Pada gambar 11 terlihat bahwa persentase penyusutan tertinggi terjadi pada periode 3 hari sebesar 9,21 dan persentase penyusutan terendah terjadi
pada periode 9 hari sebesar 5,59 . Kemudian untuk periode 5 hari sebesar 6,97 dan periode 7 hari sebesar 6,96 .
Pada periode 5, 7, 9 hari kopal mengalami penyusutan yang lebih rendah dibandingkan periode 3 hari. Hal ini dikarenakan kopal yang dipanen sudah
menjadi kering udara ketika masih di pohon sehingga penyusutan yang terjadi di dalam gudang tidak terlalu besar. Persentase penyusutan pun dipengaruhi oleh
keadaan kopal pada saat awal panen sebelum disimpan dalam gudang. Produktivitas dari masing-masing panen berbeda-beda, tergantung dari kondisi
pohon atau kondisi lingkungan yang ada pada saat melakukan penyadapan faktor pasifaktif.
Besarnya persentase penyusutan yang terjadi pada periode 5, 7 dan 9 hari tidak berbeda terlalu jauh dikarenakan pada saat penelitian terdapat faktor
eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi penyusutan. Untuk periode 3 hari, penyimpanan dilakukan mulai dari hari ke-0 sampai
dengan hari ke-42, periode 5 hari mulai dari hari ke-0 sampai hari ke-40, periode 7 hari mulai dari hari ke-0 sampai hari ke-35 dan periode 9 hari mulai dari hari ke-
0 sampai hari ke-36. Kopal yang masih basahlengket akan mengalami penyusutan lebih besar. Berdasarkan lamanya hari penyimpanan, rata-rata kopal
akan mengering setelah penyimpanan dalam gudang selama 24-28 hari.
5.3 Kualitas Kopal Secara Uji Visual
Pengujian kualitas kopal secara visual menurut SNI 01-5009.10-2001 2001 menggunakan parameter uji warna, ukuran butir, kekeringan, bau dan
kebersihan kopal. Pengujian kualitas secara visual ini bersifat terbatas. Pengujian ini hanya berdasarkan apa yang dilihat langsung oleh seorang pengelola produksi
di lapangan, karena untuk pengujian lebih lanjut masih ada tahapan uji kualitas kopal di laboratorium seperti uji bilangan asam, bilangan penyabunan, titik lunak,
kadar abu dan kadar kotoran.
Tabel 6 Persentase pengujian kualitas kopal menurut ukuran butir
Ukuran Butir Periode 3 Hari
Periode 5 Hari Periode 7 Hari
Periode 9 Hari
Besar 87,98 86,95 71,09 74,14 Kecil 12,02 13,05 28,91 25,86
Pada tabel 6 terlihat bahwa persentase ukuran butiran kopal yang tertinggi yaitu pada periode 3 hari sebesar 87,98 dan persentase ukuran butiran
kopal yang terendah yaitu pada periode 7 hari sebesar 71,09 . Hal-hal yang mempengaruhi ukuran butir kopal ini berdasarkan hasil pengukuran dan
pengamatan di lapangan adalah pengaruh bentuk cetakan penampung kopal, keterampilan penyadap kopal, pemakaian jenis alat sadap dan kekeringan kopal.
