2.2 Hydroxyapatite HA
Komponen utama penyusun mineral di dalam tulang adalah senyawa kalsium fosfat.
Senyawa kalsium fosfat dalam tulang memiliki dua fase, yaitu fase amorf dan fase
kristal. Salah satu contoh fase kristal senyawa kalsium fosfat yang paling stabil adalah
hydroxyapatite
HA. HA memiliki formula kimia Ca
10
PO
4 6
OH
2
dengan rasio CaP sebesar 1,67. Selain itu, HA memilki struktur
kristal berbentuk hexagonal dengan parameter kisi heksagonal dengan parameter kisi a = b =
9,42 Å dan c = 6,88 Å.
13
Ada beberapa
ion yang
dapat menggantikan ion kisi dari Ca
2+
, PO
4 3-
, ataupun OH
-
dalam struktur HA, diantaranya ion CO
3 2-
, Mg
2+
, Na
+
, Sr
2+
, H
+
, dan F
-
. Kehadiran ion CO
3 2-
dalam struktur HA, dapat menggantikan gugus OH
-
yang akan membentuk apatit karbonat tipe A AKA dan
dapat juga menggantikan gugus PO
4 3-
yang akan membentuk apatit karbonat tipe B
AKB.
13
Selain itu, kehadiran ion CO
3 2-
dapat memperkecil ukuran kristal dan nilai rasio
kalsium dan fosfor. Kehadiran ion Mg
2+
dalam kristal apatit meyebabkan penurunan ukuran kristal tetapi tidak mengubah dimensi
kristal sedangkan kehadiran ion F
-
akan menyebabkan peningkatan ukuran kristal.
14
2.3 X-ray Diffraction XRD
X-ray diffraction
XRD merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui
struktur kristal, perubahan fasa, dan derajat kristalinitas. Metode yang digunakan dalam
XRD berdasarkan difraksi sinar-X. Untuk menghasilkan
sinar-X, elektron-elektron
dalam tabung sinar-X dipercepat dalam medan potensial listrik sehingga menumbuk target
Cr, Fe, Co, Cu, Mo dan W. Tumbukan antara elektron yang dipercepat dengan atom
target bersifat tak elastik. Jika energi elektron yang datang memiliki energi yang cukup
maka akan menolak elektron pada kulit K, sehingga atom dalam keadaan tereksitasi dan
diisi oleh elektron dari kulit L atau M. Proses transisi ini diikuti oleh pelepasan energi
berupa radiasi sinar-X dengan panjang gelombang tertentu yang disebut dengan
berkas sinar-X karakteristik. Jika elektron pada kulit K diisi oleh elektron dari kulit L
maka disebut dengan sinar-X K
α
sedangkan jika diisi oleh elektron dari kulit M maka
disebut sinar-X K . Sinar-X yang dipancarkan akan terdistribusi secara kontinu dengan
panjang gelombang yang berbeda yang
tergantung dari besar tegangan listrik yang digunakan.
15
Gambar 4 memperihatkan pembentukan sinar-X karakteristik. Sinar-X
merupakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang ± 0,1
–100 Å yang mempunyai kecepatan tempuh dalam ruang
hampa sama dengan kecepatan cahaya tampak.
15
Sinar-X dapat didifraksikan oleh kristal sehingga proses penentuan struktur kristal
dapat dilakukan. Difraksi sinar X oleh atom- atom yang tersusun di dalam kristal akan
menghasilkan pola yang berbeda tergantung pada konfigurasi atom
–atom pembentuk kristal.
16
Dari pola difraksi tersebut, dapat diperoleh informasi berupa posisi puncak pada
sudut βθ digambarkan pada sumbu horizontal dan intensitas I digambarkan pada sumbu
vertikal. Posisi puncak menunjukkan struktur kristal dan identifikasi fase yang ada di dalam
bahan tersebut,
sedangkan intensitas
menunjukan total hamburan balik dari masing
–masing bidang dalam struktur kristal.
17
Jarak antar bidang d
hkl
pada kristal dan parameter kisinya juga dapat ditentukan
dengan menggunakan informasi dari posisi puncak dan sudut hamburannya βθ. Syarat
terjadinya difraksi harus memenuhi Hukum Bragg, yang diperlihatkan pada Gambar 5 dan
dengan persamaan 1:
n λ = 2d sin θ …………………………..1
Gambar 4 Sinar-X karakteristik. Gambar 5 Pola Hukum Bragg pada kristal. 1
2 1
’ β’
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa jika dua berkas sinar-X jatuh pada bidang P
1
dan P
2
yang terpisah sejauh d, maka akan terbentuk sudut
θ terhadap bidang yang menumbuk titik A dan C. Kedua berkas akan
mencapai maksimum apabila mempunyai fasa yang sama.
Analisis XRD menggunakan perangkat difraktometer yang terdiri atas X-ray tube,
collimating slits , sample holder dan detektor.
X-ray tube berada dalam kondisi vakum yang
berperan untuk menghasilkan sinar-X. Sinar- X yang telah melewati collimating slits akan
mengarah ke sampel yang diletakkan di dalam sample holder
. Ketika sampel atau detektor diputar, maka intensitas dari sinar-X pantul
akan direkam. Jika geometri dari peristiwa sinar-X tersebut memenuhi persamaan Bragg,
maka akan terjadi interferensi konstruktif dan membentuk suatu puncak. Detektor merekam
dan
memproses hasil
difraksi dan
mengubahnya menjadi pola difraksi yang dikeluarkan pada layar komputer. Perangkat
difraktometer tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar 6.
2.4 Fourier Transform Infrared FTIR