD atau g VSSg BOD
3.2.1 Proses Penyisihan BOD Biological Oxygen Demand
Pada proses ini terdapat dua jenis perhitungan yaitu penyisihan BOD saja dan penyisihan BOD yang di dalamnya terdapat proses nitrifikasi. Perhitungan yang dilakukan
menggunakan koefisien kinetis yang mana berbeda antara proses penyisihan BOD dengan nitrifikasi dan tanpa nitrifikasi. Skema proses penyisihan BOD dapat dilihat pada Gambar 7.
Koefisien kinetik yang digunakan untuk penyisihan BOD tanpa ntrifikasi ditunjukkan pada Tabel 4, sedangkan koefisien kinetis proses nitrifikasi lumpur aktif ditunjukkan pada Tabel 5.
Gambar 7. Skema proses lumpur aktif penyisihan BOD Metcalf and Eddy,2003.
Influent Effluent
Return activated sludge Sludge
Aeration tank Primary
Sedimentation Secondary
clarifier Air
13
Bagian A. Penyisihan BOD saja 1.
Mengidentifikasi karakterisitik air limbah yang dibutuhkan untuk perancangan proses penyisihan BOD
a. Menentukan bCOD menggunakan Persamaan 1 : bCOD = 1.6BOD Persamaan 1
b. Menentukan nbCOD menggunakan Persamaan 2 : nbCOD = COD
– bCOD Persamaan 2 c. Menentukan sCOD effluent dengan asusmsi menjadi nonbiodegradable
menggunakan persaman 3 : sCOD
e
= sCOD – 1.6 sBOD Persamaan 3
d. menghitung nbVSS menggunakan Persamaan 4 : nbVSS = 1-bpCODpCOD VSS Persamaan 4
bpCODpCOD = bCODBODBOD-sBOD COD-sCOD e. menghitung inert TSS dengan Persamaan 5 :
iTSS = TSS – VSS Persamaan 5
2. Perhitungan sistem pertumbuhan tersuspensi untuk penyisihan BOD.
a. Menghitung produksi biomassa menggunakan Persamaan 6:
X, biomassa 3
bagian a bagian b
1 1
bagian c bagian d
1
d d
d d
n dn
QY S S
f k QY S
S SRT P
K SRT k SRT
QY NO Q nbVSS
k SRT
Persamaan 6 Perhitungan yang digunakan adalah bagian a dan bagian b
Menghitung nilai S Efluen substrat jika diketahui Y
k
= µ
m
,dengan Persamaan 7 :
[1 ]
1
s d
d
K k SRT
S SRT
k
Persamaan 7 Nilai µ
m
dan K
d
yang digunakan berdasarkan nilai pada Tabel 4. Diketahui nilai Ks sehingga
20 T
mT m
Persamaan 8
20 T
dT d
k k
Persamaan 9 b. Langkah selanjutnya adalah mensubstitusikan nilai S ke Persamaan 6. Sehingga
didapatkan nilai P
X, VSS.
14
3. Menghitung massa VSS dan massa TSS pada tangki aerasi.
a. Massa = P
X
SRT Menentukan P
X, VSS
dan P
X, TSS
menggunakan Persamaan 10 :
X, VSS 3
bagian a bagian b
1 1
bagian c bagian d
1
d d
d d
n dn
QY S S
f k QY S
S SRT P
K SRT k SRT
QY NO Q nbVSS
k SRT
Persamaan 10
Perhitungan dilakuakan menggunakan bagian a, b, dan d, bagian c=0 karena tidak terdapat nitrifikasi pada proses ini.
Berdasarkan Persamaan diatas maka perhitungan P
X, VSS
ditunjukkan pada Persamaan 11
:
X, VSS X, bio
P P
Q nbVSS
Persamaan 11 Berdasarkan Persamaan dibawah ini
P
x,TSS =
Maka perhitungan P
X, TSS
menggunakan Persamaan 12 :
X, TSS x,VSS
[P 0.85]
449.3 kg d Q TSS
VSS P
Persamaan 12 b. Menghitung massa VSS dan massa TSS yang terdapat di dalam dalam instalasi
aerasi menggunakan rumus : Menghitung massa MLVSS menggunakan Persamaan 13 :
x,VSS
P SRT
VSS
X V
Persamaan 13 Menghitung massa MLSS menggunakan Persamaan 14:
x,TSS
P SRT
TSS
X V
Persamaan 14
15
4. Perhitungan volume tangki aerasi, waktu tinggal padatan detention time, dan
konesentrasi MLVSS Mixed liquor suspended solids.
a. Menentukan volume tangki aerasi menggunakan Persamaan 15:
,
.
x TSS TSS
V V
AtX V
Q SRT
Persamaan 15
b. Menghitung waktu tinggal padatan pada tangki aerasi menggunakan Persamaan 16:
V Q
Persamaan 16 c. Menghitung MLVSS menggunakan persaman 18:
Fraksi VSS
VSS TSS
X V
X V
Persamaan 17
MLVSS
TSS
Fraksi VSS x At X
Persamaan 18
5. Menentukan FM dan pemeriksaan beban BOD
a. Menghitung rasio FM menggunakan Persamaan 19:
F M .
QS KgBOD
XV KgMLVSS hari
Persamaan 19
b. Menghitung beban BOD volumetrik menggunakan Persamaan 20 :
BOD Loading QS
XV
Persamaan 20
6. Menetukan produksi yield berdasarkan TSS dan VSS
a. Observed yield berdasarkan nilai TSS menggunakan Persamaan 21: Observed yield = g TSS g bCOD
Q S S
bCOD removed
Persamaan 21 Maka produksi Yields meggunakan Persamaan 22 :
obs,TSS X, TSS
Y P
Kg TSS Kg bCOD g TSS g bCOD x 1.6 g bCOD g BOD
bCOD removed
Persamaan 22
b. Observed yield berdasarkan nilai VSS menggunakan Persamaan 23:
berdasarkan VSS g TSS g bCOD
fraksiVSS g TSS Observed yield
rasiobCOD BOD
Persamaan 23
16
7. Menghitung permintaan O
2
menggunakan Persamaan 24:
X.bio
R Q S – S – 1.42 P
Persamaan 24
8. Perhitungan laju alir udara proses penyisihan BOD menggunakan Persamaan
25:
, , 20
,20
AOTR SOTR
1.024 F
s T H L
T s
c c
c
Persamaan 25 AOTR = aktual oksigen transfer dibawah kondisi field,
kgO
2
jam SOTR = nilai standar oksigen transfer dalam air pada
suhu 20 C dan 0 oksigen terlarut, kg O
2
jam Menentukan
, rata-rata konsentrasi saturasi oksigen terlarut dalam air bersih pada tangki aerasi pada suhu T dan ketinggian H, menggunakan
hubungan pada Persamaan 26 :
, , , ,
1 2 21
d t
s T H s T H
atm
P O
C C
P
Persamaan 26
Penentuan tekanan relatif pada ketinggian 500m untuk mendapatkan nilai DO yang tepat terhadap ketinggian menggunakan Persamaan 27:
exp
b b
a a
P gM Z
Z P
RT
Persamaan 27 Menghitung tekanan atmosfir dalam m air dengan ketinggian 500 m dan
temperature 12 C menggunakan Persamaan 28:
2 ,
, 3
b a
atm H atm H
P P
P kN m
P kN m
Persamaan 28 Menghitung nilai konsentrasi oksigen dengan mengasumsikan persentase
konsentrasi oksigen yang meninggalkan tangki aerasi yaitu 19. Perhitungan menggunakan Persamaan 29:
. .
, , , ,
,
1 2 21
atm H w Effdepth
t s T H
s T H atm H
P P
O C
C P
Persamaan 29 Menentukan SOTR menggunkan
α= 0.50 dan β = 0.95 dan faktor difusi , F = 0.9. Menggunakan Persamaan 30:
,20 , ,
SOTR AOTR
F
s s T H
L
c c
c
Persamaan 30 Menghitung laju alir udara menggunakan Persamaan 31:
3 3
2
min 60 min
SOTR m
E h KgO
m air
Persamaan 31
17
Bagian B. Penyisihan BOD dan nitrifikasi
Penyelesaian perancangan proses berikut ini pada umumnya sama seperti proses penyisihan BOD tanpa nitrifikasi, hanya saja perhitungan desain SRT harus dilakukan
terlebih dahulu. Skema penyisihan BOD dengan nitrifikasi dapat dilihat pada Gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8. Skema proses penyisihan BOD-nitrifikasi Metcalf and Eddy,2003.
9. perhitungan
pertumbuhan spesifik
µn, untuk
organisme nitrifikasi
menggunakan Persamaan 32:
n n
dn n
µ N DO
µ k
K N
K DO
Persamaan 32
a. menghitung nilai µ
n,m
pada suhu 12 C menggunakan Persamaan 33:
20 , ,
T n m T
m
Persamaan 33 b. menghitung nilai kn pada suhu 12
C menggunakan Persamaan 34:
20 ,
, T
n T n T
k k
Persamaan 34 c. menghitung nilia k
dn
pada suhu 12 C menggunakan Persamaan 35:
20 ,
, T
dn T dn T
k k
Persamaan 35
10. Menghitung nilai theoretical dan nilai perancangan SRT
a. Menghitung nilai teoritis SRT dengan Persamaan 36 :
teori n
SRT 1 µ
Persamaan 36
b. Menghitung nilai SRT untuk perancangan dengan Persamaan 37:
TKN peak TKN SRT
FS teoritikal SRT Safety Factor
average
Persamaan 37
Influent Effluent
Return activated sludge Sludge
Aeration tank Nitrification Primary
Sedimentation Secondary
clarifier Air
18
11. Menentukan produksi biomasa menggunakan Persamaan 38:
X, biomassa
bagian a bagian b
1 1
bagian c 1
d d
d d
n x
dn
QY S S
f k QY S
S SRT P
K SRT k SRT
QY NO k
SRT
Persamaan 38
a. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat pada Persamaan di atas Nilai yang diketahui yaitu Q,Y,S
,kd,µ
m
,Y
n
, k
dn.12 C
menghitung nilai S dengan Persamaan 39:
[1 ]
1
s d
m d
K k SRT
S SRT
k
Persamaan 39
b. Mensubstitusikan nilai di atas ke dalam Persamaan untuk menghitung nilai P
x, bio
12. Menghitung jumlah nitrogen yang teroksidasi ke nitrat menggunakan
Persamaan 40:
x e
x, bio
NO TKN – N – 0.12 P
Q
Persamaan 40
13. Menentukan konsentrasi dan massa dari VSS dan TSS di dalam tangki aerator.
Mass = PxSRT a. Menghitung konsentrasi VSS dan TSS di dalam aerator basin.
P
x,VSS
; menggunakan Persamaan 41:
X, VSS X, bio
P P
Q nbVSS
Persamaan 41 Menghitung massa VSS dan TSS dalam aerator basin
Massa MLVSS menggunakan Persamaan 42:
x,VSS
P SRT
VSS
X V
Persamaan 42 Massa MLSS menggunakan Persamaan 43:
TSS x,TSS
X V
P SRT
Persamaan 43
14. Perhitungan konsentrasi massa MLSS dan penentuan volume tangki aerasi
sertas detetntion time menggunakan perhitungan massa TSS
a. Menghitung volume tangki aerasi Jika diketahui nilai V X
TSS
dan At MLSS, maka perhitungan yang dilakukan menggunakan Persamaan 44:
V .
Q SRT
Persamaan 44
b. Menghitung waktu tinggal padatan pada tangki aerasi menggunakan Persamaan 45:
V Q
Persamaan 45
19
c. Menghitung MLVSS menggunakan Persamaan 46:
Fraksi VSS MLVSS
VSS TSS
VSS TSS
X V
X V
X V
X V
Persamaan 46
15. Menentukan FM dan BOD volumetric loading
a. Menghitung FM menggunakan Persamaan 47:
F M .
QS gBOD
XV gMLVSS hari
Persamaan 47
b. Menghitung volumetric BOD loading menggunakan Persamaan 48:
3
BOD Loading .
