kasus. c. Karakterisitk Suku terhadap Kanker Laring

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah kasus kanker laring terbanyak didapati pada pasien dengan Suku Batak sebanyak 32 72.1 kasus, sedangkan yang paling sedikit didapati pada pasien suku Aceh sebanyak 1 2.3 kasus. d. Karakteristik Paparan Tempat Kerja terhadap Kanker Laring Data distribusi frekuensi faktor risiko kanker laring berdasarkan pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Kanker Laring Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Frekuensi n Persen 1. Buruh Pabrik Cat 2 4.7 2. Buruh Pabrik Kayu 2 4.7 3. Buruh Bangunan 6 14.0 4. Petani 13 30.2 5. Pegawai swasta 10 23.3 6. Pegawai negeri 7 16.3 7. Tidak bekerja 2 4.7 8. Pengayuh becak 1 2.3 Total 43 100 Dari hasil penelitian didapati pekerjaan terbanyak responden adalah petani yaitu sebanyak 13 30.2 kasus, pegawai swasta 10 23.3 kasus, dan yang paling sedikit adalah pekerjaan pengayuh becak 1 2.3. e. Karakteristik Riwayat Keluarga terhadap Kanker Laring Data distribusi frekuensi faktor risiko kanker laring berdasarkan riwayat keluarga selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Kanker Laring Berdasarkan Riwayat Keluarga No. Karakteristik Frekuensi n Persen Riwayat Keluarga 1. Ada 2 4.7 2. Tidak ada 41 95.3 Total 43 100 Berdasarkan hasil penelitian didapati pasien yang memiliki riwayat keluarga kanker laring sebanyak 2 4.7 kasus , sedangkan pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga kanker laring sebanyak 41 95.3 kasus. f. Merokok Data distribusi frekuensi faktor risiko kanker laring berdasarkan status merokok selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Kanker Laring Berdasarkan Status Merokok No. Karakteristik Frekuensi n Persen Status Merokok 1. Merokok 38 88.4 2. Tidak Merokok 5 11.6 Total 43 100 Lama Merokok 1. 10 Tahun 2. 10-20 Tahun 3. 20 Tahun 38 100 Total 38 100 Berdasarkan hasil penelitian didapati jumlah pasien yang merokok sejumlah 38 88.4 kasus. Dari total pasien yang merokok didapati semua responden merokok lebih dari 20 tahun. g. Karakteristik Status Konsumsi Alkohol terhadap Kanker Laring Data distribusi frekuensi faktor risiko kanker laring berdasarkan status konsumsi alkohol selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.7 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Kanker Laring Berdasarkan Status Konsumsi Alkohol No. Karakteristik Frekuensi n Persen Konsumsi Alkohol 1. Mengkonsumsi Alkohol 32 74.4 2. Tidak Mengkonsumsi Alkohol 11 25.6 Total 43 100 Lama Mengkonsumsi Alkohol 1. 2. 3. 10 Tahun 10-20 Tahun 20 Tahun 1 16 15 3.2 50.0 46.8 Total 32 100 Berdasarkan hasil penelitian didapati jumlah pasien yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 32 74.4 kasus. Dari total yang mengkonsumsi alkohol didapati yang mengkonsumsi selama 10-20 tahun sebanyak 16 50 kasus, selama lebih dari 20 tahun sebanyak 15 46.8 kasus, dan yang mengkonsumsi kurang dari 10 tahun sebanyak 1 3.2 kasus. Sedangkan yang tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 11 25.6 kasus. h. Karakteristik Gastroesophageal Reflux Disease GERD terhadap Kanker Laring Data distribusi frekuensi faktor risiko kanker laring berdasarkan GERD selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Kanker Laring Berdasarkan Riwayat Gastroesophadeal Reflux Disease No. Karakteristik Frekuensi n Persen Pasien yang Memiliki Riwayat GERD 1. Ada Riwayat 8 18.6 2. Tidak ada Riwayat 35 81.4 Total 43 100 Lama Menderita GERD 1. 10 Tahun 2. 10-20 Tahun 7 87.5 3. 20 Tahun 1 12.5 Total 8 100 Berdasarkan hasil penelitian didapati jumlah pasien yang memiliki riwayat GERD adalah sebanyak 8 18.6 kasus. Dari total pasien yang memiliki riwayat GERD didapati pasien yang memiliki riwayat selama lebih dari 10-20 tahun sebanyak 7 87.5 kasus, yang memiliki riwayat lebih dari 20 tahun sebanyak 1 12.5 kasus, dan yang memiliki riwayat selama kurang dari 10 tahun tidak ditemukan kasus. Sedangkan jumlah pasien yang tidak memiliki riwayat GERD adalah sebanyak 35 81.4 kasus. i. Karakteristik Riwayat Infeksi HPV terhadap Kanker Laring Data distribusi frekuensi faktor risiko kanker laring berdasarkan riwayat infeksi HPV selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Kanker Laring Berdasarkan Infeksi Human Papilloma Virus No. Karakteristik Frekuensi n Persen Riwayat Infeksi HPV 1. Ada 1 2.3 2. Tidak ada 42 97.7 Total 43 100 Berdasarkan hasil penelitian didapati jumlah pasien yang mempunyai riwayat infeksi HPV sebanyak 1 2.3 kasus dan yang tidak mempunyai riwayat infeksi HPV sebanyak 42 97.7 kasus.

5.2 Pembahasan

Dilihat dari segi usia responden, hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang paling banyak adalah umur 51-60 tahun yaitu 62.8 kasus. Dapat dilihat juga frekuensi yang terendah yaitu umur 41-50 tahun yaitu 9.3 kasus Tabel 5.1. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, kanker laring terbanyak didapatkan pada pasien yang berumur menjelang tua, dengan usia antara 51-60 tahun FK UI, 2007. Begitu juga dengan penelitian Ernawati 2013, didapati responden usia 51-60 tahun sebanyak 41.7 kasus. Terjadinya kanker laring melalui proses bertahun-tahun, jadi kanker laring jarang ditemukan pada orang yang relatif muda. Bahkan lebih dari setengah pasien dengan kanker laring berumur 65 atau lebih ketika kanker pertama kali didiagnosis American Cancer Society, 2014. Dilihat dari segi jenis kelamin responden, hasil penelitan diperoleh bahwa responden yang paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 90.7 kasus dan perempuan sebanyak 9.3 kasus Tabel 5.2. Penelitian sebelumnya menunjukkan dalam periode 6 tahun, di bagian THT RS Cipto Mangunkusumo, didapati perbandingan laki-laki dan perempuan 7:1 FK UI, 2007. Ernawati 2013, dalam penelitiannya menemukan hasil yang serupa yaitu penderita kanker laring berjenis kelamin laki-laki sebanyak 94.4 kasus dan perempuan sebanyak 5.6 kasus. Kanker laring terjadi pada 4 kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Oleh karena merokok dan mengkonsumsi alkohol yang sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan American Cancer Society, 2014. Dilihat dari segi suku responden, hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang paling banyak adalah Suku batak sebanyak 72.1 kasus, Suku Melayu sebanyak 18.6 kasus, Suku Jawa sebanyak 7.0 kasus dan yang paling sedikit didapatkan pada pasien Suku Aceh sebanyak 2.3 kasus Tabel 5.3. Menurut Badan Pusat Statistik BPS tahun 2011, jumlah populasi suku batak pada tahun 2000 berjumlah 4.827.000 dari 11.649.655 41.44 penduduk Sumatera Utara, dengan perkiraan pada tahun 2010 Suku Batak di Sumatera Utara menjadi 5.602.000 penduduk dari 12.982.204 41.4 penduduk di Sumatera Utara dan merupakan suku dengan penduduk terbanyak di Sumatera Utara. Dengan besarnya jumlah penduduk Suku Batak di Sumatera Utara maka memungkinkan untuk tingginya jumlah penderita kanker laring yang berasal dari Suku Batak di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014. Dilihat dari segi pekerjaan responden, hasil penelitian diperoleh bahwa responden terbanyak adalah pekerjaan petani sebanyak 30.2 kasus, pegawai swasta 23.3 kasus, pegawai negeri 16.3 kasus, buruh bangunan 14 kasus, buruh pabrik cat, buruh pabrik kayu dan tidak bekerja masing-masing 4.7 kasus dan pengayuh becak 2.3 kasus Tabel 5.9. Berbeda dengan hasil penelitian Ernawati 2013, didapati pekerjaan terbanyak sebagai wiraswasta sebanyak 38.9 kasus dan pekerjaan petani sebanyak 22.2 kasus. Mengenai hal ini, peneliti berpendapat bahwa kanker laring dapat terjadi karena paparan pada tempat kerja atau pekerjaan. Seringnya terpapar oleh debu kayu, uap cat, dan zat kimia tertentu yang digunakan pada industri metal, minyak, cat, dan kayu dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker laring American Cancer Society, 2014. Besarnya jumlah penderita kanker laring yang bekerja sebagai petani dikarenakan paparan dari insektisida yang dipakai oleh petani sehari-harinya. Insektisida mengandung bahan kimia seperti dichlorodiphenyl trichloroethane DDT yang memberikan efek bagi kesehatan. DDT dapat mengakibatkan penurunan dari produksi sel NK pada binatang percobaan namun tidak mempengaruhi respon imun humoral. Di Amerika Serikat, dijumpai adanya peningkatan risiko non-hodgkin lymphoma dan kanker paru Longnecker et al, 1997.