Kordinator adalah sebagai proses untuk melengkapi kekurangan- kekurangan yang ada.
Sedangkan selanjutnya akan diawasi oleh Kepala Sekolah. Hal senada juga disampaikan oleh Pembantu Kepala Sekolah bidang Kurikulum
ketika dikonfirmasi tentang pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:
Pembelajaran Tahfiz Alquran yang kami lakukan akan dipelajari kembali oleh Kepala Sekolah, untuk melihat kekurangan-kekurangan yang harus
kami perbaiki. Biasanya Kepala Sekolah datang pada saat akan diadakan program tahfiz. Kepala Sekolah menanyakan berbagai persiapan yang
kami lakukan.
100
Dari hasil wawancara ini Pembantu Kepala Sekolah menerangkan tentang pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pada saat
pelaksanaan tahfiz Alquran. Untuk mendukung hal tersebut peneliti juga melakukan observasi
yang berhubungan dengan pengawasan yang dilakukan oleh kordinator tahfiz dan Kepala Sekolah, maka pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 pada
pukul 09.30 Wib. Peneliti melihat Kordinator Tahfiz memperhatikan siswa yang sedang memperdengarkan hafalan mereka pada seorang guru. Ketika
itu kordinator tahfiz menegur seorang guru yang membiarkan seorang siswa dalam membacakan ayat Alquran. Selanjutnya kordinator
membenarkan bacaan yang salah tadi dan memberikan nasihat pada guru tersebut agar lebih berhati-hati ketika mendengarkan bacaan Alquran
jangan sampai ada kesalahan yang fatal. Selanjutnya pada pukul 11.00 Wib. Kepala Sekolah masuk kesebuah
ruangan dengan membawa sebuah buku besar, ketika itu Bapak Ahmad Muntasir Nasution sedang mengajar tahfiz Alquran, Kepala Sekolah
meminta diperdengarkan sejauh mana kemampuan para siswa menghafal Alquran. Setelah mendengarkan hafalan para siswa Kepala Sekolah
100
Hasil wawancara dengan Pembantu Kepala sekolah bidang Kurikulum pada hari Sabtu tanggal 22 Juni 2013.
meminta catatan-catatan yang berhubungan dengan kemajuan para siswa dan meminta perlengkaapan pembelajaran tahfiz agar lebih ditingkatkan
dan dilengkapi. Berdasarkan deskripsi data wawancara dan observasi di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran Tahfiz Alquran yang dilakukan oleh kordinator dengan beberapa cara ternyata diawasi langsung oleh
Kepala Sekolah. Setelah meminta laporan pembelajaran Tahfiz Alquran yang dilakukan kordinator maka Kepala Sekolah melakukan cross check
kembali dengan melakukan kunjungan kelas, observasi dan wawancara dengan beberapa sumber untuk mengetahui kebenaran dari pembelajaran
Tahfiz Alquran yang dilakukan kordinator.
C. Hasil Penelitian
Setelah melakukan pemaparan data berdasarkan wawancara, observasi dan kajian dokumen penelitian, berdasarkan analisis data yang dilakukan
sebelumnya dapat diformulasikan temuan penelitian ini berdasarkan fokus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya sebagai berikut: Temuan
pertama, bahwa perencanaan pembelajaran di SMPIT Al Hijrah 2 Deli Serdang sudah berjalan sebagai mana mestinya, melalui proses musyawarah
yang melibatkan seluruh komponen sekolah yang terdiri dari Yayasan, Kepala Sekolah, Pembantu Kepala Sekolah, Tata Usaha, Guru dan staf lainnya,
kemudian memberikan kepercayaan kepada kordinator tahfiz Alquran. Ada pun rencana pembelajaran Tahfiz Alquran yang dihasilkan dari rapat tersebut
adalah: Menentukan kordinator tahfiz dan mengelompokkan guru-guru dalam pembelajaran tahfiz; target tahfiz bagi siswa yang tamat dari SMPIT Al Hijrah
2 Deli Serdang adalah 3 juz terdiri dari juz 28, 29 dan 30; pengelompokkan siswa berdasarkan kelas atau tingkatannya; pengelompokkan surah-surah
pada ketiga juz tersebut di atas; merencanakan metode pembelajaran tahfiz dan; melakukan supervisi dan evaluasi.
Perencanaan atau rencana planning kata ini dikenal oleh hampir semua orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan,
perencanaan produksi pabrik dalam bentuk target-target produksi.
101
Menurut Fakry, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti
sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai
upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resource yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
102
Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.
103
Dengan perencanaan pembelajaran Tahfiz Alquran yang demikian bermanfaat untuk memberikan gambaran atau langkah-langkah yang jelas
terhadap program pembelajaran Tahfiz Alquran yang akan dilaksanakan dengan tepat guna dan tepat waktu. Sehingga dapat lebih terarah
pelaksanaannya menurut keputusan dan dapat dievaluasi. Makna yang muncul dari perilaku pengambilan keputusan sebagaimana dikemukakan di
atas adalah pengambilan keputusan dilakukan secara konsultatif, partisipatif dan delegatif.
Temuan kedua, penelitian ini menunjukkan bahwa pengorganisasian yang ditetapkan didukung manajemen sekolah yang berusaha membagi tugas
kepada Kepala Sekolah, Pembantu Kepala Sekolah dan Kordinator Tahfiz. Dengan terorganisasinya sumber daya pembelajaran Tahfiz Alquran di sekolah
ini, maka akan terlaksana kegiatan sesuai program yang telah disepakati. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Allan dalam Mukhtar, bahwa organisasi
merupakan proses menetapkan dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan serta melimpahkan tanggung jawab dan wewenang
dan menyusun hubungan dengan maksud untuk mencapai tujuan
101
Harjanto, Perencanaan Pengajaran Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, h. 1.
102
Udin syaefuddin, Perencanaan Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 4.
103
Ibid., h.33.