Bentuk cetakan penampung kopal dapat menghasilkan bentuk kopal yang berbeda-beda. Cetakan penampung kopal pada metode Quarre berbentuk balok
berukuran 5 cm × 10 cm × 1 cm sehingga ukurannya bisa lebih dari 1cm × 1cm ×
1cm ukuran standar kopal yang tergolong besar menurut SNI. Kemudian
keterampilan penyadap kopal pada saat pemungutan kopal juga mempengaruhi ukuran butir kopal. Penyadap yang sudah mahir akan mudah dan terampil dalam
melakukan pemungutan kopal dilapangan sehingga kopal tidak mudah hancur, misalnya ketika melepaskan kopal dari cetakan penampung getah dan
pemungutan getah yang masih menempel di pohon. Alat sadap yang terlalu besar dan kurangnya keterampilan penggunaan
alat sadap oleh penyadap kopal membuat penyadap kesulitan dalam pemungutan kopal dibagian bidang sadap. Kopal yang masih lengket akan menggumpal dan
bersatu dengan kopal butiran kecil sehingga ukuran menjadi besar ketika kering udara. Kopal butiran besar merupakan kopal kulitas Utama dan kopal butiran kecil
merupakan kopal kualitas Pertama. Kopal yang dijadikan perbandingan dalam
penelitian ini hanya yang berukuran besar kualitas Utama.
Tabel 7 Data hasil pengujian kualitas kopal secara visual Parameter
Uji Periode Pembaharuan Luka Sadapan
3 Hari 5 Hari
7 Hari 9 Hari
Warna Kuning pucat Kuning pucat
Kuning bening Kuning bening Kekeringan Lengket
dan menggumpal
Sedikit lengket dan
menggumpal Kering udara
Kering udara
Bau Khas kopal
Khas kopal Khas kopal
Khas kopal Kebersihan Banyak
kotoran Sedikit
kotoran Bersih Bersih
Kualitas Pertama Pertama Utama
Utama
Secara umum kualitas kopal yang dihasilkan pada berbagai macam periode pembaharuan luka sadapan disajikan dalam tabel 7. Periode pembaharuan
luka sadapan 3 hari dan 5 hari termasuk dalam kualitas Pertama sedangkan periode pembaharuan luka sadapan 7 hari dan 9 hari termasuk kualitas Utama.
Berdasarkan hasil pengamatan, rata-rata kopal akan mengering setelah 24-28 hari penyimpanan dalam gudang. Pada pengujian bau, masing-masing kopal memiliki
bau khas kopal. Menurut Koppel 1988, sebelum dikirimkan ke Amerika Serikat dan
Eropa, kopal mengalami pengolahan diantaranya dilakukan sortasi besarnya potongan-potongan dan mengeluarkan kotoran-kotoran atau mengerik bagian luar
kopal dari debu terutama potongan-potongan yang besar agar menjadi bersih sehingga harga menjadi lebih tinggi. Apabila kopal dalam keadaan lengket
dikumpulkan, maka dengan sendirinya akan banyak potongan-potongan rekahan yang ikut serta. Kopal yang lengket itu akan menggumpal menjadi satu dengan
cepat dan menjadi bongkahan-bongkahan yang besar.
Gambar 12 Contoh warna kopal periode 3, 5, 7 dan 9 hari.
Pada parameter uji warna yang terlihat pada gambar 12, kopal periode 3 hari memiliki warna kuning yang lebih pucat jika dibandingkan periode yang lain.
Hal ini dikarenakan kopal masih dalam keadaan basah dan lengket sehingga kotoran dari kayu atau dari batang pohon ikut masuk pada cetakan penampung
ketika terjadi hujan dan akan menempel pada kopal. Kemudian perubahan warna kopal juga disebabkan oleh terjadinya proses oksidasi yang terjadi dalam gudang
penyimpanan. Menurut Sumadiwangsa 1978, semakin tua warna kopal semakin tinggi titik lunak, kadar endapan dan kadar kotoran sedangkan kekentalan makin
rendah pada saat pemungutannya.
Uji kekeringan dilakukan dengan cara melihat kopal yang terlihat masih lengket atau sudah kering udara. Sedangkan uji kotoran dilakukan dengan cara
membandingkan banyaknya kotoran dari masing-masing contoh kopal periode 3, 5, 7, dan 9 hari.
Gambar 13 Contoh kopal yang masih lengket.
Gambar 14 Contoh kopal yang sudah mengering.
5.4 Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Periode Pembaharuan Luka Sadapan