analis peramalan sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan mengenai pola data.
Gambar 2.8 Random Component Pola Acak
2.4 Pengujian Peramalan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode MRC Moving Range Chart. Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan
yang telah dilakukan, apakah dari data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum. Langkah-langkah dalam pembuatan metode MRC adalah
sebagai berikut Hakim,2003: 1.
Menghitung rentang bergerak Moving Range. MR =
1 1
ˆ ˆ
t t
t
Dengan :
t
= Data aktual tahun tertentu ˆ = Data hasil penjumlahan tahun tertentu
2. Menghitung rata-rata rentang bergerak.
1 n
MR MR
3. Menghitung batas kontrol.
Batas atas BA = +2.66 MR Batas bawah BB = -2.66 MR
4. menghitung titik simpang
t t
ˆ
keadaan peta kendali Gambar 2.9. Fungsi peramalan yang terpilih dapat digunakan, apabila semua titik
berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali Out of Control suatu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan
yang baru. Hal ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok untuk digunakan.
Gambar 2.9 Bagan Peta Kendali
Kondisi Out of Control yaitu : 1.
Jika ada titik
t t
ˆ
yang berada diluar batas kontrol BA atau BB
2. Aturan tiga titik.
Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih yang terdapat dalam satu daerah A.
3. Aturan lima titik.
Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat dalam satu daerah B.
4. Aturan delapan titik.
Dengan delapan titik yang berurutan pada salah satu sisi dari garis tengah.
2.5 Metode Savings Matrix
Savings Matrix merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menjadwalkan sejumlah terbatas kendaraan dari suatu fasilitas dan jumlah
kendaraan dalam armada ini dibatasi dan mereka mempunyai kapasitas maksimum yang berlainan. Tujuan dari metode ini adalah untuk memilih
penugasan kendaraan dan routing sebaik mungkin Bowersox, 2002 Metode savings matrix adalah metode yang diterapkan dan dapat
digunakan untuk menugaskan pelanggan ke sarana atau alat angkut jika ada batasan waktu penyerahan. Metode ini digunakan untuk menentukan rute
distribusi produk ke outlet dengan cara menentukan urutan rute distribusi yang harus dilalui dan jumlah alat angkut berdasarkan kapasitas dari alat angkut
tersebut agar diperoleh rute terpendek dan biaya transportasi yang optimum Chopra, Meindl, 2001
2.5.1 Langkah-langkah Penerapan Metode Savings Matrix
Metode ini
sederhana dilakukan dan dapat digunakan untuk memutuskan
konsumen ke kendaraan yang mana, walaupun terdapat kendala waktu dan yang lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan konsumen yang
harus dilayani oleh sebuah kendaraan serta rute pengiriman yang harus ditempuh masing-masing kendaraan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan matrix jarak Identify the Distance Matrix
Matrik jarak menyatakan jarak antara tiap pasang lokasi yang dikunjungi. Jarak antara lokasi A yang terletak pada koordinat
a a
Y X ,
dan lokasi B yang terletak pada koordinat
b b
Y X ,
dicari dengan menggunakan rumus : Dist
A,B =
2 2
b a
b a
Y Y
X X
Panjang =
2 2
b a
b a
Y Y
X X
Panjang =
b a
X X
Panjang =
b a
Y Y
Lokasi Pabrik DC
Skema Perhitungan Jarak 2.
Menentukan matrix penghematan savings matrix Matrik penghematan menunjukan penghematan yang terjadi jika
menggabungkan dua konsumen kedalam satu truk kendaraan. Penghematan bisa dievaluasi berdasarkan jarak atau waktu atau uang.
S x,y menyatakan jarak yang dihemat jika perjalanan yaitu DC →
konsumen x → DC dan DC → konsumen y →DC dikombinasikan ke sebuah
rute perjalanan tunggal yaitu DC → konsumen x → konsumen y → DC.
Rumus untuk mencari besarnya penghematan adalah : S x,y = Dist DC,y + Dist DC,y – Dist x,y
3. Mengalokasikan konsumen-konsumen kesebuah rutekendaraan atau
penugasan konsumen pada sebuah rute. a.
Pengalokasian konsumen kesebuah rutekendaraan harus bisa memaksimalkan penghematan.
b. Pencarian solusi dilakukan dengan prosedur iterative yaitu :
Pada tahap 1 : tiap konsumen dialokasikan pada rutekendaraan yang
berbeda-beda atau terpisah.
Pada tahap 2 : Dua rute selanjutnya dapat digabungkan pada satu rutekendaraan dengan didasarkan pada penghematan yang paling tinggi
yang bisa diperoleh. Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah pengkombinasian tersebut layak atau tidak. Dikatakan layak jika total
pengiriman yang harus dilalui melalui rute tersebut tidak melebihi kapasitas kendaraan.
4. Menentukan urutan konsumenurutan pengiriman pada sebuah rute.
Tujuan dari tahap ini adalah meminimalkan jarak perjalanan yang harus ditempuh tiap kendaraan.
Untuk mendapatkan rute pengiriman yang optimal dilakukan dua tahap : a.
Menentukan rute pengiriman awal untuk tiap kendaraan dengan menggunakan prosedur farthesr insert nearest insert dll.
b. Melakukan perbaikan dengan menggunakan prosedur.
Ada beberapa prosedur pengurutan yang dapat digunakan untuk mendapatkan rute pengiriman awal yaitu Chopra,Meindl, 2001 :
a. Farth insert : memasukkan konsumen yang memberikan perjalanan paling
jauh. b.
Nearest insert : memasukkan konsumen yang memberikan perjalanan terpendek.
c. Nearest neighbour : rute perjalanan dibuat dengan menambahkan
konsumen terdekat dari titik terakhir yang dikunjungi oleh kendaraan. Iterasi dimulai dari DC kemudian perjalanan dilakukan menuju ke
konsumen yang paling dekat dengan DC, dan seterusnya. d.
Sweep : dalam metode ini, pointtitik manapun pada jaringan dipilih umumnya DC itu sendiri dan jalur dibersihkan searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam dari titik point. Perjalanan dibentuk dengan mengurutkan konsumen yang ditemui selama proses.
2.6 Analisa Keputusan
Analisa keputusan dapat dipandang sebagai gabungan dari dua disiplin ilmu yang telah ada lebih dahulu, yaitu Teori Keputusan dan Metodelogi
Pemodelan Sistem. Teori Keputusan adalah teori yang mempelajari bagaimana sikap fikir
yang rasional dalam situasi yang amat sederhana, tetapi yang mengandung ketidakpastian, seperti dalam permainan lotre. Karena itu maka peranannya dalam
menghadapi situasi yang kompleks adalah sangat kecil.
Sedangkan Metodologi Pemodelan Sistem mempelajari bagaimana memperlakukan aspek yang dinamis dan kompleks dari suatu lingkungan.
Jadi Analisa Keputusan yang merupakan gabungan dari keduanya, mengkombinasi kemampuan untuk menangani system yang kompleks dan
dinamis, dan kemampuan untuk menangani ketidakpastian dalam satu disiplin keilmuan.
Karenanya, Analisa Keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai proses pengambilan
keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan. Dengan kata lain cara untuk membuat model suatu keputusan memungkinkan dilakukan
pemeriksaan dan pengujian Kuntoro,Trisnadi,1983.
2.6.1 Langkah-langkah Dalam Analisa Keputusan
Tahap Deterministik
Keputusan Tahap
informasional Tahap
Probabilistik
Pengumpulan Informasi
Informasi Baru Pengumpulan
Informasi Baru Tindakan
Informasi Awal
Gambar 2.10 Siklus Analisa Keputusan Dari gambar tersebut dapat dlihat bahwa didalam prosedur analisa
keputusan akan terdapat tiga tahapan utama, yaitu Kuntoro,Trisnadi,1983 :
1. Tahapan deterministik
Dalam tahap ini variable-variabel yang mempengaruhi keputusan perlu didefinisikan dan saling hubungkan, perlu dilakukan penetapan nilai dan
selanjutnya tingkat kepentingan variable ukur tanpa terlebih dahulu memperhatikan unsur ketidakpastiannya.
2. Tahapan probabilistik
Ini merupakan tahap penetapan besarnya ketidakpastian yang melingkupi variabel-variabel yang penting, dan menyatakannya dalam bentuk suatu nilai.
Dalam tahapan ini juga diulakukan penetapan preferensi atas risiko. 3.
Tahap informasional Intinya adalah meninjau hasil dari dua tahap terdahulu guna menentukan nilai
ekonomisnya bila kita ingin mengurangi ketidakpastian pada suatu variabel yang dianggap penting. Dengan demikian dari tahap ini kita dapat menentukan
apakah masih diperlukan pengumpulan informasi tambahan untuk dapat mengurangi ketidakpastian. Bila ternyata kita mendapatkan bahwa nilai
informasi lebih kecil dari ongkos yang dikeluarkan, maka tidak perlu mencari informasi tambahan, sehingga hasil dari proses pertamalah yang kita jalankan.
2.7 Vehicle Routing Problem
Vehicle routing problem dapat didefinisikan sebagai penentuan sejumlah rute untuk sekumpulan kendaraan yang harus melayani sejumlah pemberhentian
node dari depot pusat. Asumsi yang bisa digunakan dalam Vehicle routing problem standart adalah setiap kendaraan mempunyai kapasitas yang sama dan
jumlah kendaraan tidak terbatas, jumlah permintaan tiap pemberhentian node
diketahui dan tidak ada jumlah permintaan tunggal yang melebihi kapasitas kendaraan. Rute dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Daily routing yaitu sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan untuk 1 hari
pengiriman. 2.
Period routing yaitu rute dari sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan untuk beberapa waktu periode.
3. Fixed routing yaitu rute dari sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan dan
tidak berubah untuk beberapa periode tertentu.
2.7.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan
Permasalahan rute dan penjadwalan kendaraan diklasifikasikan berdasarkan karakteristik-karakteristiknya, yang dapat digunakan untuk
membantu menganalisa dan mengidentifikasi jenis dari permasalahan yang berlawanan.
Algoritma-algoritma yang ada dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan karakteristik-karakteristiknya dalam klasifikasi
tersebut. Adapun secara garis besar kliasifikasi tersebut adalah sebagai berikut : No Karakteristik
Pilihan yang
mungkin 1. Ukuran
kendaraan yang tersedia
Satu kendaraan
Banyak kendaraan
2. Jenis armada
kendaraan yang tersedia
Sejenis hanya satu jenis kendaraan
Heterogen jenis kendaraan banyak
Khusus jenis kendaraan yang dikelompokkan
3. Penampatan kendaraan
Depot tunggal
Depot banyak
4. Sifat permintaan
Deterministik
Stokastikprobabilistic
Memilih permintaan yang disukai
Pilihan yang mungkin 5. Lokasi
armada
Pada node
Pada busurarc
Kombinasi pada node dan busur 6. Network
Undirected
Directed
Kombinasi directed dan undirected
Euclidean
7. Keterbatasan kapasitas kendaraan
Memaksakan sama untuk semua rute
Memaksakan berbeda untuk rute-rute yang
berbeda
Tidak membatasi kapasitas tidak terbatas 8. Waktu
rute maksimum
Dibatasi sama untuk semua rute
Dibatasi berbeda untuk semua rute yang
berbeda
Tidak dibatasi 9. Operasi
Hanya menjemput mengambil dan membawa
Kombinasi penjemputan dan pengantaran
Membagi pengiriman menerima atau menolak
10. Biaya
Biaya variable atau routing
Biaya-biaya tambahan operasi tetap atau kendaraan
Biaya-biaya karena permintaan tidak dilayani
11. Tujuan
Meminimalkan total biaya routing
Meminimalkan jumlah dari biaya-biaya tetap dan variable
Meminimumkan jumlah kendaraan yang
dibutuhkan
Memaksimalkan utukitas fungsi yang didasarkan pada pelanggan atau waktu yang sebaik-baiknya
Memaksimalkan utilitas fungsi yang didasarkan
pada prioritas customer No
Karakteristik
Tabel 2.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan
2.7.2 Aturan dalam Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan rute dan penjadwalan transportasi, yaitu dengan menggunakan 8 ketentuan sebagai berikut
Ballow, 2004 :
1. Muatan truk dengan jumlah kapasitas truk disesuaikan dengan jarak yang
saling berdekatan. Truk akan berhenti ketika tempat yang dituju saling berdekatan. Ini biasanya
meminimalkan perjalanan dalam satu rute. 2.
Pemberhentian pada hari yang berbeda harus tersusun untuk mengghasilkan cluster yang baik.
Ini akan membantu untuk meminimalkan jumlah truk yang diinginkan untuk penyediaan pada titik pemberhentian, sebaik meminimalkan jarak dan waktu
dari truk selama 1 minggu. 3.
Membentuk rute dimulai dengan jarak yang jauh dari depot. Efisiensi rute dapat ditingkatkan dengan cara membentuk cluster
pemberhentian disekitarnya yang berada paling jauh dari depot dan kemudian kembali menuju depot.
4. Rangkaian titik berhentinya rute harus membentuk pola aliran yang baik, titik
pemberhentian harus diurutkan agar tidak terjadi cross pada rute dan tampilan rute memiliki bentuk aliran yang baik.
5. Rute paling efisien akan diperoleh jika menggunakan kendaraan dengan
kapasitas yang besar. Idealnya pengguna kendaraan yang banyak cukup untuk menangani tempat
pemberhentian pada satu rute dimana keadaan ini akan meminimalkan jumlah jarak, atau waktu perjalanan untuk menyediakan barang pada tempat
pemberhentian. 6.
Pick up harus saling bergantian dalam rute penyebarannya lebih baik dari rute tarakhir.
Pick up harus bisa melakukan sebanyak mungkin dalam sebuah perjalanan untuk mengantar dan meminimalkan jumlah bagian yang tercantum yang
dapat terjadi seperti halnya tempat pemberhentian setelah mereka memenuhi pengiriman.
7. Jika terdapat satu titik node jauh dari rute cluster, lebih baik menggunakan
alternatif node angkutan pengiriman yang lain. Node dengan jarak yang jauh dari titik node lainnya terutama dengan volume
yang kecil, dengan pertimbangan waktu pebgiriman dan biaya sarana angkut. Penggunaan truk dengan kapasitas lebih kecil lebih baik digunakan untuk
menangani permasalahan tersebut karena alasan penghematan atau menggunakan alat transportasi yang disewa pada jasa pelayanan akan menjadi
alternatif. 8.
Menghindarkan pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian. Pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian dengan waktu yang
sempit dapat menjadikan urutan pemberhentian, tidak seperti pada pola yang benar. Karena pembatasan rentang waktu sering tidak pasti, jika
pemberhentian diharuskan untuk dilayani dalam satu pola yang baik tidak seperti yang diinginkan perlu ada batasan rentang waktu yang beru dengan
maksud agar waktunya tidak terlalu sempit.
2.8 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu dengan menggunakan metode Savings Matrix, antara lain :
1 Dany Isyadi 2008
Judul : “Penentuan Jalur Distribusi Produk Kertas ke Customer Untuk
Meminimalkan Biaya Transportasi dengan Metode Savings Matrix di PT. Ekamas Fortuna Malang”
Ringkasan : PT. Ekamas Fortuna Malang dituntut untuk merancang kinerja pengiriman
yang efisien. Tetapi terdapat beberapa keterbatasan dalam pendistribusian barang yang tepat untuk menentukan jalur distribusi produk ke customer. Permasalahan
ini dapat diselesaikan dengan mengunakan metode Savings Matrix, dengan terlebih dahulu melakukan peramalan permintaan menggunakan metode time
series melalui perangkat lunak MINITAB 14 untuk menentukan order size. sehingga didapatkan alokasi Customer pada tiap truk disesuaikan dengan
kapasitas truk, dimana jumlah truk yang dibutuhkan sebelumnya 7 unit menjadi 4 unit truk, dengan rute A DC-C14-C15-C16-C12-C13-DC dengan pengiriman
sebanyak 17 Roll menempuh jarak 1500 km, B DC-C10-C11-DC dengan pengiriman sebanyak 67 Roll menempuh jarak 1166,85 km, C DC-C5-C6-C7-
C8-C9-DC dengan pengiriman sebanyak 65 Roll menempuh jarak 613,1 km, D DC-C1-C2-C3-C4-DC dengan pengiriman sebanyak 70 Roll menempuh jarak
220,68 km. Sehingga terjadi penghematan sebesar Rp. 5.216.739,32 atau sebesar 28,03 dari biaya transportasi semula.
2 Onny Setyono 2006
Judul :
“Perancangan Sistem Rute dan Penjadwalan Pengiriman Barang di PT. Karya Mandiri Kencana Surabaya”
Ringkasan : PT. Karya Mandiri Kencana, distributor produk tinta yang memiliki
jaringan pendistribusian produk yang sangat kompleks dan luas di seluruh Jawa Timur, permasalahan perencanaan rute dan jadwal pengiriman barang merupakan
permasalahan operasional yang harus dihadapi. Dengan menggunakan Metode Savings Matrik, dapat ditentukan suatu rute yang optimal sehingga dapat
meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Rute dan penjadwalan ini disusun dengan mengeliminasi total perjalanan, yaitu berapa jarak dan biaya perjalanan
dengan tetap memenuhi permintaan pelanggan. Untuk mendapatkan hasil rute dan penjadwalan yang terbaik, diperlukan
data-data yang spesifik, seperti jarak antar node serta data keepatan kendaraan yang sesuai dengan realita yang ada. Selain itu, riset ini perlu dilakukan secara
berkala agar perubahan yang terjadi dapat diamati dengan baik. Data savings matriks dipergunakan untuk menentukan langganan mana yang akan terlebih
dahulu dimasukkan ke dalam sebuah rute. Langganan dengan savings yang terbesar akan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam sebuah rute pengiriman,
diikuti dengan langganan-langganan lain yang memiliki rute yang lebih kecil. Dari contoh data pengiriman untuk wilayah Gresik pada tanggal 6 Desember 2005
maka dapat dibuat suatu rute pengiriman barang sebagai berikut; Truck 1DC – BJ – AC – AE – BM – AZ – BV – AX – BS – DC dengan total muatan sebesar 770
kg dan jarak tempuh 44 km, sehingga biaya yang timbul sebesar 3.28. Truck 2 DC – AW – BI –BH– DC dengan total muatan sebesar 715 kg dan jarak tempuh
30 km, sehingga biaya yang timbul biaya pengiriman barang selama bulan Desember adalah sebesar Rp. 2.658.000., yang mana jauh lebih rendah daripada
biaya pengiriman sebelumnya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari CV. Surya Media Perdana Surabaya yang berlokasi di Jl Margerejo Indah 137, Surabaya. Waktu
pengambilan data sekunder dimulai bulan April 2009 sampai Maret 2010.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini akan menentukan variabel-variabel sebagai ukuran performansi dan masalah yang diteliti. Variabel yang digunakan sebagai berikut :
3.2.1 Variabel Bebas
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, meliputi : a.
Biaya transportasi Variabel ini menyatakan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
setiap pengiriman dari perusahaan ke gudang dalam 1 rute. b.
Jarak Variabel ini menunjukan berapa jarak yang dibutuhkan untuk mencapai rute
yang optimal berdasarkan kapasitas alat angkut. c.
Permintaan gudang Variabel ini menunjukan berapa jumlah permintaan gudang selama penelitian
dan permintaan gudang diperiode yang akan datang. d. Koordinat
lokasi
Variabel ini menentukan koordinat lokasi setiap gudang dengan perusahaan.
3.2.2 Variabel Terikat
Yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu : Rute dan biaya transportasi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi,
adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Field Research Penelitian Lapangan Field research adalah metode pengumpulan data yang didapat dengan cara
pengamatan langsung ke lapangan dari obyek yang akan diteliti, metode ini dilakukan melalui pendekatan antara lain :
1. Observasi atau Penelitian
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang didapat dari observasi pada obyek penelitian, seperti jenis produk, data produksi, waktu produksi dan
jumlah tenaga kerja. 2.
Wawancara Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya
jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, seperti jenis customer, data biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, biaya retribusi.