Kependudukan KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

merupakan sektor kunci selain sektor sayur-sayuran dan buah-buahan antara lain: sektor tanaman bahan makanan lainnya, pengangkutan, perdagangan besar dan eceran, pemerintahan umum, tanaman perkebunan, konstruksi, peternakan dan hasil-hasilnya,serta sektor industri bukan migas. Berdasarkan tabel input-output, sektor tanaman bahan makanan lainnya memiliki konstribusi terbesar 35,336 diikuti sektor pengangkutan 14,296. Output sektor sayur-sayuran dan buah-buahan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan sektor tanaman bahan makanan lainnya lainnya. Total persentase konstribusi tanaman bahan makanan lainnya di dalam sektor pertanian masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan sektor pertanian lainnya. Tabel 16. Output total berdasarkan Tabel I-O Kabupaten Karo Tahun 2009 No. Sektor Perekonomian Output Total Persentase Juta rupiah 1 Tanaman bahan makanan lainnya 1.503.960,453 35,336 2 Pengangkutan 608.448,440 14,296 3 Perdagangan Besar dan Eceran 461.573,538 10,845 4 Pemerintahan Umum 292.040.000 6,862 5 Tanaman Perkebunan 291.973,032 6,860 6 Konstruksi 204.210,237 4,798 7 Peternakan dan Hasil-hasilnya 190.119,092 4,467 8 Sayur-sayuran 180.702,023 4,246 9 Industri bukan migas 179.882,138 4,226 10 Buah-buahan 55.715,643 1,309 11 Jasa Perorangan Rumah Tangga 49.558,734 1,164 12 Restoran 41.652,710 0,979 13 Bank 39.302,267 0,923 14 Swasta 37.467,551 0,880 15 Komunikasi 32.400,453 0,761 16 Real estate 20.007,538 0,470 17 Hotel 19.877,050 0,467 18 Minyak dan gas bumi 10.204,196 0,240 19 Listrik dan gas 8.630,173 0,203 20 Jasa Perusahaan 7.573,300 0,178 21 Kehutanan 6.354,012 0,149 22 Penggalian 6.049,730 0,142 23 Air bersih 4.332,485 0,102 24 Perikanan 4.176,804 0,098 Jumlah 4.256.211,599 100,00

5.1.1.2. Keterkaitan Sektoral

Salah satu keunggulan analisis I-O adalah dapat mengetahui keterkaitan sektoral, baik keterkaitan ke belakang backward linkage maupun keterkaitan ke depan forward linkage. Dengan analisis tersebut dapat diketahui tingkat hubungan atau keterkaitan teknis antar sektor perekonomian. Keunggulan suatu sektor dapat dilihat dari tingkat kekuatan antar sektor tersebut dengan sektor lainnya Daryanto dan Hafizrianda 2010; Rustiadi et al. 2009. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang yang kuat ditandai dengan angka keterkaitan yang tinggi. Hal ini berarti peningkatan output sektor tersebut dapat menarik aktivitas sektor-sektor di belakangnya hulu. Sedangkan sektor yang mempunyai keterkaitan ke depan yang kuat berarti mampu mendorong aktivitas sektor-sektor perekonomian yang ada di hilirnya BPS 2000a. Roda perekonomian dapat bersinergi dengan baik dengan adanya keterkaitan. Makin kuat keterkaitan antar sektor, makin kecil ketergantungan sektor tersebut pada impor, sekaligus memperkecil kebocoran wilayah yang mengalir ke wilayah lainnya, sehingga nilai tambah yang dihasilkan dapat dinikmati oleh masyarakat di wilayahnya sendiri. Analisis keterkaitan antar sektor pada dasarnya melihat dampak output dan kenyataan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian tersebut saling mempengaruhi Rustiadi et al. 2009. Keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang dianalisis dengan menggunakan matriks koefisien, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang dianalisis dengan menggunakan matriks kebalikan Leontief terbuka. Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan akhir. Pada Gambar 6 ditampilkan keterkaitan langsung ke depan atau Direct Forward Linkage DFL sektor-sektor perekonomian yang berhubungan dengan sektor sayur-sayuran dan buah-buahan. Sektor sayuran memiliki nilai DFL sebesar 0,281 dan sektor buah- buahan memiliki nilai DFL sebesar 0,099 .