Pengujian Peramalan Penelitian Terdahulu

analis peramalan sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan mengenai pola data. Gambar 2.8 Random Component Pola Acak

2.4 Pengujian Peramalan

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode MRC Moving Range Chart. Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah dilakukan, apakah dari data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum. Langkah-langkah dalam pembuatan metode MRC adalah sebagai berikut Hakim,2003: 1. Menghitung rentang bergerak Moving Range. MR =     1 1 ˆ ˆ          t t t Dengan : t  = Data aktual tahun tertentu ˆ = Data hasil penjumlahan tahun tertentu 2. Menghitung rata-rata rentang bergerak.    1 n MR MR 3. Menghitung batas kontrol. Batas atas BA = +2.66 MR Batas bawah BB = -2.66 MR 4. menghitung titik simpang t t    ˆ keadaan peta kendali Gambar 2.9. Fungsi peramalan yang terpilih dapat digunakan, apabila semua titik berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali Out of Control suatu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan yang baru. Hal ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok untuk digunakan. Gambar 2.9 Bagan Peta Kendali Kondisi Out of Control yaitu : 1. Jika ada titik t t    ˆ yang berada diluar batas kontrol BA atau BB 2. Aturan tiga titik. Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih yang terdapat dalam satu daerah A. 3. Aturan lima titik. Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat dalam satu daerah B. 4. Aturan delapan titik. Dengan delapan titik yang berurutan pada salah satu sisi dari garis tengah.

2.5 Metode Savings Matrix

Savings Matrix merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menjadwalkan sejumlah terbatas kendaraan dari suatu fasilitas dan jumlah kendaraan dalam armada ini dibatasi dan mereka mempunyai kapasitas maksimum yang berlainan. Tujuan dari metode ini adalah untuk memilih penugasan kendaraan dan routing sebaik mungkin Bowersox, 2002 Metode savings matrix adalah metode yang diterapkan dan dapat digunakan untuk menugaskan pelanggan ke sarana atau alat angkut jika ada batasan waktu penyerahan. Metode ini digunakan untuk menentukan rute distribusi produk ke outlet dengan cara menentukan urutan rute distribusi yang harus dilalui dan jumlah alat angkut berdasarkan kapasitas dari alat angkut tersebut agar diperoleh rute terpendek dan biaya transportasi yang optimum Chopra, Meindl, 2001

2.5.1 Langkah-langkah Penerapan Metode Savings Matrix

Metode ini sederhana dilakukan dan dapat digunakan untuk memutuskan konsumen ke kendaraan yang mana, walaupun terdapat kendala waktu dan yang lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan konsumen yang harus dilayani oleh sebuah kendaraan serta rute pengiriman yang harus ditempuh masing-masing kendaraan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan matrix jarak Identify the Distance Matrix Matrik jarak menyatakan jarak antara tiap pasang lokasi yang dikunjungi. Jarak antara lokasi A yang terletak pada koordinat   a a Y X , dan lokasi B yang terletak pada koordinat   b b Y X , dicari dengan menggunakan rumus : Dist A,B =     2 2 b a b a Y Y X X    Panjang =     2 2 b a b a Y Y X X    Panjang = b a X X  Panjang = b a Y Y  Lokasi Pabrik DC Skema Perhitungan Jarak 2. Menentukan matrix penghematan savings matrix Matrik penghematan menunjukan penghematan yang terjadi jika menggabungkan dua konsumen kedalam satu truk kendaraan. Penghematan bisa dievaluasi berdasarkan jarak atau waktu atau uang. S x,y menyatakan jarak yang dihemat jika perjalanan yaitu DC → konsumen x → DC dan DC → konsumen y →DC dikombinasikan ke sebuah rute perjalanan tunggal yaitu DC → konsumen x → konsumen y → DC. Rumus untuk mencari besarnya penghematan adalah : S x,y = Dist DC,y + Dist DC,y – Dist x,y 3. Mengalokasikan konsumen-konsumen kesebuah rutekendaraan atau penugasan konsumen pada sebuah rute. a. Pengalokasian konsumen kesebuah rutekendaraan harus bisa memaksimalkan penghematan. b. Pencarian solusi dilakukan dengan prosedur iterative yaitu :  Pada tahap 1 : tiap konsumen dialokasikan pada rutekendaraan yang berbeda-beda atau terpisah.  Pada tahap 2 : Dua rute selanjutnya dapat digabungkan pada satu rutekendaraan dengan didasarkan pada penghematan yang paling tinggi yang bisa diperoleh. Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian tersebut layak atau tidak. Dikatakan layak jika total pengiriman yang harus dilalui melalui rute tersebut tidak melebihi kapasitas kendaraan. 4. Menentukan urutan konsumenurutan pengiriman pada sebuah rute. Tujuan dari tahap ini adalah meminimalkan jarak perjalanan yang harus ditempuh tiap kendaraan. Untuk mendapatkan rute pengiriman yang optimal dilakukan dua tahap : a. Menentukan rute pengiriman awal untuk tiap kendaraan dengan menggunakan prosedur farthesr insert nearest insert dll. b. Melakukan perbaikan dengan menggunakan prosedur. Ada beberapa prosedur pengurutan yang dapat digunakan untuk mendapatkan rute pengiriman awal yaitu Chopra,Meindl, 2001 : a. Farth insert : memasukkan konsumen yang memberikan perjalanan paling jauh. b. Nearest insert : memasukkan konsumen yang memberikan perjalanan terpendek. c. Nearest neighbour : rute perjalanan dibuat dengan menambahkan konsumen terdekat dari titik terakhir yang dikunjungi oleh kendaraan. Iterasi dimulai dari DC kemudian perjalanan dilakukan menuju ke konsumen yang paling dekat dengan DC, dan seterusnya. d. Sweep : dalam metode ini, pointtitik manapun pada jaringan dipilih umumnya DC itu sendiri dan jalur dibersihkan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam dari titik point. Perjalanan dibentuk dengan mengurutkan konsumen yang ditemui selama proses.

2.6 Analisa Keputusan

Analisa keputusan dapat dipandang sebagai gabungan dari dua disiplin ilmu yang telah ada lebih dahulu, yaitu Teori Keputusan dan Metodelogi Pemodelan Sistem. Teori Keputusan adalah teori yang mempelajari bagaimana sikap fikir yang rasional dalam situasi yang amat sederhana, tetapi yang mengandung ketidakpastian, seperti dalam permainan lotre. Karena itu maka peranannya dalam menghadapi situasi yang kompleks adalah sangat kecil. Sedangkan Metodologi Pemodelan Sistem mempelajari bagaimana memperlakukan aspek yang dinamis dan kompleks dari suatu lingkungan. Jadi Analisa Keputusan yang merupakan gabungan dari keduanya, mengkombinasi kemampuan untuk menangani system yang kompleks dan dinamis, dan kemampuan untuk menangani ketidakpastian dalam satu disiplin keilmuan. Karenanya, Analisa Keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai proses pengambilan keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan. Dengan kata lain cara untuk membuat model suatu keputusan memungkinkan dilakukan pemeriksaan dan pengujian Kuntoro,Trisnadi,1983.

2.6.1 Langkah-langkah Dalam Analisa Keputusan

Tahap Deterministik Keputusan Tahap informasional Tahap Probabilistik Pengumpulan Informasi Informasi Baru Pengumpulan Informasi Baru Tindakan Informasi Awal Gambar 2.10 Siklus Analisa Keputusan Dari gambar tersebut dapat dlihat bahwa didalam prosedur analisa keputusan akan terdapat tiga tahapan utama, yaitu Kuntoro,Trisnadi,1983 : 1. Tahapan deterministik Dalam tahap ini variable-variabel yang mempengaruhi keputusan perlu didefinisikan dan saling hubungkan, perlu dilakukan penetapan nilai dan selanjutnya tingkat kepentingan variable ukur tanpa terlebih dahulu memperhatikan unsur ketidakpastiannya. 2. Tahapan probabilistik Ini merupakan tahap penetapan besarnya ketidakpastian yang melingkupi variabel-variabel yang penting, dan menyatakannya dalam bentuk suatu nilai. Dalam tahapan ini juga diulakukan penetapan preferensi atas risiko. 3. Tahap informasional Intinya adalah meninjau hasil dari dua tahap terdahulu guna menentukan nilai ekonomisnya bila kita ingin mengurangi ketidakpastian pada suatu variabel yang dianggap penting. Dengan demikian dari tahap ini kita dapat menentukan apakah masih diperlukan pengumpulan informasi tambahan untuk dapat mengurangi ketidakpastian. Bila ternyata kita mendapatkan bahwa nilai informasi lebih kecil dari ongkos yang dikeluarkan, maka tidak perlu mencari informasi tambahan, sehingga hasil dari proses pertamalah yang kita jalankan.

2.7 Vehicle Routing Problem

Vehicle routing problem dapat didefinisikan sebagai penentuan sejumlah rute untuk sekumpulan kendaraan yang harus melayani sejumlah pemberhentian node dari depot pusat. Asumsi yang bisa digunakan dalam Vehicle routing problem standart adalah setiap kendaraan mempunyai kapasitas yang sama dan jumlah kendaraan tidak terbatas, jumlah permintaan tiap pemberhentian node diketahui dan tidak ada jumlah permintaan tunggal yang melebihi kapasitas kendaraan. Rute dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Daily routing yaitu sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan untuk 1 hari pengiriman. 2. Period routing yaitu rute dari sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan untuk beberapa waktu periode. 3. Fixed routing yaitu rute dari sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan dan tidak berubah untuk beberapa periode tertentu.

2.7.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan

Permasalahan rute dan penjadwalan kendaraan diklasifikasikan berdasarkan karakteristik-karakteristiknya, yang dapat digunakan untuk membantu menganalisa dan mengidentifikasi jenis dari permasalahan yang berlawanan. Algoritma-algoritma yang ada dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan karakteristik-karakteristiknya dalam klasifikasi tersebut. Adapun secara garis besar kliasifikasi tersebut adalah sebagai berikut : No Karakteristik Pilihan yang mungkin 1. Ukuran kendaraan yang tersedia  Satu kendaraan  Banyak kendaraan 2. Jenis armada kendaraan yang tersedia  Sejenis hanya satu jenis kendaraan  Heterogen jenis kendaraan banyak  Khusus jenis kendaraan yang dikelompokkan 3. Penampatan kendaraan  Depot tunggal  Depot banyak 4. Sifat permintaan  Deterministik  Stokastikprobabilistic  Memilih permintaan yang disukai Pilihan yang mungkin 5. Lokasi armada  Pada node  Pada busurarc  Kombinasi pada node dan busur 6. Network  Undirected  Directed  Kombinasi directed dan undirected  Euclidean 7. Keterbatasan kapasitas kendaraan  Memaksakan sama untuk semua rute  Memaksakan berbeda untuk rute-rute yang berbeda  Tidak membatasi kapasitas tidak terbatas 8. Waktu rute maksimum  Dibatasi sama untuk semua rute  Dibatasi berbeda untuk semua rute yang berbeda  Tidak dibatasi 9. Operasi  Hanya menjemput mengambil dan membawa  Kombinasi penjemputan dan pengantaran  Membagi pengiriman menerima atau menolak 10. Biaya  Biaya variable atau routing  Biaya-biaya tambahan operasi tetap atau kendaraan  Biaya-biaya karena permintaan tidak dilayani 11. Tujuan  Meminimalkan total biaya routing  Meminimalkan jumlah dari biaya-biaya tetap dan variable  Meminimumkan jumlah kendaraan yang dibutuhkan  Memaksimalkan utukitas fungsi yang didasarkan pada pelanggan atau waktu yang sebaik-baiknya  Memaksimalkan utilitas fungsi yang didasarkan pada prioritas customer No Karakteristik Tabel 2.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan

2.7.2 Aturan dalam Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan rute dan penjadwalan transportasi, yaitu dengan menggunakan 8 ketentuan sebagai berikut Ballow, 2004 : 1. Muatan truk dengan jumlah kapasitas truk disesuaikan dengan jarak yang saling berdekatan. Truk akan berhenti ketika tempat yang dituju saling berdekatan. Ini biasanya meminimalkan perjalanan dalam satu rute. 2. Pemberhentian pada hari yang berbeda harus tersusun untuk mengghasilkan cluster yang baik. Ini akan membantu untuk meminimalkan jumlah truk yang diinginkan untuk penyediaan pada titik pemberhentian, sebaik meminimalkan jarak dan waktu dari truk selama 1 minggu. 3. Membentuk rute dimulai dengan jarak yang jauh dari depot. Efisiensi rute dapat ditingkatkan dengan cara membentuk cluster pemberhentian disekitarnya yang berada paling jauh dari depot dan kemudian kembali menuju depot. 4. Rangkaian titik berhentinya rute harus membentuk pola aliran yang baik, titik pemberhentian harus diurutkan agar tidak terjadi cross pada rute dan tampilan rute memiliki bentuk aliran yang baik. 5. Rute paling efisien akan diperoleh jika menggunakan kendaraan dengan kapasitas yang besar. Idealnya pengguna kendaraan yang banyak cukup untuk menangani tempat pemberhentian pada satu rute dimana keadaan ini akan meminimalkan jumlah jarak, atau waktu perjalanan untuk menyediakan barang pada tempat pemberhentian. 6. Pick up harus saling bergantian dalam rute penyebarannya lebih baik dari rute tarakhir. Pick up harus bisa melakukan sebanyak mungkin dalam sebuah perjalanan untuk mengantar dan meminimalkan jumlah bagian yang tercantum yang dapat terjadi seperti halnya tempat pemberhentian setelah mereka memenuhi pengiriman. 7. Jika terdapat satu titik node jauh dari rute cluster, lebih baik menggunakan alternatif node angkutan pengiriman yang lain. Node dengan jarak yang jauh dari titik node lainnya terutama dengan volume yang kecil, dengan pertimbangan waktu pebgiriman dan biaya sarana angkut. Penggunaan truk dengan kapasitas lebih kecil lebih baik digunakan untuk menangani permasalahan tersebut karena alasan penghematan atau menggunakan alat transportasi yang disewa pada jasa pelayanan akan menjadi alternatif. 8. Menghindarkan pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian. Pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian dengan waktu yang sempit dapat menjadikan urutan pemberhentian, tidak seperti pada pola yang benar. Karena pembatasan rentang waktu sering tidak pasti, jika pemberhentian diharuskan untuk dilayani dalam satu pola yang baik tidak seperti yang diinginkan perlu ada batasan rentang waktu yang beru dengan maksud agar waktunya tidak terlalu sempit.

