Pelaksanaan Rencana Pembelajaran Tahfiz Alquran
Alquran. Yang mana pada akhir semester akan dipinta laporan pelaksanaanya, apakah sudah sesuai target atau belum.
95
Dalam melaksanakan rencana yang telah diprogram dan diberikan kepada personel atau bidang yang memiliki kewenangan dari Kepala
Sekolah. Kemudian pelaksana atau kordinator memberikan laporan secara lisan maupun tulisan kepada Kepala Sekolah.
Pelaksanaan rencana pembelajaran Tahfiz Alquran pada Tahun Pelajaran 20122013 disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis
pelaksanaan pembelajaran Tahfiz Alquran tahun sebelumnya, sebagaimana dijelaskan Pembantu Kepala Sekolah bidang Kurikulum sebagai berikut:
Pembelajaran Tahfiz Alquran yang kami lakukan secara bertahap dengan membagi kepada kelompok-kelompok tahfiz berdasarkan
tingkatannya. Mengelompokkan surah-surah dari ketiga juz tersebut yang terdiri dari juz 28, 29 dan 30. Selanjutnya metode pembelajaran
dan supervisi serta evaluasi pembelajaran tahfiz dengan melihat perkembangan yang terjadi pada tahun lalu, dengan memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, apabila program yang ada dianggap layak untuk dipertahankan maka akan dilaksanakan
namun jika tidak layak akan ditindaklanjuti.
96
Dari paparan tersebut diketahui bahwa pembelajaran Tahfiz Alquran dilakukan secara bertahap. Berdasarkan kepada pembagian
kelompok-kelompok dan tingkatan tahfiz. Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran Tahfiz Alquran ada beberapa teknik dan metode yang
diterapkan kordinator sebagaimana diterangkan sebagai berikut: Ada pun teknik yang kami gunakan dalam pembelajaran Tahfiz Alquran
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, yaitu dengan metode membimbing anak didik menghafal Alquran dengan cara yang mudah
dicerna oleh anak didik melalui proses kehidupan sehari-hari, baik ketika bermain, belajar atau bercerita dengan sesama murid maupun
95
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 22 Juni 2013.
96
Wawancara dengan Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum pada hari Sabtu, tanggal 22 Juni 2013.
guru, memang tidak seperti biasanya yaitu dengan cara simai atau tasmi’.
97
Dari sini diketahui metode yang digunakan adalah dengan cara keseharian yang lebih mudah dipahami oleh siswa, hal ini dilakukan baik
ketika belajar maupun bermain sehingga siswa tidak merasa tertekan atau terbebani dengan hafalan-hafalan yang berat.
Hal ini sebagaimana peneliti saksikan saat melakukan penelitian di lapangan. Pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2013 pukul 10.00 Wib. Peneliti
memperhatikan bahwa siswa sedang malakukan semacam sebuah permainan dengan melemparkan bola pada teman-teman satu grup tahfiz,
maka bagi siapa-siapa yang mendapatkan bola maka ia harus membacakan ayat-ayat tertentu. Pada waktu itu para siswa sedang membaca surah An-
Naba’ dari ayat pertama sampai ayat terakhir. Katika para siswa sedang bermain dengan bola dan hafalannya mereka diawasi langsung oleh gutu
tahfiz. Selanjutnya di hari yang sama pada pukul 11.30 Wib. Peneliti
menemui para siswa yang sedang duduk di lantai dengan membentuk sebuah lingkaran dan di tengah-tengah mereka ada seorang guru yang
mendengarkan hafalan para sisiwa, pada saat itu ada dua kelompok tahfiz yang sedang menyetor memperdengarkan hafalan mereka.
Senada dengan hal tersebut seorang guru tahfiz juga memberikan tanggapan yang sama tentang pelaksanaan pembelajaran Tahfiz Alquran
yang dilakukan di SMPIT Al Hijrah 2 Deli Serdang, sebagai berikut: Teknik yang sering kami lakukan dalam pembelajaran Tahfiz Alquran
adalah dengan cara hafalan secara sambung menyambung baik ketika belajar maupun bermain, misalnya: seorang siswa membacakan satu
ayat dari surah tertentu lalu siswa yang lain meneruskan ke ayat berikutnya dan begitulah terus menerus sampai surah tersebut habis.
98 97
Hasil wawancara dengan Kordinator Tahfiz Alqur’an pada hari Senin, tanggal
24 Juni 2013.
98
Hasil wawancara dengan Guru Tahfiz Alqur’an pada hari Senin, tanggal 24 Juni
2013.
Dari data wawancara di atas diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran tahfiz Alquran di SMPIT Al Hijrah 2 Deli Serdang
dilaksanakan dengan pembagian kelompok tahfiz berdasarkan tingkatan hafalan yang terdiri dari juz 28, 29 dan 30. Selanjutnya tugas diberikan
kepada guru tahfiz dan dikordinir oleh seorang kordinator. Kordinator tahfiz Alquran akan memberikan laporan kepada Kepala Sekolah. Laporan
tersebut akan dibahas pada pertemuan selanjutnya untuk dilihat apakah pembelajaran tahfiz sudah berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan
metode yang digunakan adalah dengan cara keseharian yang lebih mudah dipahami oleh siswa, hal ini dilakukan baik ketika belajar maupun bermain
sehingga siswa tidak merasa tertekan atau terbebani dengan hafalan- hafalan yang berat.