QS kgBOD
XV m hari
Persamaan 48
16. Menentukan nilai observed yield berdasarkan nilai TSS dan VSS
Observed yield = g TSS g bCOD dan diketahui nilai P
x,TSS
, perhitungan menggunakan Persamaan 49:
Q S S
bCOD removed
Persamaan 49 a. Observed yield berdasarkan TSS menggunakan Persamaan 50:
obs,TSS X, TSS
Y P
Kg TSS Kg bCOD g TSS g bCOD x 1.6 g bCOD g BOD
bCOD removed
Persamaan 50
b. Observed yield berdasarkan nilai VSS menggunakan Persamaan 51:
berdasarkan VSS g TSS g bCOD
fraksiVSS g TSS Observed yield
rasiobCOD BOD
Persamaan 51 17.
Menghitung permintaan O
2
menggunakan Persamaan 52:
X.bio x
R Q S – S – 1.42 P
4.33 Q NO
Persamaan 52
18. Perhitungan gelembung aerasi dan penentuan laju alir udara pada lajualir rata-
rata.
Prosedur tahapan ini sama seperti tahapan no.8 a. Menentukan SOTR menggunakan Persamaan 53:
,20 , ,
SOTR AOTR
F
s s T H
L
c c
c
Persamaan 53
20
b. Menghitung laju alir udara menggunakan Persamaan 54:
3 3
2
min 60 min
SOTR m
E h KgO
m air
Persamaan 54
19. Estimasi BOD pada efluen penyisihan BOD dengan nitrifikasi menggunakan
Persamaan 55:
3
0.85 ,
1.42 gBOD
gVSS BODe
sBOD TSS g m
gVSS gTSS
Persamaan 55
20. Perancangan clarifier sekunder untuk kedua proses yaitu dengan nitrifikasi dan
tanpa nitrifikasi.
a. Pendefenisian rasio lumpur yang diproses kembali menggunakan Persamaan 56: ; dengan asumsi massa lumpur adalah signifikan
= Laju alir lumpur yang diproses kembali , m
3
d = konsentrasi lumpur yang diproses kembali, mgL
Recycle Activated sludge = Sehingga ,
, dan
r
X R
X X
Persamaan 56 b. Menghitung ukuran dari clarifier.
Dengan menggunakan Persamaan diatas, dan diketahui nilai , maka
perhitungan nilai R dapat dilakukan, serta area menggunakan Persamaan 57.
Luas area lim
asumsi nilai Debit
bah hydraulic application rate
Persamaan 57
4 3.14
Diameter area
Persamaan 58
. Volume
Q HRT
Persamaan 59 HRT = Hydraulic retention time
2
1 4
2 V
Tinggi D
Persamaan 60
c. Cek solids loading Sloids Loading Rate SLR
1 R Q MLSS
Q Qr MLSS A
A
Persamaan 61 Dimana A = Luas permukaan, m
2 2
4
clarifier
A Diameter
jumlah
Persamaan 62
21
21. Menghitung persentase penyisihan BOD dan TSS pada proses sedimentasi
primer.
Perhitungan luas permukaan tangki menggunakan Persamaan 63.
Q A
OR
Persamaan 63
OR = Overflow rate. Q = Debit air limbah yang masuk.
Perhitungan volume tangki menggunakan Persamaan 64.
tan gki
A Tinggi
lebar
Persamaan 64
. .
V Lebar tinggi kedalaman
Persamaan 65
Perhitungan overflowrate rata-rata untuk perancangan Persamaan 66.
. Q
Q A
tinggi lebar
Persamaan 66
Pernentuan detention time Persamaan 67.
.tan Volume
gki dt
Q
Persamaan 67 Perhitungan penyisihan BOD dan TSS menggunakan Persamaan 68.
dt a b dt
Persamaan 68
a dan b merupakan konstanta yang memiliki nilai yang berbeda pada perhitungan penyisihan BOD dan TSS. Nilai a dan b dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah
ini. Tabel 2. Koefisien a dan b untuk perhitungan pada proses sedimentasi primer.
Perhitungan a
b Penyisihan BOD
0.018 0.02
Penyisihan TSS 0.0075
0.014
22. Perhitungan laju alir limbah efluen, lumpur yag dibuang, dan lumpur yang
akan diproses kembali.
Perhitungan laju lumpur yang menjadi limbah menggunakan Persamaan 69.
w R
VX Q
X SRT
Persamaan 69 X = Konsentrasi MLSS
Xr = Konsentrasi lumpur yang dibuang
22
Perhitungan laju limbah efluen menggunakan Persamaan 70.
e W
Q Q Q
Persamaan 70 Perhitungan laju lumpur aktif yang diproses kembali menggunakan Persamaan 71.
R R
XQ Q
X X
Persamaan 71
3.2.2 Proses Penyisihan Nitrogen Secara Biologis Nitrifikasi dan denitrifikasi
Proses penyisihan nitrogen secara biologis meliputi sebuah zona aerobik yang mana tempat nitrifikasi terjadi. Tipe dari pertumbuhan padatan tersuspensi pada proses peniyisihan
nitrogen secara biologis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu single-sludge dan two-sludge. Pada single-sludge, pemisahan yang terjadi hanya sekali. Pada sistem two-sludge, sistem
terdiri dari sebuah proses aerobik untuk nitrifikasi dan proses anoksik untuk denitrifikasi. Skema proses penyisihan nitrogen dapat dilihat pada Gambar 8. Perhitungan yang digunakan
menggunakan metode single sludge. Koefisien biokinetik yang digunakan pada simulasi model kurva SDNR
b
ditunjukkan pada Tabel 6.
Return activated sludge Influent
Effluent Aerobic
nitrification Anoxic
Nitrate feed
Sludge Secondary
clarifier
Gambar 9. Skema proses lumpur aktif penyisihan nitrogen Metcalf and Eddy,2003.
3.2.2.1 Perancangan proses Anoksik Aerobik
1. Menentukan konsentrasi biomassa aktif dan mensubstitusikan VQ terhadap τ
detention time. Perhitungan menggunakan persamaan 72.
b
X 1
d
Y S S
Q SRT V
k SRT
Persamaan 72 Dimana S
- S ≈ S
2. Menentukan rasio internal recycle menggunakan Persamaan 73.
3
1.0
e
NO IR
R N
Persamaan 73
23
3. Menentukan jumlah NO
3
-N pada tangki aerasi menggunakan Persamaan 74.
3 x
3 aerator
Laju alir ke tangki anoksik IR Q
RQ NO , feed
laju alir ke tangki anoksik NO -N ,g m
Persamaan 74
4. Menentukan volume kondisi anoksik menggunakan Persamaan 75.
Prakiraan Detention time = 2.5 H
det
, 24
ention
t hari
jam hari
Persamaan 75 Maka volumenya dihitung menggunakan Persamaan 76:
nox
V x Q
Persamaan 76
5. Menentukan rasio FM
b
Persamaan 77.
b nox
b
QS F M
V X
Persamaan 77
6. Menentukan SDNRspecific denitrification rate
Untuk menghitung nilai SDNR maka harus diketahui nilai SDNR berdasarkan nilai grafik yang ditentukan dari nilai fraksi rbCOD. Perhitungan dilakukan menggunakan Persamaan
78.
Fraksi rbCOD rbCOD bCod
Persamaan 78 Perhitungan nilai SDNR pada suhu tertentu menggunakan Persamaan 79.
20 20
T T
SDNR SDNR
Persamaan 79 Dimana
= koefisien temperature = suhu,
C
7. Menentukan jumlah NO
3
-N yang dapat tereduksi
a. Cek nilai NO
r
berdasarkan nilai τ. Perhitungan menggunakan Persamaan 80.
r nox
NO V
SDNR MLVSS, biomassa
Persamaan 80 Lalu melakukan perbandingkan nilai NO
r
dengan NO
x
,feed, b.
Evaluasi nilai baru dari τ detention time Jika nilai SDNR lebih tinggi daripada rasio FM untuk reaktor yang lebih kecil, maka
waktu tunda padatan dapat dievaluasi dengan mencoba nilai baru.
nox
V h 24 h d
x influent folwrate
Persamaan 81
b nox
b
QS F M
V X
Persamaan 82 c. Menentukan nilai SDNR baru
20 20
T T
SDNR SDNR
Persamaan 83
24
d. Menentukan jumlah nitrat yang dapat tereduksi menggunakan Persamaan 84. NO
r =
V
nox
SDNR MLVSS,biomassa
r x
Rasio kapasitas NO NO , feed
Persamaan 84
Jika nilai =1 maka nilai detention time diterima e. Menyetarakan hasil nilai SDNR berdasarkan nilai MLSS menggunakan Persamaan 85.
b r
SDNR MLSS
SDNR X X
Persamaan 85 Nilai perhitungan berkisar antar 0.04 sampai 0.42 gg.d.
8. Langkah berikutnya adalah tahapan nitrifikasi dan penentuan kebutuhan oksigen.
Diketahui R tanpa denitrifikasi = lihat nilai yang didapat pada no.17 proses penyisihan
BOD. Jumlah oksigen yang disuplai oleh proses reduksi nitrat dihitung menggunakan
Persamaan 86.
2 3
x 2
g O g NO N x NO
konsentrasi nitrat x Q x 0.001 kg g
Kebutuhan O R
Oxygen credit oxygen credit
Persamaan 86
9. penentuan energi proses pencampuran pada zona anoksik
diketahui energi pada pencampuran dan volume, sehingga
power mixing energy x volume
Persamaan 87
3.2.3 Proses Penyisihan Fosfor Secara Biologis
Return activated sludge Influent
Effluent Aerobic
Anaerobic
Sludge Anoxic
Aerobic nitrate recycle
Gambar 10. Skema proses lumpur aktif penyisihan fosfor Metcalf and Eddy,2003.
25
1. Menentukan ketersediaan rbCOD untuk proses penyisihan fosfor menggunakan
kesetimbangan massa pada influent sampai reaktor.
a. Menghitung kesetimbangan massa pada nitrat menggunakan Persamaan 88.
RAS 3
RAS 3
RAS 3
inf RAS
React RAS
3 react
Q NO
N Q
NO N
Q Q NO
N Dimana Q
x Q ; x nilai
NO N
nitrate feed to reactor
Persamaan 88 b. Menentukan rbCOD menggunakan Persamaan 89.
3 3
React P
rbCOD equivalent NO
N rbCOD nitrat
NO N
rbCOD rbCOD
rbCOD equivalent
available for removal
Persamaan 89
2. Penyisihan fosfor dengan mekanisme biologis menggunakan persamaan 90.
10 rbCOD
grbCOD P
Persamaan 90
3. Menentukan penggunaan fosfor pada sintetis biomassa heterotrofik menggunakan
Persamaan 91.
X, biomassa
bagian a bagian c
1 1
n x
d dn
QY S S
QY NO P
K SRT k
SRT
Persamaan 91
used x, bio
P kadar fosfor pada heterotrophic biomass x P
Persamaan 92
4. Menentukan efluen fosfor yang larut menggunakan Persamaan 93.
P tersisih = Penyisihan fosfor secara biologis + P
used
Efluen = nilai fosfor – P yang tersisih
Persamaan 93
5. Menentukan kandungan P pada limbah lumpur menggunakan Persamaan 94.
a. Perhitungan total fosfor pada lumpur
Total P pada lumpur P tersisih
flowrate
Persamaan 94
26
b. Menentukan total produksi lumpur menggunakan persamaan 96. Menggabungkan Persamaan dibawah ini :
X, sludge 3
bagian a bagian b
1 1
bagian c bagian d
1
d d
d d
n dn
QY S S
f k QY S
S SRT P
K SRT k SRT
QY NO Q nbVSS
k SRT
Persamaan 95 dengan
P
x,TSS =
Sehingga menjadi
X, biomassa 3
bagian a bagian b
1 0.85
1 0.85
bagian c bagian d
1 0.85
d d
d d
n dn
QY S S
f k QY S
S SRT P
K SRT k SRT
QY NO Q nbVSS
Q iTSS k
SRT
Persamaan 96
Dan persentase fosfor menggunakan Persamaan 97 :
Pr
sludge sludge
Fosfor Fosfor
oduksi
Persamaan 97
3.3 Analisis Komponen dan Desain Model