2.8 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu dengan menggunakan metode Savings Matrix, antara lain : 1 Dany Isyadi 2008 Judul : “Penentuan Jalur Distribusi Produk Kertas ke Customer Untuk Meminimalkan Biaya Transportasi dengan Metode Savings Matrix di PT. Ekamas Fortuna Malang” Ringkasan : PT. Ekamas Fortuna Malang dituntut untuk merancang kinerja pengiriman yang efisien. Tetapi terdapat beberapa keterbatasan dalam pendistribusian barang yang tepat untuk menentukan jalur distribusi produk ke customer. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan mengunakan metode Savings Matrix, dengan terlebih dahulu melakukan peramalan permintaan menggunakan metode time series melalui perangkat lunak MINITAB 14 untuk menentukan order size. sehingga didapatkan alokasi Customer pada tiap truk disesuaikan dengan kapasitas truk, dimana jumlah truk yang dibutuhkan sebelumnya 7 unit menjadi 4 unit truk, dengan rute A DC-C14-C15-C16-C12-C13-DC dengan pengiriman sebanyak 17 Roll menempuh jarak 1500 km, B DC-C10-C11-DC dengan pengiriman sebanyak 67 Roll menempuh jarak 1166,85 km, C DC-C5-C6-C7- C8-C9-DC dengan pengiriman sebanyak 65 Roll menempuh jarak 613,1 km, D DC-C1-C2-C3-C4-DC dengan pengiriman sebanyak 70 Roll menempuh jarak 220,68 km. Sehingga terjadi penghematan sebesar Rp. 5.216.739,32 atau sebesar 28,03 dari biaya transportasi semula. 2 Onny Setyono 2006 Judul : “Perancangan Sistem Rute dan Penjadwalan Pengiriman Barang di PT. Karya Mandiri Kencana Surabaya” Ringkasan : PT. Karya Mandiri Kencana, distributor produk tinta yang memiliki jaringan pendistribusian produk yang sangat kompleks dan luas di seluruh Jawa Timur, permasalahan perencanaan rute dan jadwal pengiriman barang merupakan permasalahan operasional yang harus dihadapi. Dengan menggunakan Metode Savings Matrik, dapat ditentukan suatu rute yang optimal sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Rute dan penjadwalan ini disusun dengan mengeliminasi total perjalanan, yaitu berapa jarak dan biaya perjalanan dengan tetap memenuhi permintaan pelanggan. Untuk mendapatkan hasil rute dan penjadwalan yang terbaik, diperlukan data-data yang spesifik, seperti jarak antar node serta data keepatan kendaraan yang sesuai dengan realita yang ada. Selain itu, riset ini perlu dilakukan secara berkala agar perubahan yang terjadi dapat diamati dengan baik. Data savings matriks dipergunakan untuk menentukan langganan mana yang akan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah rute. Langganan dengan savings yang terbesar akan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah rute pengiriman, diikuti dengan langganan-langganan lain yang memiliki rute yang lebih kecil. Dari contoh data pengiriman untuk wilayah Gresik pada tanggal 6 Desember 2005 maka dapat dibuat suatu rute pengiriman barang sebagai berikut; Truck 1DC – BJ – AC – AE – BM – AZ – BV – AX – BS – DC dengan total muatan sebesar 770 kg dan jarak tempuh 44 km, sehingga biaya yang timbul sebesar 3.28. Truck 2 DC – AW – BI –BH– DC dengan total muatan sebesar 715 kg dan jarak tempuh 30 km, sehingga biaya yang timbul biaya pengiriman barang selama bulan Desember adalah sebesar Rp. 2.658.000., yang mana jauh lebih rendah daripada biaya pengiriman sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari CV. Surya Media Perdana Surabaya yang berlokasi di Jl Margerejo Indah 137, Surabaya. Waktu pengambilan data sekunder dimulai bulan April 2009 sampai Maret 2010.

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini akan menentukan variabel-variabel sebagai ukuran performansi dan masalah yang diteliti. Variabel yang digunakan sebagai berikut :

3.2.1 Variabel Bebas

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, meliputi : a. Biaya transportasi Variabel ini menyatakan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam setiap pengiriman dari perusahaan ke gudang dalam 1 rute. b. Jarak Variabel ini menunjukan berapa jarak yang dibutuhkan untuk mencapai rute yang optimal berdasarkan kapasitas alat angkut. c. Permintaan gudang Variabel ini menunjukan berapa jumlah permintaan gudang selama penelitian dan permintaan gudang diperiode yang akan datang. d. Koordinat lokasi Variabel ini menentukan koordinat lokasi setiap gudang dengan perusahaan.

3.2.2 Variabel Terikat

Yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu : Rute dan biaya transportasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi, adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut : Field Research Penelitian Lapangan Field research adalah metode pengumpulan data yang didapat dengan cara pengamatan langsung ke lapangan dari obyek yang akan diteliti, metode ini dilakukan melalui pendekatan antara lain : 1. Observasi atau Penelitian Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang didapat dari observasi pada obyek penelitian, seperti jenis produk, data produksi, waktu produksi dan jumlah tenaga kerja. 2. Wawancara Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, seperti jenis customer, data biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, biaya retribusi.

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA.

1 2 106

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK KE KONSUMEN UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PG CANDI BARU SIDOARJO.

0 0 100

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA.

5 13 139

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. ARIA DUTA PANEL SURABAYA.

1 10 120

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA.

3 2 117

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA

0 1 18

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA

0 1 16

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. ARIA DUTA PANEL SURABAYA

0 2 18

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

0 0 20

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK KE KONSUMEN UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PG CANDI BARU SIDOARJO

0 1 12