8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Limbah Cair Elektroplating
Limbah cair elektroplating berasal dari pencucian, pembersihan dan proses elektroplating. Bak elektroplating merupakan sumber limbah utama yang
mengandung Cu, Ni, Ag, Zn, Cr, Cd, Sn, Fe, Pb, amonia dan anion seperti ion sianida, fosfat, klorida, sulfida, sulfat, nitrat dan lain-lain Husain, 2014.
Limbah cair elektroplating dari industri perak di Kotagede,Yogyakarta, mengandung banyak logam berat seperti Ag
+
, Hg
2 2+
, Pb
2+
, Hg
2+
, Bi
3+
, Cu
2+
, Co
2+
, Al
3+
, Cr
3+
, Fe
2+
, Mn
2+
, Ni
2+
, dan Zn
2+
Marwati, 2008. Pengrajin perak menggunakan larutan elektrolit untuk menjaga mutu dan
penampilan produk. Larutan elektrolit ini selalu diganti setiap dua minggu yang menyebabkan bertambahnya limbah. Larutan yang digunakan mengandung bahan
kimia berbahaya dan beracun Marwati, 2008. Polutan dalam limbah cair biasanya berbentuk partikel koloid yang tidak
mudah dihilangkan dengan pemisahan sejenis penyaringan sedimen atau flotasi karena polutan dalam bentuk ini stabil dalam air. Partikel ini memiliki sifat khusus
akibat dari ukurannya yang kecil dan luas permukaan yang besar Vepsäläinen, 2012:14.
Limbah elektroplating atau pelapisan logam diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Air Limbah yang disajikan pada Tabel 1.
9
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah
Parameter Kadar
Paling Tinggi
Pelapisan Logam
mgL Bahan
Paling Tinggi
Pelapisan Logam
grm
2
Kadar Paling
Tinggi Galvanisasi
mgL Beban
Paling Tinggi
Galvanisasi grm
2
TSS 20
0,4 20
0,04 Cu
0,5 0,01
0,5 0,001
Zn 1,0
0,02 1,0
0,0005 Cr
6+
0,1 0,002
- -
Cr 0,5
0,01 -
- Cd
0,05 0,001
0,05 0,0001
Pb 0,1
0,002 0,1
0,0002 Ni
1,0 0,02
1,0 0,002
CN 0,2
0,004 0,2
0,0004 Ag
0,5 0,001
0,5 0,001
pH 6-9
6-9 Kuantitas air
limbah paling tinggi
20 L per m
2
produk pelapisan logam
2 L per m
2
produk pelapisan logam
Tabel 1 diambil dari menunjukkan bahwa kadar tembaga paling tinggi
dalam limbah industri pelapisan logam adalah 0,5 mgL. Kadar tembaga dalam penelitian Marwati 2008 pada 5 sampel yang berbeda secara berturut-turut adalah
0,754 ppm, 1,224 ppm, 1,472 ppm, 1,264 ppm dan 1,278 ppm kemudian kadar ion logam tembaga II dalam penelitian ini yaitu 11, 3455 ppm dan 14,196 ppm.
Limbah cair elektroplating dalam penelitian ini dapat dikatakan memiliki kadar ion logam tembaga II yang melebihi ambang batas sehingga pengurangan kadar ion
logam tembaga II dalam limbah cair elektroplating perlu dilakukan karena jika limbah cair elektroplating dibuang langsung kelingkungan, maka dikhawatirkan
tembaga akan mencemari air bersih dan mengontaminasi air minum. Tembaga pada
10
dasarnya baik untuk kesehatan karena tembaga membantu membentuk melanin, tulang, dan jaringan penghubung lainnya. Biasanya manusia mendapatkan asupan
tembaga dari makanan sehari-hari seperti hati dan organ lainnya, makanan laut, kacang kacangan, dan biji-bijian Rita Shater, Rochester Unviersity akan tetapi
terpapar tembaga dengan dosis besar dapat berbahaya bagi kesehatan. Tembaga yang terminum dapat menyebabkan mual, muntah, kram perut, diare. Terpapar
tembaga dalam jumlah banyak yang disengaja dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, dan bahkan kematian ATSDR, 2004.
“Batas maksimum logam tembaga yang dapat ditoleransi oleh tubuh per hari Provisional Maximum
Tolerable Daily Intake berdasarkan batas yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO dan FAO sebesar 0,05-0,5 mgkg per minggu per berat
badan”Kusuma, 2014.
2. Elektrokoagulasi