33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan model penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru dikelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran Zaenal
Aqib, 2006: 19. Penelitian ini merupakan kegiatan pemecahan masalah yang terdiri dari empat komponen pokok yaitu: Perencanaan Planning, Tindakan
Acting, Pengamatan Observing, Refleksi Refleting. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan kegiatan berkelanjutan berulang siklus.
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau bersama guru lain ia dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas guru secara reflektif dapat menganalisis, mensintesis
terhadap apa yang dilakukan dikelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, dikelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri
melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Dengan
34
demikian, diperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar Suharsimi, Arikunto, Supardi,
2008: 103. Pada intinya penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang
akar permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat sebagai
upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk investigasi yang
bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan
situasi. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan planning, penerapan tindakan action, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan observation and evaluation, dan
melakukan refleksi reflecting, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai kriteria keberhasilan
35
Gambar 2. Bagan Tahapan dalam penelitian tindakan kelas Suharsimi, Arikunto, Supardi, 2008:18
Dalam tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam
menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati. Kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini yang perlu
diinga adalah peneliti harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak
dibuat-buat.
SIKLUS I
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan Perencanaan
36
Tahap pengamatan ini peneliti mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris
reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan Suharsimi, Arikunto, Supardi, 2008: 19.
B. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian