dan penanda sensitif kerusakan jaringan Manorama 2003, Aggo 2012. Tindakan pembedahan akan merangsang pelepasan hormon
seperti katekolamin norepinefrin dan epinefrin, adrenokortikotropik hormone ACTH dan kortisol melalui rangsang pada saraf otonom dan
HPA-axis yang berdampak pada supresi sistem imun tubuh.
Gambar 2.1. Dampak dari stres pembedahan terhadap sistem tubuh
dan pengaruhnya terhadap penyembuhan luka operasi Manorama 2003.
2. Post partum blues
a. Definisi
Postpartum blues adalah perasaan sedih dan depresi segera setelah persalinan, dengan gejala dimulai dua atau tiga hari pasca persalinan
commit to user
dan biasanya hilang dalam waktu satu atau dua minggu Kathryn 2010.
b. Teori
Postpartum blues adalah suatu tingkat keadaan depresi bersifat sementara yang dialami oleh kebanyakan ibu yang baru melahirkan
karena perubahan tingkat hormon, tanggung jawab baru akibat perluasan keluarga dan pengasuhan terhadap bayi. Keadaan ini biasanya
muncul antara hari ke-tiga hingga ke-sepuluh pasca persalinan, seringkali setelah pasien keluar dari rumah sakit. Apabila gejala ini
berlanjut lebih dari dua minggu, maka dapat menjadi tanda terjadinya gangguan depresi yang lebih berat, ataupun psikosis postpartum dan
tidak boleh diabaikan Elizabeth 2008, Michael 2008, Mary 2012. Periode postpartum adalah periode waktu yang muncul sesegera
setelah seorang perempuan melahirkan hingga 52 minggu. Ciri-ciri
postpartum blues
menurut Young dan Ehrhardt diantaranya: Mary 2012, pola tidur yang tidak teratur karena kebutuhan bayi yang baru
dilahirkannya, ketidaknyamanan karena kelahiran anak, dan perasaan asing terhadap lingkungan tempat bersalin, kehilangan kontrol terhadap
kehidupannya karena ketergantungan bayi yang baru dilahirkannya, perubahan keadaan dan suasana hati ibu yang bergantian dan sulit
diprediksi seperti menangis, kelelahan, mudah tersinggung, kadang- kadang mengalami kebingungan ringan atau mudah lupa, merasa
commit to user
kesepian, jauh dari keluarga, menyalahkan diri sendiri karena suasana hati yang terus berubah.
Berdasarkan beberapa faktor yang dikemukakan oleh ahli-ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya postpartum blues dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok Elizabeth 2008, Mary 2012.
Faktor yang diduga terjadinya
postpartum blues
termasuk faktor bilogis, yang mencakup
faktor hormonal, yaitu terjadinya perubahan kadar sejumlah hormon dalam tubuh ibu pasca persalinan secara tiba-
tiba dalam jumlah yang besar, yaitu progesteron, estrogen, kelenjar tiroid, endorfin, estradiol, cortisol, dan prolaktin yang menimbulkan
reaksi afektif tertentu. Faktor lainya adalah faktor kelelahan fisik, yaitu kelelahan fisik
akibat proses persalinan yang baru dilaluinya, dehidrasi, kehilangan banyak darah, atau faktor fisik lain yang dapat menurunkan stamina
ibu.
Postpartum blues
merupakan gejala awal atau gejala ringan dari depresi post partum.
American Collage of obstetric and Gynecology
merekomendasikan dilakukanya sreening pada perempuan post partum yang memiliki faktor risiko terjadinya depresi post partum seperti
tersebut diatas ACOG 2008. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
3. Perubahan neuroendokrin pada kehamilan