Karakteristik Wilayah Penelitian KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

5.1.1.2. Keterkaitan Sektoral

Salah satu keunggulan analisis I-O adalah dapat mengetahui keterkaitan sektoral, baik keterkaitan ke belakang backward linkage maupun keterkaitan ke depan forward linkage. Dengan analisis tersebut dapat diketahui tingkat hubungan atau keterkaitan teknis antar sektor perekonomian. Keunggulan suatu sektor dapat dilihat dari tingkat kekuatan antar sektor tersebut dengan sektor lainnya Daryanto dan Hafizrianda 2010; Rustiadi et al. 2009. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang yang kuat ditandai dengan angka keterkaitan yang tinggi. Hal ini berarti peningkatan output sektor tersebut dapat menarik aktivitas sektor-sektor di belakangnya hulu. Sedangkan sektor yang mempunyai keterkaitan ke depan yang kuat berarti mampu mendorong aktivitas sektor-sektor perekonomian yang ada di hilirnya BPS 2000a. Roda perekonomian dapat bersinergi dengan baik dengan adanya keterkaitan. Makin kuat keterkaitan antar sektor, makin kecil ketergantungan sektor tersebut pada impor, sekaligus memperkecil kebocoran wilayah yang mengalir ke wilayah lainnya, sehingga nilai tambah yang dihasilkan dapat dinikmati oleh masyarakat di wilayahnya sendiri. Analisis keterkaitan antar sektor pada dasarnya melihat dampak output dan kenyataan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian tersebut saling mempengaruhi Rustiadi et al. 2009. Keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang dianalisis dengan menggunakan matriks koefisien, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang dianalisis dengan menggunakan matriks kebalikan Leontief terbuka. Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan akhir. Pada Gambar 6 ditampilkan keterkaitan langsung ke depan atau Direct Forward Linkage DFL sektor-sektor perekonomian yang berhubungan dengan sektor sayur-sayuran dan buah-buahan. Sektor sayuran memiliki nilai DFL sebesar 0,281 dan sektor buah- buahan memiliki nilai DFL sebesar 0,099 . Gambar 6. Keterkaitan Langsung Ke Depan Keterkaitan langsung ke belakang atau Direct Backward Linkage DBL menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan akhir. Keterkaitan langsung ke belakang sektor-sektor perekonomian ditampilkan pada Gambar 7. Nilai DBL di atas rata-rata adalah yang memiliki nilai indeks ≥1. Berdasarkan gambar tersebut, hampir semua sektor memiliki nilai DBL 1, hal ini menunjukkan bahwa semua sektor memiliki nilai di bawah rata- rata. Sektor sayur–sayuran memiliki nilai DBL sebesar 0,830 dan sektor buah- buahan memiliki nilai DBL sebesar 0,133. 1,191 0,592 0,281 0,234 0,198 0,156 0,150 0,135 0,099 0,096 0,043 0,025 0,017 0,011 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 Perdagangan Besar Eceran Industri Bukan Migas Sayur-sayuran Jasa Swasta Peternakan dan Hasil-hasilnya Tanaman Perkebunan Tanaman Bahan Makanan Bank Buah-buahan Restoran Perikanan Jasa Perorangan dan Rumahtangga Kehutanan Hotel Direct Forward Linkage Gambar 7. Keterkaitan Langsung ke Belakang Sektor sayur-sayuran memiliki nilai DFL sebesar 0,281 yang lebih kecil dibandingkan nilai DBL 0,830 dan sektor buah-buahan memiliki nilai DFL sebesar 0,099 lebih kecil dibandingkan dengan nilai DBL 0,133. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut lebih banyak menghasilkan output yang dapat digunakan oleh sektornya sendiri sebagai input secara langsung dibandingkan penggunaan output dari sektor tersebut untuk digunakan sebagai input untuk sektor-sektor lainnya. Nilai DBL sektor sektor sayur-sayuran dan buah-buahan yang rendah menunjukkan bahwa sektor tersebut menggunakan input dari sektor-sektor lain dengan jumlah yang rendah. Sebaliknya output sektor sayur-sayuran dan buah- buahan justru digunakan sebagai input oleh sektor-sektor lain, terutama oleh sektor industri non migas khususnya sektor pengolahan. Sektor-sektor yang memiliki keterkaitan dengan sektor sayur-sayuran ditampilkan pada Gambar 8 dan 9. Sektor sayuran memiliki keterkaitan ke depan dengan tujuh sektor, termasuk dengan sektornya sendiri. Keterkaitan tertinggi adalah dengan sektor sayur-sayuran itu sendiri 0,233 diikuti sektor restoran 0,030, dan berikutnya sektor peternakan dan hasil-hasilnya 0,007. 0,830 0,373 0,366 0,238 0,226 0,206 0,133 0,132 0,123 0,105 0,104 0,101 0,085 0,067 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Sayur-sayuran Restoran Industri Bukan Migas Jasa Swasta Hotel Peternakan dan Hasil-hasilnya Bank Buah-buahan Perikanan Jasa Perorangan dan Rumahtangga Tanaman Bahan Makanan Perdagangan Besar Eceran Kehutanan Tanaman Perkebunan Direct Backward Linkage