Optimasi Waktu Elektrokoagulasi HASIL DAN PEMBAHASAN

42 pada katoda, namun kenaikan pH ini tidak cukup untuk membentuk endapan CuOH 2 karena pH sistem masih sangat asam. Gambar 8. Spesiasi Tembaga pada pH dan Konsentrasi Tertentu Gambar 8 diambil dari Albrecht 2011. Pada optimasi kombinasi elektroda, gelembung pada katoda terjadi pada menit pertama. Gelembung pada elektroda Al tersebut adalah gelembung dari gas hidrogen sesuai dengan persamaan 5. Gelembung gas yang terbentuk akan mengangkat polutan yang sudah terakumulasi membentuk flok ke permukaan limbah. Pada menit ke-31 limbah yang semula berwarna biru seperti yang ditunjukkan Gambar 3. menjadi tak berwarna seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.

C. Optimasi Waktu Elektrokoagulasi

Pada optimasi waktu elektrokoagulasi diharapkan hasil yang optimum dalam proses pengurangan kadar ion logam tembaga II pada limbah cair elektroplating, variasi yang diberikan ialah 30, 60, 90, 120 menit. Kondisi yang dikontrol dalam sistem adalah volum limbah 500 mL, pH 2,5, potensial 1Volt, rapat arus 1,25 mAcm 2 , kombinasi elektroda Al-Fe katoda-anoda, kecepatan peng- adukan 200 rpm, suhu 28 C, jarak elektroda 1cm. 43 Pada optimasi waktu elektrokoagulasi, jenis elektroda yang digunakan adalah Al-Fe karena Al-Fe merupakan kombinasi optimum dalam pengurangan kadar ion logam tembaga II dalam limbah. Setelah proses elektrokoagulasi maka akan didapat kadar akhir ion logam tembaga II. Data kadar awal dan akhir digunakan dalam perhitungan persen efisiensi. cair elektroplating adalah 120 menit dengan persen efisiensi sebesar 25,74 . Koagulan yang terbentuk semakin banyak seiring bertambahnya waktu sehingga polutan makin banyak yang dijerap oleh koagulan yang terbentuk dari proses elektrokoagulasi. Jumlah koagulan yang terbentuk akibat pelarutan logam pada anoda mengikuti persamaan Faraday. � = � � � � � 10 Dimana m adalah g alumunium atau besi yang terlarut, M adalah berat molekul gmol dari logam yang terarut, I adalah arus A, t adalah waktu elektrolisis s, dan z adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, dan F adalah konstanta Faraday 96,485 Cmol de mello, 2013. Dari persamaan Faraday ini dapat dilihat bahwa hubungan antara waktu t dan jumlah logam terlarut m adalah berbanding lurus yang berarti semakin lama waktu proses maka logam terlarut dan koagulan yang terbentuk juga makin banyak. Laju pembentukan koagulan bisa melebihi nilai teoritis karena faktor yang memengaruhi tidak hanya waktu, misalnya yang berpengaruh besar adalah pH Heffron, 2015. Persen efisiensi masih rendah dan dapat dikarenakan adanya penga-ruh anion. Ion besi yang terbentuk dari pelarutan anoda dapat bereaksi dengan anion- anion seperti oksalat, karbonat, pospat, dan lain-lain. Dalam sampel terdapat anion 44 F - . Ion F - bersaing dengan tembaga untuk berinteraksi terhadap situs aktif dari adsorben yang terbentuk secara elektrokimia Vasudevan, 2012 sehingga dapat mengurangi laju pengurangan ion logam tembaga II pada waktu yang relatif singkat seperti 30, 60 menit. Molekul oksigen dapat terbentuk pada anoda dan bereaksi dengan ion logam menghasilkan produk yang tidak larut pada permukaan elektroda yang menyebabkan pasivasi serta mengurangi kecepatan disolusi pada anoda Marriaga, 2014.

D. Optimasi pH