Klasifikasi ROM Prinsip Dasar Latihan ROM, yaitu: Penelitian Terkait

4. Klasifikasi ROM

Suratun, et al 2006, menyatakan bahwa ada beberapa klasifikasi latihan ROM, yaitu: 1 Latihan ROM pasif, yaitu latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan dari orang lain, perawat, ataupun alat bantu setiap kali melakukan gerakan. Indikasi : pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total, kekuatan otot 50. 2 Latihan ROM aktif, yaitu latihsn ROM yang dilakukan mandiri oleh pasien tanpa bantuan perawat pada setiap melakukan gerakan. Indikai :mampu melakukan ROM sendiri dan kooperatif, kekuatan otot 75.

5. Prinsip Dasar Latihan ROM, yaitu:

1 ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari. 2 ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. 3 ROM sering diprogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh ahli fisioterapi. 4 Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. 5 ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian- bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit. 6 Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan Suratun. et.all 2008.

6. Penelitian Terkait

Penelitian Sarah U, Bambang S, BM Wara K tahun 2007 dengan judul Pengaruh Latihan Range Of Motion ROM Terhadap Fleksibilitas Sendi Lutut pada Lansia di Panti Werda Wening Wardoyo Ungaran hasil penelitian menunjukkan, terdapat peningkatan yang bermakna p0.05 antara pengukuran pertama dan kedua ; pertama dan ketiga pada fleksi sendi lutut kiri, meskipun terdapat peningkatan rerata pada setiap pengukuran, terdapat peningkatan ROM sendi lutut kiri antara pengukuran pertama-ketiga sebesar 35 dan antara pengukuran pertama-kedua sebesar 31,87 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa latihan ROM selama 3 minggu sudah dapat meningkatkan ROM fleksi sendi lutut pada lansia yang mengalami keterbatasan gerak. Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh Agus Widodo 2009 yang menmukan ada pengaruh pemberian Free Activity Exercise terhadap tingkat ROM. Hal ini berarti Free activity Exercise dapat meningkatkan ROM sendi lutut wanita lanjut usia. Hasil penelitian Siswoyowati 20013 terhadap lansia di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran didapatkan ada perbedaan yang bermakna antara fleksibilitas sendi lutut kanan sebelum dan sesudh pelaksanaan ROM range Of Motion. Hasil penelitian yang dilakukan Gusti Armayanti, 2014 latihan rentang gerak yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan frekuensi 2 kali sehari dapat meningkatkan fleksibilitas sendi pabggul, lutut, dorsofleksi dan plantarfleksi pergelangan kaki secara bermakna pada pasien fraktur femur terpasang fiksasi interna yang mengalami gangguan motoric. Walaupun kenaikan nilai rentang tidak terlalu besar tetapi hasil ini cukup membuktikan bahwa intervensi yang dilakukan memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini berbeda dibandingkan dengan kelompok control yang hanya melakukan latihaan rentang gerak tidak sesuai dengan aturan penelitian dimana setelah dilakukan pengukuran nilai fleksibilitas sendi terdapat kenaikan tetapi kenaikanya sangat kecil dibandingkan dengan kelompok intervensi. Penelitian yang dilakukan oleh Kelln, et al 2009 yang menyatakan bahwa pelaksanaan program latihan rentang gerak secara dini pada klien pasca pembedahan menghasilkan suatu peningkatan yang signifikan bagi pemulihan yang lebih cepat. Peningkatan yang terlihat diantaranya adalah cara berjalan yang lebih baik, peningkatan dalam fleksi panggul, lutut, dorsofleksi dan plantarfleksi kearah normal, walaupun secara statistic tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterbatasan ekstremitas dan luas gerak sendi lutut. Kesimpulannya adalah intervensi ini memberikan efek positif dan harapan bagi klien dengan gangguan sendi bahwa dengan latihan rentang gerak secara dini yang dilakukan minimal selama 3 hari pasca pembedahan dapat mempercepat pemulihan kearah normal.

7. Gerakan-gerakan ROM