Respon stres dari tindakan anesthesi dan pembedahan

Tabel 2.1. Perubahan hormon selama pembedahan Desborough 2009 Stres yang terjadi sebelum pembedahan sudah dapat menyebabkan perubahan pada psikoneuroimunologi pasien yang akan berdampak pada perlambatan dari penyembuhan luka operasi. Stres yang terjadi bila tidak ditangani secara baik, akan berakibat terjadinya gangguan pada regulasi HPA-axis, dimana keadaan ini akan merangsang korteks adrenal mensekresi kortisol akibat meningkatnya produksi ACTH dari hipofisis anterior Desborough 2009, Deborah 2012. Peran dari psikosuportif pre operatif dapat menurunkan tingkat stres pada perempuan yang akan menjalani persalinan dengan seksio sesarea. Hal ini sangat positif, karena memberika suatu ketenangan, dan menurunkan tingkat stres ibu sebelun dilakukanya tindakan seksio sesarea.

f. Respon stres dari tindakan anesthesi dan pembedahan

Kunci utama yang menjadi tujuan anestesi modern adalah outcome operasi yang baik. Tujuan anestesi modern saat ini mengacu kepada commit to user kenyamanan pasien selama menjalani pembedahan. Dalam perkembangan terakhir, dengan diketahuinya patofisiologi terjadinya penyakit, maka temuan-temuan tentang metode anestesi yang aman juga terus berkembang Aggo 2012. Respon stres dari pengaruh tindakan anestesi akan berakibat terjadinya sekresi dari anabolik dan katabolik hormon yang berakibat terjadinya hipermetabolisme, dengan adanya percepatan dari reaksi biologi. Mengingat besarnya stres yang diterima tubuh akibat pengaruh stres psikologis dan stres pembedahan, diharapkan tindakan anestesi tidak menyumbang stres yang lebih tinggi dari proses pembedahan. Epidural analgesia dapat mengurangi komplikasi infeksi dengan mengurangi penekanan limfosit, mengurangi penekanan pada sitokin proinflamasi, dan lebih memeberikan rasa nyaman bagi pasien sehingga mengurangi tingkat stres selama pembedahan. Anestesi umum disertai dengan stres bedah dianggap sebagai faktor terbesar dalam mensupresi sistem imun saat pembedahan, hal ini diduga karena GA disertai dengan proses pembedahandapat langsung mempengaruhi sistem kekebalan tubuh atau mengaktifkan hipotalamus- hipofisis-adrenal HPA axis dan sistem saraf simpatik. Sitokin proinflamasi, seperti IL-1, IL-6, dan tumor necrosis factor TNF-dari monosit dan makrofag dan limfosit diaktifkan karena reaksi inflamasi daerah incisi dan akan berakibat terjadinya disregulasi dari HPA-axis. Interleukin-6 IL-6 merupakan mediator penting dari respon fase akut commit to user dan penanda sensitif kerusakan jaringan Manorama 2003, Aggo 2012. Tindakan pembedahan akan merangsang pelepasan hormon seperti katekolamin norepinefrin dan epinefrin, adrenokortikotropik hormone ACTH dan kortisol melalui rangsang pada saraf otonom dan HPA-axis yang berdampak pada supresi sistem imun tubuh. Gambar 2.1. Dampak dari stres pembedahan terhadap sistem tubuh dan pengaruhnya terhadap penyembuhan luka operasi Manorama 2003.

2. Post partum blues