g. Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan,
namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib
terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
h. Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian
keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN. i.
Biaya operasional dibebankan kepada mudharib. j.
Dalam hal penyandang dana LKS tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat
ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
10. Mekanisme Mudharabah
Skema di bawah ini merupakan mekanisme yang dilakukan secara umum dalam akad mudharabah:
Gambar 7. Skema Mudharabah sumber: ini lho bank syariah
11. Pengertian Musyarakah
Pembiayaan musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menjalankan suatu proyek, semua pihak berhak ikut serta
dalam manajemen proyek. Proporsi pembagian laba tidak harus seimbang dengan persentase penyertaan modal, karena pada dasarnya penyertaan tidak
hanya modal tetapi juga keahlian dan waktu, dan apabila terjadi kerugian masing-masing pihak bertanggung jawab sesuai proporsi modal masing-
masing.
136
Musyarakah berasal dari kata syirkah yang berarti pencampuran. Menurut fiqh, musyarakah berarti akad antara orang-orang yang berserikat
dalam hal modal dan keuntungan.
137
Dari pengertian tersebut di atas maka dapat kita simpulkan bahwa pembiayaan musyarakah merupakan perjanjian antara bank dan nasabah
untuk melakukan suatu kegiatan usaha dimana keuntungan dan risiko dari usaha tersebut ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
12. Landasan Hukum Musyarakah
a. Al qur‟an
Secara syar‟i keabsahan transaksi musyarakah didasarkan pada beberapa nash Al
qur‟an dan Hadis. Dalil-dalil ini memberikan anjuran untuk berserikat dan mengutamakan moral dalam menjalankannya. Salah satu nash
Al qur‟an tersebut termaktub dalam surat Shad ayat 24 yaitu:
…
….
“dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lainnya kecuali yang beriman
dan mengerjakan amal sahleh…”.
138
136
Budisantoso dan Sigit Triandu, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hal. 172
137
Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah, Yogyakarta: UUI Press 2009, hal. 114
138
Al qur‟an dan Terjemahnya Medina Al Munawwarah: Mujamma‟ Malik Fahd li Thiba‟at al Mush haf asysyarif, 1971 Surat Asy Shad ayat 24
b. Hadis
اَنَثَدَح دَ َح
ْ َ اَ ْ َ
ُ ي ِي ْا اَنَثَدَح
دَ َح ْ
اَ ْ ِلا ْ َ
َأ َ اَ َح
ِ ْ َلا ْ َ
ي َأ ْ َ
َأ َ َ ْ َ
يَ َ َ َااَ
: َ
ََ ا َ
اَنَأ ااَث
ْ َي َلا اَ
ْ َا ْ َ
اَ دَحَأ يَ حاَي
َذإَ يَناَ
ْ َ َ ْ
اَ هنْ َ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Mishshishi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Az Zibriqan,
dari Abu Hayyan At Taimi, dari ayahnya dari Abu Hurairah dan ia merafakannya. Ia berkata; sesungguhnya Allah berfirman: Aku adalah
pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara mereka yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia telah
mengkhianatinya, maka aku keluar dari keduanya.
139
13. Fatwa DSN tentang Musyarakah