bergerak pada tahap sortasi, grading dan packing dengan menggunakan alat tradisional yang masih sangat tradisional.
d. Subsistem Jasa Layanan Pendukung Supporting Agribussiness
Subsistem jasa merupakan subsistem yang menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu,subsistem usahatani, dan subsistem agribisnis hilir. Subsistem jasa
antara lain meliputi penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, akses modal, penelitian dan pengembangan.
Kelompok tani yang ada di ketiga wilayah kecamatan cukup banyak. Jumlah kelembagaan kelompok tani yang ada di ketiga wilayah tersebut adalah sebagai
berikut : Kecamatan Simpang Empat 223 kelompok tani, Kecamatan Tiga Panah 277 kelompok tani dan Kecamatan Barusjahe 217 kelompok tani. Kelembagaan
kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 27. Kelompok tani sebagai kelembagaan yang terdapat di masing-masing desa
hendaknya dapat berperan dalam penentuan harga komoditas peningkatan bargaining position
. Kelompok tani juga berperan dalam penciptaan pemenuhan rantai pasokan dalam pasar, hal ini dapat terwujud jika kelompok tani memiliki
kesepakatan dalam melakukan budidaya secara kontinu artinya kelompok tani dapat memberikan jaminan terhadap pasar akan ketersediaan komoditas yang
mereka usahakan. Peningkatan posisi tawar dan peran dalam pemenuhan pasokan akan memberikan nilai tambah bagi petani farmer share meningkat.
Tabel 26. Pelaksanaan Subsistem Jasa Layanan Pendukung No Kecamatan
Subsistem Jasa Layanan Pendukung Penyuluhan Pendidikan
dan Pelatihan
Akses Modal
Penelitian dan Pengembangaan
1 Simpang Empat
PPL Demplot BRI,
KUD, Credit
Union CU
Penangkaran Benih
Pembibitan 2 Tiga
Panah 3 Barus
Jahe
Tabel 27. Kelembagaan Kelompok Tani No Kecamatan
A B
C D
1 Simpang Empat 223
7525 67
45 2 Tiga
Panah 277
9088 84
55 3 Barus
Jahe 217
6826 66
43 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Kabupaten Karo. Keterangan : A : Jumlah Kelompok Tani
B : Jumlah Anggota orangpetani C : Jumlah Kelompok Tani Yang melakukan Penerapan GAP dan
PHT D: Jumlah Kelompok Tani Yang melakukan Pengolahan Kompos
Pupuk Organik
5.2.2. Kondisi dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Wilayah dan Sistem Agribisnis.
5.2.2.1 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Wilayah
Analisis mengenai kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana wilayah dilakukan dengan menganalisis kelengkapan sarana dan prasarana sistem
permukiman. Dalam kajian ini pembagian hirarki wilayah dibagi dalam 3 kelompok kategori yakni hirarki untuk ketersediaan pasar, permodalan, dan
infrastruktur umum pelayanan pendidikan dan kesehatan Wilayah dengan sarana dan prasarana terlengkap merupakan wilayah
dengan hirarki tertinggi dan dianggap sebagai pusat wilayah. Selain itu sarana dan prasarana yang ada dapat diketahui mana yang lebih lengkap dan mana yang
kurang lengkap. Ketersediaan sarana dan prasarana dasar, seperti kesehatan dan pendidikan juga dianalisis dalam kajian ini. Unit analisis dalam kelengkapan
sarana dan prasarana permukiman adalah desa. Berdasarkan skalogram sistem permukiman yang diolah dengan
menggunakan data Potensi Perdesaan PODES Kabupaten Karo Tahun 2008, adapun parameter yang digunakan adalah mengacu kepada Keputusan Menteri
Permukiman dan PrasaranaWilayah No. 534KptsM2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum. Infrastruktur yang dianalisis adalah sarana pendidikan dan sarana kesehatan,
seperti tertera pada Tabel 28.
Tabel 28. Pedoman Standar Pelayanan Minimal No
Fasilitas Standar Pelayanan Minimal
1 Pasar
Minimal tersedia 1 satu pasar untuk setiap 30.000 penduduk
2 TK
Minimal tersedia 1 satu TK untuk setiap 1.000 penduduk
3 SD
Minimal tersedia 1 satu SD untuk setiap 6.000 penduduk
4 SMP
Minimal tersedia 1 satu SMP untuk setiap 25.000 penduduk
5 SMA
Minimal tersedia 1 satu SMA untuk setiap 30.000 penduduk
6 Puskesmas
Minimal tersedia 1 satu Puskesmas untuk setiap 120.000 penduduk
Sumber : Kepmen Kimpraswil No. 534KptsM2001 Di tiga wilayah kajian terdapat 2 dua desa sebagai hiraki 1 satu di
Kecamatan Simpang Empat yakni Desa Ndokum Siroga dan desa Surbakti, di Kecamatan Tiga Panah terdapat juga terdapat 2 dua desa sebagai desa dengan
hirarki 1 satu yakni desa Tiga Panah dan Ajijulu, untuk Kecamatan Barus Jahe desa yang menduduki hiraki 1satu adalah desa Sukajulu.
Jumlah desa yang menjadi hirarki 1satu, 2dua, dan 3tiga serta persentase jumlah hirarki 1satu, 2 dua, dan 3 tiga terhadap jumlah
keseluruhan desa di wilayah kajian masing-masing ditampilkan pada Tabel 29 dan Tabel 30.
Tabel 29. Jumlah dan Persentase Desa Berdasarkan Hirarki Dengan 3 Kategori di Tiap Kecamatan Kajian.
Kecamatan Hirarki Wilayah
Jumlah Desa Persentase
Simpang Empat Hirarki 1 satu
2 3,45
Hirarki 2dua
6 10,34
Hirarki 3
tiga 9
15,52 Tiga Panah
Hirarki 1 satu 2
3,45 Hirarki
2dua 2
3,45 Hirarki
3 tiga
18 31,03
Barus Jahe Hirarki 1 satu
1 1,72
Hirarki 2dua
2 3,45
Hirarki 3
tiga 16
27,59