35
k. Limbah hasil elektrokoagulasi disaring menggunakan kertas saring
whatman no.42 dan residu atau flok yang tertinggal di kertas saring dikeringkan dengan dioven pada suhu 70
o
C. l.
Filtrat diambil 50 mL untuk diukur kadar ion logam tembaga II akhir menggunakan AAS untuk mendapatkan kadar akhir ion logam tembaga II.
m. Langkah-langkah tersebut diulangi dengan perlakuan yang sama untuk
variasi pH yang lain inisial, 8, 10, 10,5.
6. Optimasi Rapat Arus
a. Sebanyak 500 mL sampel limbah cair elektroplating dimasukan ke dalam
gelas kimia berukuran 1 L dan magnetic bar berukuran 4 cm juga turut serta dimasukan.
b. Gelas kimia yang berisi 500 mL limbah dan magnetic bar berukuran 4 cm
ditaruh di atas magnetic stirrer. c.
Suhu dan pH diukur terlebih dahulu sebelum proses sebagai data awal d.
Rangkai elektroda, atur pH menggunakan variasi yang optimum pada optimasi sebelumnya dengan luas elektroda yang tercelup sebesar 16 cm
2
atau 4 x 4 cm
2
dan jarak antar elektroda diatur sejauh 1 cm. Pengaturan elektroda dilakukan dengan membuat alat bantu yang diatur agar jarak
elektroda dan luasan yang tercelup konstant. Bagian ujung alat bantu dilapisi dengan plastic wrap guna mencegah terjadinya induksi.
e. Elektroda disambungkan dengan sumber tegangan DC.
f. Magnetic stirrer diputar dengan kecepatan pada skala 7 dalam alat atau
36
sekitar 200 rpm. g.
Potensial pada alat sumber tegangan DC diatur sebesar 1 Volt dengan kuat arus 0.02 A dan waktu ketika sumber tegangan DC dinyalakan mulai
dihitung. h.
Proses elektrokoagulasi dijalankan selama variasi waktu yang optimum pada optimasi waktu elektrokoagulasi.
i. Setelah proses selesai perubahan diamati dan pH diukur kembali sebagai data
akhir. j.
Limbah hasil elektrokoagulasi disaring menggunakan kertas saring whatman no.42 dan residu atau flok yang tertinggal di kertas saring dikeringkan
dengan dioven pada suhu 70
o
C. k.
Filtrat diambil 50 mL untuk diukur kadar ion logam tembaga II akhir menggunakan AAS untuk mendapatkan kadar akhir ion logam tembaga II.
l. Langkah-langkah tersebut diulangi dengan perlakuan yang sama untuk
variasi rapat arus yang lain 1,25; 3,75; 6,25; 8,75 mAcm
2
. F.
Teknik Analisis Data
1. Data hasil karakterisasi limbah cair elektroplating yang diuji di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta dibandingkan dengan Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Pelapisan Logam Peraturan Gubernur Provinsi DIY No:7
Tahun 2010 agar dapat diketahui apakah limbah cair elektroplating dalam penelitian ini aman atau tidak jika dibuang ke lingkungan.
2. Persen efisiensi proses elektrokoagulasi didapat dengan menghitung kadar
awal dan akhir logam dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
37
Efisiensi = C − C
C x
Keterangan: Co
: Konsentrasi ion logam tembaga II awal C
1
: Konsentrasi ion logam tembaga II akhir Hasil perhitungan persen efisiensi, kemudian dibuat grafik hubungan antara
tiap parameter dan persen efisiensi penurunan kosentrasi ion logam tembaga II. Kondisi optimum ditunjukkan oleh grafik yang menunjukkan persen efisiensi
maksimal.
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang berjudul “Optimasi Kondisi Proses Elektrokoagulasi Ion Logam Tembaga II dalam Limbah Cair Elekt
roplating” bertujuan untuk menge- tahui karakter limbah cair elektroplating serta mendapatkan kondisi optimum
pengurangan ion logam tembaga II menggunakan metode elektrokoagulasi dengan memvariasi beberapa parameter seperti kombinasi elektroda, waktu
elektrokoagulasi, pH, dan rapat arus dengan melihat persen efisiensi dalam limbah cair elektroplating. Limbah cair elektroplating yang diambil dari salah satu
kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta berwarna biru agak kehijauan dan limbah tidak berbau.
A. Karakterisasi Limbah Cair Elektroplating
Karakterisasi limbah cair elektroplating ini dilakukan guna mengetahui kondisi limbah secara fisika dan kimia serta untuk mengetahui kadar awal ion
logam tembaga II dalam limbah. Karakterisasi dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Limbah yang didapat dari pengrajin perak ditampung dalam
2 wadah berukuran 25 L dan telah dihomogenkan. Sebanyak 1,5 L sampel yang telah dihomogenkan diambil dan ditaruh dalam wadah berukuran 2 liter untuk
dibawa ke Balai Laboraotirum Kesehatan Yogyakarta. Parameter yang diuji berupa sifat fisika seperti bau, kekeruhan, warna, suhu dan sifat kimia seperti kandungan
anion, logam-logam berat, DO, pH. Limbah cair elektroplating mengandung logam-logam berbahaya seperti
Cu, Cd, Cr, Pb, Zn, Al, Fe, Mn. Logam yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan sesuai dengan standar Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri