77
memiliki perbedaan yang signifikan. Sedangkan jika dilihat dari F Test, apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05
α=5, maka antar grup untuk setiap variabel bebas memiliki perbedaan yang signifikan Santoso,
2000:176. Berdasarkan Tabel di atas, diketahui nilai Wilk’s Lambda variabel
penelitian masing-masing adalah 0,664, 0,762, 0,452, 0,905 dan 0,337. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
NPM, TAT, ROA, FLM dan ROE antara grup perusahaan yang berpotensi tidak gagal dan perusahaan yang berpotensi gagal. Kesimpulan ini
didukung oleh nilai signifikansi F Test variabel penelitian yaitu NPM, TAT, ROA, FLM dan ROE yang kurang dari 0,05.
c. Fungsi Diskriminan
Fungsi diskriminan yang dihasilkan oleh Analisis diskriminan mempunyai fungsi hampir mirip dengan persamaan regresi berganda.
Kegunaan fungsi diskriminan adalah untuk mengetahui sebuah case dalam penelitian ini adalah perusahaan masuk pada grup perusahaan
yang berpotensi tidak gagal, ataukah tergolong pada grup perusahaan yang berpotensi gagal Santoso, 2000:164. Jumlah fungsi diskriminan yang
terbentuk didasarkan pada rumus = jumlah grup – 1 Santoso, 2000:182. Pada penelitian ini terdapat dua grup perusahaan berpotensi tidak gagal
dan perusahaan berpotensi gagal, sehingga akan terbentuk 1 fungsi diskriminan.
78
Fungsi diskriminan : mengkategorikan perusahaan ke dalam grup perusahaan yang berpotensi tidak gagal atau ke dalam grup perusahaan
yang berpotensi gagal. Pembentukan fungsi diskriminan didasarkan pada nilai canonical
discriminat function coefficients yang dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.16.
Canonical Discriminat Function Coefficients
Canonical Discriminant Function Coefficients
-8,012 -,446
,008 -,361
,158 -,918
NPM TAT
ROA FLM
ROE Constant
1 Function
Unstandardized coefficients
Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan Tabel di atas diketahui fungsi diskriminan yang
terbentuk adalah:
Z = -0,918 – 8,012NPM – 0,446TAT + 0,008ROA – 0,361FLM + 0,158 ROE
Melalui fungsi diskriminan yang diperoleh, maka tiap-tiap perusahaan yang diteliti akan memiliki skor yang digunakan sebagai dasar
pengelompokkan, masuk dalam kategori perusahaan yang berpotensi gagal Fungsi 1
Grup Potensi Tidak Gagal
Grup Potensi Gagal
79
dan perusahaan yang tidak berpotensi gagal. Batas skor untuk kategori perusahaan yang berpotensi gagal dan perusahaan yang tidak berpotensi
gagal disebut cutting score Z
cu
yang dapat dihitung dengan mempersatukan angka-angka yang terdapat dalam tabel function at group
centroids.
Tabel 4.17.
function at group centroids
Functions at Group Centroids
1,530 -1,530
Potensi Kebangkrutan Potensi tidak gagal
Potensi gagal 1
Function
Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means
Sumber : Lampiran 6
Tabel tersebut memperlihatkan angka 1,530 untuk kategori perusahaan yang berpotensi tidak gagal dan -1,530 untuk kategori
perusahaan yang gagal, sehingga perhitungan untuk cutting score adalah sebagai berikut:
Jika diskriminant score yang diperoleh perusahaan lebih kecil dari
0 maka perusahaan tersebut dalam kategori perusahaan yang berpotensi gagal dan jika diskriminant score yang diperoleh perusahaan lebih besar
dari 0 maka perusahaan tersebut masuk dalam kategori perusahaan yang tidak berpotensi gagal.
80
Tabel 4.18.
Eigen Values
Eigenvalues
2,425
a
100,0 100,0
,841 Function
1 Eigenvalue
of Variance Cumulative
Canonical Correlation
First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
a.
Sumber : Lampiran 6 Nilai eigen eigenvalues menunjukkan seberapa besar variasi
keragaman variabel terikat potensi kebangkrutan yang dapat dijelaskan oleh fungsi diskriminan Ghozali, 2005:202. Berdasarkan Tabel di atas
dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
Fungsi diskriminan mampu menjelaskan 100 variasi potensi kebangkrutan perusahaan, artinya perusahaan yang berpotensi tidak
gagal dan perusahaan yang berpotensi gagal dipengaruhi oleh NPM, TAT, ROA, FILM dan ROE sebesar 100.
Standardized koefisien fungsi diskriminan menunjukkan
kecocokan model dari setiap variabel bebas terhadap fungsi diskriminan Ghozali, 2005:202.
Tabel 4.19. Standardized Canonical Discriminat Function Coefficients
Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients
-,766 -,156
,048 -,320
1,448 NPM
TAT ROA
FLM ROE
1 Function
Sumber : Lampiran 6
81
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa variabel yang memberikan kontribusi paling besar pada fungsi diskriminan adalah ROE.
4.4.2. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ini menduga bahwa NPM, TAT, ROA, FLM dan ROE berpengaruh terhadap potensi kebangkrutan perusahaan.
Berdasarkan nilai singnifikansi F Test pada Test of Equality of Group Means, diketahui bahwa nilai signifikansi F Test untuk semua variabel
kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa NPM, TAT, ROA, FLM dan ROE berpengaruh terhadap prediksi potensi
kebangkrutan. Dengan demikian hipotesis penelitian terbukti bahwa model DuPont dapat digunakan untuk membedakan pengelompokan dua
kategori perusahaan yang gagal dan perusahaan yang tidak gagal dalam indeks LQ 45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel pengujian hipotesis
di bawah ini.
Tabel 4.20. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengaruh F Sig.
F Kesimpulan
NPM 28,389 0,000
Signifikan TAT 17,470
0,000 Signifikan
ROA 67,972 0,000
Signifikan FLM 5,871
0,019 Signifikan
ROE 110,399 0,000
Signifikan Sumber : Lampiran 6
Hasil analisis diskriminan di atas memberikan kesimpulan bahwa potensi kegagalan perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan rasio
Net Profit Margin, Total Assets Turnover, Return On Assets, Financial Leverage Multiplier dan Return On Equity.
82
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian