68
Gambar 4.5. Grafik Batang ROE Perusahaan LQ 45 Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2008
Sumber : Tabel 4.5
4.3. Analisis Data Dan Uji Hipotesis
Analisis diskriminan dilakukan untuk membedakan pengelompokan dua kategori perusahaan gagal dan perusahaan tidak gagal
dalam indeks LQ 45”, dimana pengelompokan perusahaan yang berpotensi gagal dan perusahaan yang berpotensi tidak gagal dilakukan dengan
menggunakan analisis cluster kelompok.
4.3.1. Analisis Kelompok Cluster
Analisis cluster yang digunakan adalah non hirarki cluster dengan K-means cluster, hal ini dilakukan karena kelompok yang dikehendaki
sudah diketahui sebelumnya yaitu menjadi 2 kelompok, perusahaan yang
69
berpotensi tidak gagal dan perusahaan yang berpotensi gagal. Hasil pengelompokan dengan K-means cluster adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Pembentukan Kelompok
Final Cluster Centers
,20 ,07
,93 ,53
17,46 2,92
2,18 2,89
33,09 7,43
NPM TAT
ROA FLM
ROE 1
2 Cluster
Sumber : Lampiran 4 Hasil proses cluster adalah terjadi 2 cluster atau 2 kelompok
perusahaan yaitu perusahaan yang berpotensi tidak gagal dan perusahaan yang berpotensi gagal. Untuk melihat jumlah anggota kelompok tiap
clustering dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 4.7. Jumlah Anggota Kelompok
Number of Cases in each Cluster
30,000 30,000
60,000 ,000
1 2
Cluster Valid
Missing
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok 1 mempunyai 30 perusahaan yang berpotensi tidak gagal, hal ini dapat
dilihat pada raw data bahwa kelompok 1 merupakan kelompok perusahaan yang berpotensi tidak gagal karena memiliki net profit margin tinggi, total
asset turnover tinggi, return on assets tinggi, financial leverage multiplier rendah dan return on equity tinggi. Kelompok 2 juga mempunyai 30
70
perusahaan yang berpotensi gagal, hal ini dapat dilihat pada raw data bahwa kelompok 2 merupakan perusahaan yang berpotensi gagal karena
memiliki net profit margin rendah, total asset turnover rendah, return on assets rendah, financial leverage multiplier tinggi dan return on equity
rendah.
4.3.2. Uji Asumsi Analisis Diskriminan
Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis diskriminan adalah Santoso, 2002:145:
1. Variabel Bebas Berdistribusi Normal
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menguji normalitas variabel bebas adalah metode Kolmogorov Smirnov. Apabila
nilai signifikansi yang dihasilkan uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka distribusi data adalah normal Santoso, 2002:35-36. Hasil
pengujian normalitas variabel bebas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Variabel Bebas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
60 60
60 60
60 ,1337
,7255 10,1905
2,5313 20,2593
,12126 ,39891
10,13188 1,04095
16,21272 ,087
,161 ,102
,117 ,061
,062 ,161
,102 ,117
,055 -,087
-,155 -,094
-,097 -,061
,676 1,251
,788 ,904
,473 ,751
,088 ,564
,387 ,979
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed NPM
TAT ROA
FLM ROE
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 5
71
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji Kolmogorov Smirnov untuk semua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu NPM, TAT, ROA, FLM dan ROE lebih besar dari 0.05 yaitu masing-masing 0,751, 0,088, 0,564, 0,387 dan 0,979. Dengan
demikian berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yang berdistribusi
normal.
2. Tidak Ada Outlier Pada Variabel Bebas
Deteksi adanya multivariate outlier pada variabel bebas penelitian ini menggunakan kriteria Mahalonobis Distance. Terdapat outlier apabila
nilai maksimum Mahalonobis Distance lebih besar dari nilai
2
tabel α=0.001; df=5 = 20,515 Ferdinand, 2005:147-152. Berikut ini adalah
hasil pengujian outlier:
Tabel 4.9. Hasil Uji Outlier Pada Variabel Bebas
Residuals Statistics
a
.66 2.59
1.50 .423
60 -1.986
2.563 .000
1.000 60
.050 .163
.086 .029
60 .54
2.75 1.50
.443 60
-.585 .612
.000 .274
60 -2.046
2.138 .000
.957 60
-2.314 2.215
.000 1.020
60 -.750
.656 .000
.313 60
-2.415 2.301
-.003 1.036
60 .829
18.271 4.917
4.265 60
.000 .325
.025 .055
60 .014
.310 .083
.072 60
Predicted Value Std. Predicted Value
Standard Error of Predicted Value
Adjusted Predicted Value Residual
Std. Residual Stud. Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance Cooks Distance
Centered Leverage Value Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation N
Dependent Variable: Potensi Kebangkrutan a.
Sumber : Lampiran 5
72
Berdasarkan pada Tabel di atas, diketahui bahwa Maksimum Mahalonobis Distance mempunyai nilai 18,271 lebih kecil dari 20,515,
maka disimpulkan data variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, tidak mengandung multivariate outlier, sehingga asumsi terpenuhi.
Deteksi univariate outlier juga perlu dilakukan, dimana pendeteksian univariate outlier dapat dilakukan dengan Z-Score. Jika nilai
Z-Score terletak antara -3 sampai dengan +3 berarti tidak terdapat univariate outlier. Hasil pendeteksian univariate outlier adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.10. Uji Univariate Outlier Putaran 1
Descriptive Statistics
60 -2,99897
2,44370 ,0000000
1,00000000 60
-1,71843 1,69085
,0000000 1,00000000
60 -1,70556
3,18791 ,0000000
1,00000000 60
-1,29818 3,55317
,0000000 1,00000000
60 -2,77679
2,35745 ,0000000
1,00000000 60
ZscoreNPM ZscoreTAT
ZscoreROA ZscoreFLM
ZscoreROE Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan Tabel di atas diketahui pada variabel ROA dan FLM
nilai maksimum yang dihasilkan lebih dari +3, sehingga diindikasikan pada variabel ini terdapat univariate outlier. Setelah dilakukan
pengecekan pada raw data diketahui observasi 9 dan observasi 19 merupakan univariate outlier, sehingga harus dikeluarkan dari raw data.
Kemudian dilakukan pendeteksian ulang terhadap raw data tanpa observasi 9 dan observasi 19 sebagai berikut :
73
Tabel 4.11. Uji Univariate Outlier Putaran 2
Descriptive Statistics
58 -2,99897
2,11384 -,0529859
,95943363 58
-1,71843 1,69085
,0117129 ,99691234
58 -1,70556
2,97669 -,0438680
,92063538 58
-1,29818 2,36195
-,0421919 ,88900073
58 -2,77679
1,89793 -,0434432
,96705959 58
ZscoreNPM ZscoreTAT
ZscoreROA ZscoreFLM
ZscoreROE Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan Tabel di atas diketahui pada semua variabel nilai
minimum dan nilai maksimum yang dihasilkan masuk dalam rentang -3 sampai dengan +3, sehingga diindikasikan pada variabel ini tidak terdapat
univariate outlier.
3. Tidak Ada Korelasi Antar Variabel Bebas
Korelasi antar variabel bebas multikolinieritas dideteksi menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF tiap
variabel bebas. Apabila nilai tolerance 0.10 atau nilai VIF 10, maka terdapat korelasi antar variabel bebas Ghozali, 2005:92. Berikut adalah
nilai tolerance dan VIF yang diperoleh dari hasil pengujian:
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Korelasi Antar Variabel Bebas
Coefficients
a
,161 6,205
,359 2,788
,117 8,558
,480 2,082
,103 9,747
NPM TAT
ROA FLM
ROE Model
1 Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Potensi Kebangkrutan a.
Sumber : Lampiran 5
74
Berdasarkan hasil Tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua nilai tolerance lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang
dari 10, maka disimpulkan tidak terdapat korelasi antar variabel bebas, sehingga asumsi terpenuhi.
4. Matriks Kovarian Dari Semua Variabel Bebas Sama
Pengujian kesamaan matriks kovarian dari semua variabel bebas group covariance matrices dilakukan dengan uji Box’s M. Apabila
angka signifikansi dari uji Box’s M lebih besar dari 0.05, maka group covariance matrices adalah sama. Berikut adalah hasil uji Box’s M:
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Kesamaan Matriks Kovarian
Test Results
135,780 8,179
15 12626,526
,000 Boxs M
Approx. df1
df2 Sig.
F
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
Sumber : Lampiran 5 Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi Box’s M sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa matrik kovarian dari semua variabel bebas group covariance
matrices adalah tidak sama. Akan tetapi menurut Ghozali 2005 : p. 188 analisis fungsi diskriminan tetap robust walaupun asumsi homogeneity of
variance terpenuhi dengan syarat data tidak memiliki outlier.
75
4.4 Analisis dan Uji Hipotesis 4.4.1. Analisis Diskriminan