Cara mengukur kekuatan otot dengan menggunakan MMT Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot

Dalam Kozier, et al 1995, kekuatan otot dinyatakan dengan menggunakan angka 0-5 yaitu : Skala Presentase kekuatan normal Karakteristik Tidak ada gerakan otot sama sekali 1 10 Ada kontraksi saat palpasi tetapi tidak ada gerakan yang terlihat. 2 25 Ada gerakan tetapi tidak dapat melawan gravitasi. 3 50 Dapat bergerak melawan gravitasi. 4 75 Dapat bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi masih lemah. 5 100 Dapat bergerak dan melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh. Tabel 2.1 Derajat Kekuatan Otot

3. Cara mengukur kekuatan otot dengan menggunakan MMT

Saat mengukur kekuatan otot, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu Pudjiastuti Utomo, 2003; Topey, 2010 dalam Yuliastuti, 2011: a. Posisikan lansia sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai dengan kekuatannya. Posisi yang dipilih harus memungkinkan kontraksi otot dan gerakan mudah diobservasi. b. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus terbebas dari pakaian yang menghambat. c. Usahakan lansia dapat berkonsentrasi saat dilakukan pengukuran. d. Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan. e. Bagian otot yang akan diukur ditempatkan pada posisi antigravitasi. Jika otot terlalu lemah, maka sebaiknya lansia ditempatkan pada posisi terlentang. f. Bagian proksimal area yang akan diukur harus dalam keadaan stabil untuk menghindari kompensasi dari otot yang lain selama pengukuran. g. Selama terjadi kontraksi gerakan yang terjadi diobservasi baik palpasi pada tendon atau otot. h. Tahanan diperlukan untuk melawan otot selama pengukuran. i. Lakukan secara hati-hati, bertahap dan tidak tiba-tiba. j. Catat hasil pengukuran pada lembar obsrvasi.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot

a. Penampang melintang otot Semakin besar penampang melinntang otot, semakin besar tenaga yang dihasilkan. b. Kekuatan dan kekakuan jaringan penghubung Tenaga kontraksi tergantung pada integritas dari jaringan penghubung dan tendon. c. Jumlah unit motor yang diaktifkan dan kecepatan cetusannya. Pada permulaan beban diberikan diperlukan rekuitmen sejumlah unit motor dan saat beban ditingkatkan, diperlukan lebih banyak lagi rekuitmen unit motor. d. Kecepatan kontraksi Kecepatan kontraksi otot berhubungan secara terbalik dengan beban yang diberikan pada otot. Suatu otot akan berkotraksi dengan sangat cepat bila berkontraksi tanpa beban dan kecepatan kontraksi akan menurun bila diberkan beban berat. e. Panjang otot saat kontraksi Tegangan otot yang terjadi sebanding dengan sejumlah hubungan silang antara molekul aktin dan myosin. f. Jenis kontraksi otot Kekuatan otot yang timbul tergantung pada jenis kontraksi otot yaitu kontraksi isotonik atau kontraki isometrik. g. Usia dan kebugaran fisik Puncak kekuatan dicapai pada umur 18-27 tahun dan menurun bertahap setelah itu. h. Hormon Kekuatan otot pada laki-laki setelah masa pubertas dipengaruhi oleh hormon seks pria yaitu testosteron yang mempunyai efek anabolik yang salah satunya penting dalam mempertahankan masa otot jaringan tulang. i. Jenis kelamin Kekuatan otot wanita lebih lemah dibandingkan dengan kekuatan otot laki-laki. j. Faktor psikologis Subyek harus dimotivasi untuk menghasilkan kekuatan otot yang maksimum Lesman dalam Dewi, 2015. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Phillips 1995, Kirchner dan Glines 1957, dalam Bloomfiedld, dkk 1994;212, jenis kelamin berpengaruh juga terhadap fleksibilitas sendi seseorang. Wanita lebih lentur daripada laki-laki karena tulang-tulangnya lebih kecil dan otot-ototnya lebih sedikit daripada laki-laki. Menurut teori yang dikemukakan oleh Tseng dkk 2007 dan Smelter dan Bare 2002, latihan rentang gerak bertujuan untuk mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi, mengembalikan control motoric, meningkatkan mempertahankan integritas sendi, dan jaringan lunak, membantu sirkulasi dan nutrisi sinovial dan menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas yang mengalami paralisis. Manfaat ini yang didapatkan dari latihan rentang gerak yaitu dapat memaksimalkan fungsi aktifitas. Kehidupan sehari-hari, mengurangi atau menghambat nyeri, mencegah bertambah buruknya system neuromuscular, mengurangi gejala depresi dan kecemasan, meningkatkan harga diri, meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan.

D. Range Of Motion ROM