5 Kualitas kopal Produktivitas Kopal

2. 5 Kualitas kopal

Menurut SNI 2001 No 01-5009.10-2001, penetapan mutu kopal dapat dilakukan dengan cara uji visual dan uji laboratorium. Penetapan mutu kopal berdasarkan uji visual meliputi uji warna, kebersihan, bau, ukuran butir kopal dan kekeringan. Penetapan mutu kopal berdasarkan uji laboratorium meliputi bilangan asam, bilangan penyabunan, titik lunak, kadar abu dan kadar kotoran. Uji laboratorium dilaksanakan apabila diperlukan atau untuk pembuatan contoh standar mutu kopal. Cara uji visual : 1. Prinsip Pengujian dilakukan secara visual, dengan menggunakan uji organoleptik. 2. Peralatan Contoh standar mutu kopal, timbangan dan saringanayakan dengan ukuran 1 cm x 1 cm, bambu, lembaran plastik, alat pemukul palu dan alat penampi tampah dan seng rata. 3. Prosedur pengujian secara visual a. Uji warna Membandingkan warna contoh kopal dengan warna contoh standar mutu kopal pada tempat yang terang dengan penerangan yang cukup. b. Uji ukuran butiran Kopal diayak dengan saringanayakan ukuran 1 cm x 1 cm, di atas lembaran plastik. Kopal yang lolos dari ayakan disebut kopal butir kecil, sedangkan yang tidak lolos disebut kopal butir besar. c. Uji kekeringan Kopal diayak dengan saringanayakan akuran 1 cm x 1 cm. Butir kopal yang lolos dari ayakan menunjukkan butir kopal telah kering angin, sedangkan yang tidak lolos dan terlihat menggumpallengket, selanjutnya ditampi dengan alat penampi untuk memisahkan kopal butir besar yang kering udara dengan kopal yang masih basahlembab, yang ditunjukkan dengan adanya butir kopal yang menggumpal lengket. Untuk memperbaiki mutu kopal, kopal yang masih basahlembab dihamparkan di atas kepang dari bambu untuk dikeringkan lebih lanjut. Kopal yang masih menggumpallengket sebelumnya dihancurkan dengan menggunakan alat pemukul. d. Uji kebersihan Membandingkan contoh kopal dengan kebersihan contoh standar mutu kopal pada tempat yang terang dengan penerangan yang cukup. e. Uji bau Contoh kopal di uji dengan indra penciuman hingga tercium bau khas kopal. Menurut Koppel 1988, sebelum dikirimkan ke Amerika Serikat dan Eropa, kopal mengalami pengolahan diantaranya dilakukan sortasi besarnya potongan-potongan dan mengeluarkan kotoran-kotoran atau mengerik bagian luar kopal dari debu terutama potongan-potongan yang besar agar menjadi bersih sehingga harga menjadi lebih tinggi. Apabila kopal dalam keadaan lengket dikumpulkan, maka dengan sendirinya akan banyak potongan-potongan rekahan yang ikut serta. Kopal yang lengket itu akan menggumpal menjadi satu dengan cepat dan menjadi bongkahan-bongkahan yang besar.

2. 6 Peranan Stimulansia