Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

46 variabel-variabel independenbebas yang diukur. Sedangkan skala nominal menjelaskan kelompok dari variabel dependenterikat yang digunakan, yaitu suatu perusahaan yang berpotensi gagal atau tidak berpotensi gagal yang dinyatakan dalam kode angka. 3.3. Teknik Penentuan Sampel 3.3.1. Populasi Menurut Sugiyono 2001:72, Populasi adalah wilayah generalisiasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 dari tahun 2004-2008.

3.3.2 Sampel

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik sampling ini dilakukan untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan go publik di Indonesia yang terdaftar di BEI yang masuk dalam indeks LQ 45 selama periode 2004-2008 2. Perusahaan dalam indeks yang terpilih memiliki kelengkapan laporan keuangan selama periode 2004-2008 3. Perusahaan non-bank yang masuk dalam indeks LQ 45 selama 2004-2008 47 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan masing-masing mulai tahun 2004 sampai dengan 2008.

3.4.2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari catatan- catatan yang dipublikasikan di BEI dan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory ICMD, IDX Statistik serta data-data lain yang tersedia di internet dan BEI.

3.4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam peneletian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya. Arikunto, 1998: 149 48

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Uji Diskriminan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis: H : Model DuPont tidak dapat digunakan untuk membedakan pengelompokan dua kategori perusahaan yang gagal dan perusahaan yang tidak gagal dalam indeks LQ45. H 1 : Model DuPont dapat digunakan untuk membedakan pengelompokan dua kategori perusahaan yang gagal dan perusahaan yang tidak gagal dalam indeks LQ45. Dengan kriteria sebagai berikut: H : P-value α = 0,05 H 1 : P-value α = 0,05 Tahap-tahap dalam menguji hipotesis dengan alat uji diskriminan, sebagai berikut: Tahap 1: Menyeleksi Obyek yang Akan Diteliti. - Mengevaluasi perbedaan grup Melakukan penghitungan rasio keuangan NPM, TAT, ROA, EM, dan ROE yang diperoleh dari data laporan keuangan tahunan berupa laporan laba rugi dan neraca perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam obyek penelitian untuk masing-masing periode selama 5 tahun periode 2004-2008. - Mengklasifikasikan hasil observasi dalam grup Dilakukan pembagian sampel ke dalam dua kelompok, yaitu sampel perusahaan yang berpotensi tidak gagal dan sampel 49 perusahaan yang berpotensi gagal. Pembagian ini dilakukan dengan menggunakan analisis cluster. Tahap 2 : Desain Penelitian untuk Analisis Diskriminan - Menyeleksi variabel bebas Penelitian ini menggunakan lima variabel bebas yaitu rasio NPM Net Profit Margin, TAT Total Assets Turnover, ROA Return On Assets, FLM Financial Leverage Multiplier, dan ROE Return On Equity - Mempertimbangkan ukuran sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 sampel perusahaaan. Tahap 3: Asumsi pada Analisis Diskriminan - Menguji tingkat normalitas variabel bebas Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas ini digunakan karena pada analisis statistic parametric, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud dari terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal, di mana data akan memusat pada nilai rata-rata. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data digunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S ini dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal 50 H1 : Data residual tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusannya adalah: a. Jika angka signifikansi 0,05 hal ini berarti H0 ditolak, yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. b. Jika angka signifikansi 0,05 hal ini berarti H0 diterima, yang berarti data residual berdistribusi normal. Jika dalam menguji asumsi normalitas, terdapat sebuah variabel yang mempunyai sebaran data yang tidak normal, maka untuk memperbaiki masalah normalitas dapat dilakukan dengan menambah atau menghilangkan jumlah data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data. - Menguji hubungan linear Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. - Menguji ketiadaan multikoloniearitas antara variabel bebas Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas gejala korelasi antarvariabel independen. Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Apabila terjadi gejala multikolinearitas, salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dari model regresi, sehingga bisa dipilih model yang paling baik. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliearitas di dalam 51 model regresi dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah VIF 10. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: a. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF 10, maka terjadi multikolinearitas antar variabel independen. b. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Jika dalam menguji asumsi multikolinearitas ditemukan bahwa nilai korelasi antar variabel independen cukup kuat dan signifikan, maka salah satu variabel harus dikeluarkan. - Penyebaran matrik yang merata Penyebaran matrik yang tidak merata dapat berpengaruh negatif untuk proses pengklasifikasian. Jika sampel berukuran kecil dan penyebaran matrik tidak merata, maka signifikansi statistik dari proses estimasi akan berpengaruh kurang baik. Tahap 4: Estimasi Fungsi Diskriminan dan Uji Kualitas Model - Perhitungan dengan Metode simultan cara langsung secara bersama-sama direct simultaneous method. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan seluruh variabel bebas ke dalam fungsi diskriminan, metode ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tiap-tiap variabel atau variabel, mana yang paling berperan sebagai pembeda most discriminating variables. 52 - Signifikansi statistik Beberapa ukuran signifikansi statistik yang tersedia untuk Analisis Diskriminan adalah: 1 Wilk’s lambda, 2 Hotelling’s trace, 3 Mahalonobi’s D 2 , 4 Rao’s V, dan 5 Pillar’s criterion. Metode yang digunakan untuk mengestimasi fungsi dalam penelitian adalah Mahalonobi’s D 2 . - Menguji kecocokan model secara keseluruhan Menghitung Z-skor untuk setiap pengamatan. Nilai Z dihitung dari fungsi diskriminan eksplisit yang dihasilkan dari fungsi implisit: Z jk = a + W 1 X 1k + W 2 X 2k + . . . + W n X nk Di mana, Z jk = Z-skor diskriminan fungsi-j untuk pengamatan-k a = intercept W n = koefisien diskriminan untuk variabel bebas-n X nk = variabel bebas-n untuk pengamatan-k Tahap 5: Interpretasi Hasil - Menginterpretasikan Discriminant Weight Bobot Diskriminan Discriminant Weight Bobot Diskriminan atau bisa juga disebut menginterpretasikan koefisien diskriminan, yaitu variabel-variabel independen yang memiliki bobot yang relatif besar serta memberikan kekuatan pembeda yang lebih besar dibandingkan 53 dengan variabel-variabel independen yang memiliki bobot yang lebih kecil. - Menghitung diskriminan loading Discriminant loadings merupakan korelasi linier struktural antara masing-masing variabel bebas dengan fungsi diskriminan. Discriminant loadings merefleksikan variansi tingkat sumbangan relative variabel independen terhadap fungsi diskriminan dan bisa diinterpretasi seperti factor loadings dalam menilai sumbangan relatif masing-masing variabel independen terhadap fungsi diskriminan. Discriminant loadings dianggap lebih valid daripada standardized discriminant coefficients dalam mengartikan kemampuan mendiskriminasi masing-masing variabel independen karena sifat korelatifnya. Walaupun demikian, peneliti tetap harus berhati-hati dalam menggunakan pendekatan ini untuk menginterpretasi hasil. - Menghitung kecocokan model Makin besar nilai kecocokan model, makin besar pula kemampuan mendiskriminasi variabel independen yang bersangkutan. Secara umum, perbandingan nilai kecocokan model ini sama dengan memperbandingkan standardized discriminant coefficients, namun perbandingan ini telah lebih terbatas kepada koefisien-koefisien diskriminan yang signifikan. 54 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian