Kesimpulan Pemodelan Kuantitatif Berbasis UML (Unified Modeling Language) Proses Lumpur Aktif Untuk Penanganan Limbah Cair Agroindustri.

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perancangan model proses lumpur aktif menggunakan metode pemodelan berbasis objek UML unified modeling language. Perancangan dilakukan dengan cara membuat diagram- diagram pemodelan yang meliputi usecase diagram, activity diagram ,statechart diagram, dan class diagram. Perancangan pemodelan selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang akan menjadi sebuah perangkat lunak aplikatif yang diberi nama activatedsludge.0.1 AS 0.1. Perhitungan proses yang digunakan berdasarkan pemodelan yang telah ada sebelumnya dnegan penambahan pemodelan perhitungan penyisihan BOD. Model proses lumpur aktif yang akan dijadikan perhitungan yaitu penyisihan BOD, penyisihan BOD-nitrifikasi, penyisihan nitrogen, dan penyisihan fosfor. Masing-masing perhitungan menggunakan koefisien yang berbeda. Koefisien tersebut antara lain: koefisien penyisihan BOD dan BOD-nitrifikasi, koefisien nitrifikasi, dan koefisien biokinetik untuk penyisihan nitrogen. Proses perhitungan yang akan dihitung salah satunya adalah proses penyisihan BOD . Data yang digunakan merupakan karakteristik air limbah dari pabrik Industri kelapa sawit PT.Perkebunan Nusantara I, Aceh Tamiang. Debit limbah yang dihasilkan yaitu 1000 m 3 hari. Berdasarkan nilai debit limbah, maka konstruksi proses penyisihan BOD yang tepat untuk volume tangki aerasi yaitu sebesar 5000 m 3 , dengan total produksi lumpur 31541.78 kghari dan oksigen yang dibutuhkan untuk proses sebesar 772 kgjam, untuk kualitas efluen, konsentrasi yang di dapatkan adalah 1.8 mg bCODL dan 9.9 mg BODL. Pada perhitungan simulasi model proses lumpur aktif, simulasi dilakukan terhadap nilai laju alir lumpur yang dibuang Qw, laju alir lumpur yang diproses kembali Qr dan konsentrasi lumpur yang dikembalikan ke dalam proses Xr. Berdasarkan simulasi pada nilai Qw diketahui bahwa, perubahan nilai Qw mempengaruhi perubahan nilai SRT solid retention timewaktu tinggal, perubahan nilai SRT akan mengakibatkan perubahan konsentrasi yang dihasilkan pada effluent Se dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses Ro. Pada simulasi nilai Qr, perubahan nilai Qr mempengaruhi perubahan nilai Xr, perubahan nilai Xr akan mempengaruhi nilai Qw dan nilai laju alir limbah efluen atau keluaran Qe. Pada simulasi nilai Xr, perubahan nilai Xr mempengaruhi nilai Qr,Qw, dan Qe.

5.2 Saran