Uji kekeringan dilakukan dengan cara melihat kopal yang terlihat masih lengket atau sudah kering udara. Sedangkan uji kotoran dilakukan dengan cara
membandingkan banyaknya kotoran dari masing-masing contoh kopal periode 3, 5, 7, dan 9 hari.
Gambar 13 Contoh kopal yang masih lengket.
Gambar 14 Contoh kopal yang sudah mengering.
5.4 Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Periode Pembaharuan Luka Sadapan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari masing-masing periode pembaharuan luka sadapan pada periode 3
hari, periode 5 hari, periode 7 hari dan periode 9 hari. Berbagai macam pertimbangan yang dapat dilakukan penilaian baik dari segi penyadap, pengelola,
maupun peneliti terhadap produktivitas, kualitas kopal dan korbanan waktu dan lain-lain.
Tabel 8 Kekurangan dan kelebihan masing-masing periode pembaharuan luka sadapan
Pertimbangan Periode Waktu Penyadapan Kopal
Periode 3 hari Periode 5 hari
Periode 7 hari Periode 9 hari
Produktivitas gquarrehr
4,72 3,49 2,70 1,59
Kualitas Pertama
Pertama Utama
Utama Korbanan
Waktu Lebih banyak
mengorbankan waktu
penyadapan Cukup banyak
mengorbankan waktu
penyadapan Tidak banyak
mengorbankan waktu
penyadapan Tidak banyak
mengorbankan waktu
penyadapan Pengambilan
getah Sulit karena
masih lengket Cukup mudah
mudah mudah
Penyimpanan Perlu disimpan
lebih lama dalam gudang
untuk mencapai kering udara
Cukup lama disimpan dalam
gudang untuk mencapai
kering udara Tidak perlu
disimpan terlalu lama
dalam gudang
Tidak perlu disimpan
terlalu lama dalam gudang
Penyusutan 9,21 6,97 6,96 5,59
Penyortiran Lebih sulit
kopal banyak kotoran
Cukup sulit Lebih mudah
Lebih mudah
Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa periode yang sebaiknya digunakan adalah periode 7 hari. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan
pemilihan periode 7 hari sebagai periode pembaharuan luka sadapan yang sebaiknya digunakan :
1. Kualitas kopal pada periode 7 hari merupakan kualitas utama.
2. Kopal yang masih menggumpal atau lengket menyulitkan penyadap dalam
kegiatan pengambilan kopal di pohon dan mempunyai persen penyusutan yang lebih besar. Untuk periode 7 hari, kopal yang dihasilkan sudah
mengering sehingga memudahkan penyadap dalam pemungutan kopal.
3. Jika disesuaikan dengan jumlah pohon, kemampuan penyadap, jumlah
pekerja penyadap yang ada di Hutan Pendidikan Gunung Walat maka periode 7 hari merupakan periode yang paling efektif. Menurut Hidayah
2010, waktu standar pekerja dalam penyadapan kopal yaitu 4,08 menitpohon dengan jumlah jam kerja penyadap selama 6 jamhari maka
jumlah pohon optimum yang dapat diberikan kepada penyadap yaitu sebanyak 88 pohonhari. Masing-masing penyadap mempunyai jumlah
pohon sadap yang berbeda-beda, pohon sadapannya antara 150 pohon sampai dengan 728 pohon. Jumlah penyadap yang tercatat sekitar 9 orang.
Oleh karena itu, butuh rentang waktu dalam penyadapan agar seluruh pohon dapat tersadap dengan baik sehingga produktivitaspun akan
bertambah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN