Di RSUP H. Adam Malik Medan, dijumpai 97 kasus karsinoma laring dengan perbandingan laki dan perempuan 8:1. Usia penderita berkisar antara 30
sampai 79 tahun.
2.2.2.4. Etiologi
Penyebab kanker laring sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perokok dan peminum alkohol memiliki
risiko tinggi terhadap kanker laring. Analisis internasional menunjukkan kurang lebih 89 terjadinya kanker laring disebabkan dampak kombinasi merokok dan
konsumsi alkohol Hasbie et al,2008. Beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko terjadinya kanker laring pada pekerja-pekerja yang terpapar
asbes dan debu kayu Rushton,2010.
2.3.2.5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan suara parau yang diderita sudah cukup
lama, tidak bersifat hilang-timbul meskipun sudah diobati dan cenderung makin lama makin berat. Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung
menggunakan kaca laring atau atau langsung dengan menggunakan laringoskop. Pemeriksaan ini untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor, kemudian
dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi anatomik. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium darah, juga diperlukan
pemeriksaan radiologik. Foto toraks diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. CT Scan laring dapat
memperlihatkan keadaan tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher. Diagnosis pasti ditegakkan dengan
pemeriksaan patologi anatomik dari bahan biopsi laring, dan biopsi jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Dari hasil patologi anatomik
yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa FK UI, 2007.
2.3.2.6. Klasifikasi
Klasifikasi tumor ganas laring berdasarkan AJCC 2006, sebagai berikut : Tumor Primer
1. Supraglotis
T1 : Tumor terbatas pada satu sub bagian supraglotis dengan pergerakan pita suara asli masih normal.
T2 : Tumor menginvasi 1mukosa yang berdekatan dengan supraglotis atau glotis atau daerah di luar supraglotis misalnya :
mukosa dasar lidah, vallecula, dinding medial sinus pyriformis tanpa fiksasi laring.
T3 : Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara asli danatau menginvasi area postkrikoid, jaringan pre-epiglotik, ruang paraglotik
danatau invasi minor kartilago tiroid. T4a : Tumor menginvasi melalui kartilago tiroid danatau jaringan
yang jauh dari laring misalnya ; trakea, muskulus ekstrinsik profunda lidah, strap muscle, tiroid atau esofagus
T4b : Tumor menginvasi ruang prevertebra, sarung arteri karotis atau stuktur mediastinum.
2. Glottis
T1 : Tumor terbatas pada pita suara asli mungkin melibatkan komisura anterior atau posterior dengan pergerakan yang normal.
T1a : Tumor terbatas pada satu pita suara asli. T1b : Tumor melibatkan kedua pita suara asli.
T2 : Tumor meluas ke supraglotis danatau subglotis, danatau dengan gangguan pergerakan pita suara asli.
T3 : Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara asli danatau menginvasi ruang paraglotik danatau erosi minor kartilago tiroid.
T4a : Tumor menginvasi kartilago tiroid danatau jaringan yang jauh dari laring misalnya : trakea, muskulus eksrinsik profunda lidah, strap
muscle, tiroid atau esofagus T4b : Tumor menginvasi ruang prevertebra, sarung arteri karotis atau
struktur mediastinum.
3. Subglottis
T1 : Tumor terbatas pada subglotis.