2. Konsep PMS
a. Definisi PMS PMS adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum menstruasi
dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi Brunner
Suddarth, 2001. PMS kadang-kadang berlangsung terus sampai menstruasi berhenti Prawiroharjo, 2005.
Sedangkan menurut Hacker et. al. 2001, PMS adalah gejala fisik, psikologis dan perilaku yang menyusahkan yang secara teratur
berulang selama fase siklus menstruasi. Sekitar 5-10 wanita menderita PMS yang berat sehingga mengganggu kegiatan sehari-
harinya. Riset menunjukan bahwa PMS menjadi lebih bermasalah di awal
dan akhir fase siklus reproduksi yaitu pada pubertas dan menopause
serta saat masa kehamilan dan kelahiran anak Freeman, 2007.
b. Etiologi PMS Pada setiap siklus menstruasi, Follicle Stimulating Hormone
FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel de
graaf ovarium yang memproduksi estrogen. Estrogen menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan
hormon gonadotropin yang kedua, yakni Luteinizing Hormone LH. Pada pertengahan siklus menstruasi sekitar hari ke-14 sampai hari ke-
28, produksi LH meningkat dan menyebabkan ovulasi, sehingga keseimbangan hormon estrogen dan progesteron tidak stabil, hal ini
yang menyebabkan munculnya gejala PMS Henshaw, 2007. Peningkatan kadar estrogen dalam darah akan mengganggu
produksi serotonin sehingga menyebabkan gejala depresi, khususnya gangguan mental Hacker et. al., 2001.
Menurut Prawiroharjo 2005, faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, dan masalah sosial juga memegang peranan penting.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi PMS Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PMS, antara lain:
1. Wanita yang pernah melahirkan PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami
kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia. 2. Status perkawinan wanita yang sudah menikah lebih banyak
mengalami PMS dibandingkan yang belum. 3. Usia PMS menjadi lebih bermasalah di awal dan akhir fase siklus
reproduksi yaitu pada pubertas dan menopause. 4. Stres faktor stres memperberat gangguan PMS.
5. Diet faktor kebiasaan makan seperti banyak garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda memperberat gejala PMS.
6. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B terutama B
6
, vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam
lemak linoleat.
7. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.
8. Kegiatan fisik kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebab kan semakin beratnya PMS.
ACOG Practice Committee, 2000. d. Gejala PMS
Rayburn 2001,
mengklasifikasikan gejala-gejala
PMS berdasarkan gangguan pada fungsi fisik dan emosional. Klasifikasinya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Gejala-gejala PMS
Gejala fisik Gejala emosional
1. Perut kembung 2. Nyeri payudara
3. Sakit kepala 4. Kejang atau bengkak pada
kaki 5. Nyeri panggul
6. Hilang koordinasi 7. Nafsu makan bertambah
8. Hidung tersumbat 9. Perubahan defekasi
10. Tumbuh jerawat 11. Sakit pinggul
12. Suka makan manis atau asin 13. Palpitasi
14. Peka suara atau cahaya 15. Rasa gatal pada kulit
16. Kepanasan 1. Depresi
2. Cemas 3. Suka menangis
4. Sifat agresif atau pemberontakan 5. Pelupa
6. Tidak bisa tidur 7. Merasa tegang
8. Irritabilitas 9. Rasa bermusuhan
10. Suka marah 11. Paranoid
12. Perubahan dorongan seksual 13. Konsentrasi berkurang
14. Merasa tidak aman 15. Pikiran bunuh diri
16. Keinginan menyendiri 17. Perasaan bersalah
18. Kelemahan
Sumber : Rayburn, 2001.
3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS