Perekonomian Kabupaten Karo KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
Gambar 7. Keterkaitan Langsung ke Belakang Sektor sayur-sayuran memiliki nilai DFL sebesar 0,281 yang lebih kecil
dibandingkan nilai DBL 0,830 dan sektor buah-buahan memiliki nilai DFL sebesar 0,099 lebih kecil dibandingkan dengan nilai DBL 0,133. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut lebih banyak menghasilkan output yang dapat digunakan oleh sektornya sendiri sebagai input secara langsung
dibandingkan penggunaan output dari sektor tersebut untuk digunakan sebagai input untuk sektor-sektor lainnya.
Nilai DBL sektor sektor sayur-sayuran dan buah-buahan yang rendah menunjukkan bahwa sektor tersebut menggunakan input dari sektor-sektor lain
dengan jumlah yang rendah. Sebaliknya output sektor sayur-sayuran dan buah- buahan justru digunakan sebagai input oleh sektor-sektor lain, terutama oleh
sektor industri non migas khususnya sektor pengolahan. Sektor-sektor yang memiliki keterkaitan dengan sektor sayur-sayuran
ditampilkan pada Gambar 8 dan 9. Sektor sayuran memiliki keterkaitan ke depan dengan tujuh sektor, termasuk dengan sektornya sendiri. Keterkaitan tertinggi
adalah dengan sektor sayur-sayuran itu sendiri 0,233 diikuti sektor restoran 0,030, dan berikutnya sektor peternakan dan hasil-hasilnya 0,007.
0,830 0,373
0,366 0,238
0,226 0,206
0,133 0,132
0,123 0,105
0,104 0,101
0,085 0,067
0.2 0.4
0.6 0.8
1
Sayur-sayuran Restoran
Industri Bukan Migas Jasa Swasta
Hotel Peternakan dan Hasil-hasilnya
Bank Buah-buahan
Perikanan Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Tanaman Bahan Makanan Perdagangan Besar Eceran
Kehutanan Tanaman Perkebunan
Direct Backward Linkage
Gambar 8.Keterkaitan ke Depan Sektor Sayur-sayuran Dengan Sektor-sektor Lain.
Gambar 9. Keterkaitan Ke Belakang Sektor Sayur-sayuran Dengan Sektor-sektor Lain.
Sektor sayur-sayuran memiliki keterkaitan ke belakang dengan sektor-sektor sebagai berikut: 1 sektor industri bukan migas, 2 sektor sayur-sayuran, 3
sektor perdagangan besar dan eceran, 4 sektor restoran, 5 bank, 6 jasa swasta, 7 Jasa perorangan dan rumah tangga, 8 peternakan dan hasil-hasilnya, dan 9
tanaman perkebunan. Tiga sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang tertinggi dengan sektor sayur-sayuran berturut-turut adalah sektor industri bukan migas,
sektor sayur-sayuran itu sendiri dan sektor perdagangan besar dan eceran, Sektor- sektor yang memiliki keterkaitan dengan sektor buah-buahan ditampilkan pada
Gambar 10 dan 11. Sektor buah-buahan memiliki keterkaitan ke depan dengan
0,233 0,030
0,007 0,003
0,003 0,002
0,0001
0.00000 0.05000 0.10000 0.15000 0.20000 0.25000 Sayur
‐sayuran Restoran
Peternakan dan Hasil‐hasilnya
Jasa Swasta
Hotel Jasa
Perorangan dan Rumahtangga Industri
Bukan Migas
Keterkaitan Ke
depan Sektor
Sayur ‐sayuran
Terhadap Sektor
lain
0,295 0,233
0,188 0,018
0,008 0,001
0,001 0,001
0.00050
0.00000 0.10000
0.20000 0.30000
0.40000 Industri Bukan Migas
Sayur-sayuran Perdagangan Besar Eceran
Restoran Bank
Jasa Swasta Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Peternakan dan Hasil-hasilnya Tanaman Perkebunan
Keterkaitan Ke Belakang Sektor
Sayur-sayuran Terhadap Sektor Lain
delapan sektor, termasuk dengan sektornya sendiri. Keterkaitan tertinggi adalah dengan sektor buah-buahan itu sendiri 0,062 diikuti sektor restoran 0,025 , dan
berikutnya sektor jasa swasta0,003.
Gambar 10. Keterkaitan ke Depan Sektor Buah-buahan dengan sektor-sektor lain.
Gambar 11. Keterkaitan Ke Belakang Sektor Buah-buahan dengan sektor-sektor lain.
Sektor Buah-buahan memiliki keterkaitan ke belakang dengan sektor-sektor sebagai berikut: 1 sektor buah-buahan, 2 perdagangan besar dan eceran, 3
restoran, 4 jasa perorangan dan rumah tangga, 5 peternakan dan hasil-hasilnya, 6 hotel,dan 7 jasa swasta.
0,062 0,025
0,003 0,003
0,002 0,002
0,001 0,0001
0.00000 0.01000 0.02000 0.03000 0.04000 0.05000 0.06000 0.07000 Buah-buahan
Industri Bukan Migas Jasa Swasta
Hotel Restoran
Jasa Perorangan dan Rumahtangga Peternakan dan Hasil-hasilnya
Perdagangan Besar Eceran
Keterkaitan ke depan Sektor Buah-
buahan terhadap sektor lain
0,062 0,048
0,003 0,0003
0,0002 0,0001
0,0001
0.00000 0.01000 0.02000 0.03000 0.04000 0.05000 0.06000 0.07000 Buah-buahan
Perdagangan Besar Eceran Restoran
Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga Peternakan dan Hasil-hasilnya
Hotel Jasa Swasta
Keterkaitan Ke Belakang Sektor Buah-
buahan Dengan Sektor Lain
Selanjutnya untuk mengetahui sektor yang mempunyai kemampuan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor hulu atau hilir baik melalui mekanisme
transaksi pasar output maupun pasar input dapat dianalisis menggunakan daya penyebaran dan derajat kepekaan. Daya penyebaran adalah jumlah dampak akibat
perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap output seluruh sektor ekonomi, sedangkan derajat kepekaan merupakan jumlah dampak terhadap suatu sektor
sebagai akibat perubahan seluruh sektor perekonomian. Untuk membandingkan dampak yang terjadi pada setiap sektor, maka daya
penyebaran ataupun derajat kepekaan harus dinormalkan dengan cara membagi rata-rata dampak suatu sektor dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Dari proses
tersebut diperoleh indeks daya penyebaran IDP dan indeks derajat kepekaan IDK.
Nilai IDP lebih dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya atau meningkatkan
output sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor tersebut. Nilai IDP sektor sayur-sayuran sebesar 1,227. Sedangkan nilai yang kurang dari satu
menunjukkan bahwa sektor tersebut kurang mampu dalam menarik sektor hulunya. Berdasarkan nilai IDP, sektor buah-buahan yang bernilai kurang dari
satu 0,584 dikelompokkan sebagai sektor yang kurang mampu menarik sektor- sektor hulunya. Artinya setiap kenaikan 1 unit output sektor buah-buahan hanya
mengakibatkan penggunaan sektor-sektor lain sebagai input sebesar 0,584 unit Gambar 12.
Gambar 12. Nilai Indeks Daya Penyebaran sektor-sektor perekonomian. Nilai IDK suatu sektor yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa
sektor tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor hilir yang memakai input dari sektor tersebut. Pada Gambar 13 terlihat
bahwa sektor sayur-sayuran dan buah-buahan memiliki IDK kurang dari satu yaitu nilai IDK sayur-sayuran 0,689 dan nilai IDK buah-buahan 0,556. Hal ini
berarti kenaikan 1 unit permintaan akhir sektor sayur-sayuran akan menyebabkan naiknya output sektor-sektor lain termasuk sektornya sendiri secara keseluruhan
sebesar 0,689 unit dan kenaikan 1 unit permintaan akhir sektor buah-buahan akan menyebabkan naiknya output sektor-sektor lain termasuk sektornya sendiri secara
keseluruhan sebesar 0,556 unit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sektor sayur-sayuran dan buah-buahan kurang memiliki kemampuan untuk mendorong
sektor-sektor hilir yang menggunakan outputnya sebagai input produksi. Oleh karena itu sektor sayur-sayuran dan buah-buahan tidak akan mudah terpengaruh
bila terjadi perubahan pada sektor-sektor yang menggunakan output sektor sayur- sayuran dan buah-buahan sebagai input produksinya. Sektor-sektor perekonomian
yang memiliki nilai IDK lebih dari satu yaitu sektor perdagangan besar dan eceran.
1,227 0,871
0,802 0,750
0,706 0,683
0,635 0,618
0,600 0,592
0,584 0,580
0,560 0,545
0.5 1
1.5
Sayur-sayuran Hotel
Restoran Industri Bukan Migas
Jasa Swasta Bank
Peternakan dan Hasil-hasilnya Perdagangan Besar Eceran
Jasa Perorangan dan Rumahtangga Kehutanan
Buah-buahan Perikanan
Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan
Indeks Penyebaran
Gambar 13. Nilai Indeks Derajat Kepekaan sektor-sektor perekonomian. Berdasarkan IDP dan IDK, sektor-sektor perekonomian dikelompokkan
dalam 4 kelompok sebagai berikut: -
Kelompok I adalah sektor-sektor yang mempunyai IDP dan IDK di atas rata- rata 1
- Kelompok II adalah sektor-sektor yang mempunyai IDP di atas rata-rata 1
dan IDK di bawah rata-rata 1 -
Kelompok III adalah sektor-sektor yang mempunyai IDP di bawah rata-rata 1 dan IDK di atas rata-rata 1
- Kelompok IV adalah sektor-sektor yang mempunyai IDP dan IDK di bawah
rata-rata 1 Tabel 17 memperlihatkan pengelompokan sektor-sektor perekonomian
Kabupaten Karo berdasarkan nilai IDP dan IDK. Sektor sayur-sayuran menempati kuadran ke-2 karena memiliki IDP di atas rata-rata 1 dan IDK di
bawah rata-rata 1 dan sektor buah-buahan menempati kuadran ke-4 dalam pengelompokan tersebut, karena memiliki nilai IDP dan IDK kurang dari satu.
Sektor yang mempunyai IDP tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut mempunyai pengaruh terhadap sektor lain, sebaliknya sektor yang
1,331 0,920
0,670 0,656
0,631 0,628
0,613 0,611
0,608 0,556
0,530 0,529
0,513 0,512
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
Perdagangan Besar Eceran Industri Bukan Migas
Sayur-sayuran Jasa Swasta
Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-hasilnya
Bank Restoran
Tanaman Bahan Makanan Buah-buahan
Perikanan Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Hotel Kehutanan
Indeks Kepekaan
mempunyai IDK yang tinggi berarti sektor tersebut akan cepat terpengaruh bila terjadi perubahan pada sektor lainnya.
Tabel 17 Pengelompokan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Karo berdasarkan nilai IDP dan IDK
IDP1 IDP1 IDK1
- 17. Pengangkutan
IDK1
2. Sayur-sayuran
18.Komunikasi 1.Tanaman Bahan Makanan lainnya
3.Buah-buahan 4.Tanaman Perkebunan
5.Peternakan dan hasil-hasilnya 6.Kehutanan
7. Perikanan 8. Minyak dan gas bumi
9.Penggalian 10.Industri bukan migas
11. Listrik dan gas 12.Air bersih
13. Konstruksi 14. Perdagangan besar dan ecera
15. Restoran 16.Hotel
19.Bank 20.Real estate
21. Jasa Perusahaan 22.Pemerintahan umum
23.Swasta 24.Jasa perorangan dan rumah tangga
Dari kajian tersebut terlihat bahwa sektor-sektor perekonomian dominan menempati kuadran ke-empat. Hal ini dapat dinyatakan bahwa sektor-sektor
penunjang perekonomian di Kabupaten Karo relatif rapuh. Sektor-sektor perekonomian hanya berkembang untuk dirinya sendirinya, rentan untuk