Pilihan yang mungkin 5. Lokasi
armada
Pada node
Pada busurarc
Kombinasi pada node dan busur 6. Network
Undirected
Directed
Kombinasi directed dan undirected
Euclidean
7. Keterbatasan kapasitas kendaraan
Memaksakan sama untuk semua rute
Memaksakan berbeda untuk rute-rute yang
berbeda
Tidak membatasi kapasitas tidak terbatas 8. Waktu
rute maksimum
Dibatasi sama untuk semua rute
Dibatasi berbeda untuk semua rute yang
berbeda
Tidak dibatasi 9. Operasi
Hanya menjemput mengambil dan membawa
Kombinasi penjemputan dan pengantaran
Membagi pengiriman menerima atau menolak
10. Biaya
Biaya variable atau routing
Biaya-biaya tambahan operasi tetap atau kendaraan
Biaya-biaya karena permintaan tidak dilayani
11. Tujuan
Meminimalkan total biaya routing
Meminimalkan jumlah dari biaya-biaya tetap dan variable
Meminimumkan jumlah kendaraan yang
dibutuhkan
Memaksimalkan utukitas fungsi yang didasarkan pada pelanggan atau waktu yang sebaik-baiknya
Memaksimalkan utilitas fungsi yang didasarkan
pada prioritas customer No
Karakteristik
Tabel 2.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan
2.7.2 Aturan dalam Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan rute dan penjadwalan transportasi, yaitu dengan menggunakan 8 ketentuan sebagai berikut
Ballow, 2004 :
1. Muatan truk dengan jumlah kapasitas truk disesuaikan dengan jarak yang
saling berdekatan. Truk akan berhenti ketika tempat yang dituju saling berdekatan. Ini biasanya
meminimalkan perjalanan dalam satu rute. 2.
Pemberhentian pada hari yang berbeda harus tersusun untuk mengghasilkan cluster yang baik.
Ini akan membantu untuk meminimalkan jumlah truk yang diinginkan untuk penyediaan pada titik pemberhentian, sebaik meminimalkan jarak dan waktu
dari truk selama 1 minggu. 3.
Membentuk rute dimulai dengan jarak yang jauh dari depot. Efisiensi rute dapat ditingkatkan dengan cara membentuk cluster
pemberhentian disekitarnya yang berada paling jauh dari depot dan kemudian kembali menuju depot.
4. Rangkaian titik berhentinya rute harus membentuk pola aliran yang baik, titik
pemberhentian harus diurutkan agar tidak terjadi cross pada rute dan tampilan rute memiliki bentuk aliran yang baik.
5. Rute paling efisien akan diperoleh jika menggunakan kendaraan dengan
kapasitas yang besar. Idealnya pengguna kendaraan yang banyak cukup untuk menangani tempat
pemberhentian pada satu rute dimana keadaan ini akan meminimalkan jumlah jarak, atau waktu perjalanan untuk menyediakan barang pada tempat
pemberhentian. 6.
Pick up harus saling bergantian dalam rute penyebarannya lebih baik dari rute tarakhir.
Pick up harus bisa melakukan sebanyak mungkin dalam sebuah perjalanan untuk mengantar dan meminimalkan jumlah bagian yang tercantum yang
dapat terjadi seperti halnya tempat pemberhentian setelah mereka memenuhi pengiriman.
7. Jika terdapat satu titik node jauh dari rute cluster, lebih baik menggunakan
alternatif node angkutan pengiriman yang lain. Node dengan jarak yang jauh dari titik node lainnya terutama dengan volume
yang kecil, dengan pertimbangan waktu pebgiriman dan biaya sarana angkut. Penggunaan truk dengan kapasitas lebih kecil lebih baik digunakan untuk
menangani permasalahan tersebut karena alasan penghematan atau menggunakan alat transportasi yang disewa pada jasa pelayanan akan menjadi
alternatif. 8.
Menghindarkan pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian. Pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian dengan waktu yang
sempit dapat menjadikan urutan pemberhentian, tidak seperti pada pola yang benar. Karena pembatasan rentang waktu sering tidak pasti, jika
pemberhentian diharuskan untuk dilayani dalam satu pola yang baik tidak seperti yang diinginkan perlu ada batasan rentang waktu yang beru dengan
maksud agar waktunya tidak terlalu sempit.
2.8 Penelitian Terdahulu