Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MINYAK
DAN GAS BUMIYANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH
Yolla Angela Rulianty Sibarani
100503131
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Eonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2014
Yang Membuat Pernyataan
100503131
(3)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, dan opini audit, sedangkan variabel dependennya adalah audit delay. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010 – 2012. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 7 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 21 unit analisis.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS dimana sebelumnya data telah diuji dengan menggunakan pengujian asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel independen (Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan opini audit) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Secara parsial, variabel Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan opini audit berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap audit delay
Kata kunci : audit delay, Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, opini audit
(4)
ABSTRACT
THE ANALYSYS OF FACTORS THAT INFLUENCE AUDIT DELAY IN OIL AND GAS COMPANY THAT LISTED ON
INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The objective of this research is to examine the significant impact of firm size, profitability, solvency, and auditor’s opinion toward audit delay. Independent variables in this research are Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratioand auditor’s opinion, while the dependent variable in this research is audit delay. Samples are 10 oil and gas company that listed on Indonesian Stock Exchange in 2010 – 2012, obtained by using purposive sampling technique. The research object contains of 21 units of analysis.
Methods of data analysis used to perform hypothesis testing is multiple linear regression analysis with F test and t test, and before that, the variables have done the normality test. The result of this test show simultaneously, all independent variables have no significant impact toward audit delay. While partially, Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratioand auditor’s opinion have negative significant impact toward audit delay.
Keywords : audit delay, Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, auditor’s opinion
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahaan sehingga tetap memberikan penulis kemampuan dan kekuatan untuk mengerjakan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YAANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, serta memberikan
(6)
bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M., selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Teristimewa untuk kedua orangtua yang sangat penulis kasihi, Drs. Rudi Sibarani dan Dra. Linda Sirait, adik-adik penulis Vanita Christiani Rulianty Sibarani dan Doni Yohanes Rulixon Sibarani serta sahabat penulis Lavinia Girsang, Miryam Ompusunggu, Yohana Panjaitan, Natasha Mariska, Theresia Sinaga juga abang dan kakak penulis, Jan Ruben Tarigan dan Yolanda Nababan. Terima kasih atas semua kasih sayang, kesabaran, motivasi, pengorbanan, bantuan serta semangat dan terutama doa kalian yang amatlah berarti bagi penulis, khususnya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Kepada saudara penulis Yosua dan Nela serta teman-teman penulis May, Syaffan, Tuppal, Juliver terima kasih atas segala doa, saran dan bantuan yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2014
Penulis,
NIM : 100503131
(7)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ...v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...2
1.2 Perumusan Masalah ...6
1.3 Tujuan Penelitian ...7
1.4 Manfaat Penelitian ...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...9
2.1 Tinjauan Teoritis ...9
2.1.1 Ketepatan Waktu Laporan Keuangan ...9
2.1.2 Pengertian Auditing ...11
2.1.3 Pengertian Standar Auditing ...13
2.1.4 Pengertian Audit Delay ...15
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay ...15
2.1.5.1 Ukuran Perusahaan ...15
2.1.5.2 Profitabilitas ...17
2.1.5.3 Solvabilitas ...18
2.1.5.4 Opini Audit ...19
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...21
2.3 Kerangka Konseptual ...25
2.4 Hipotesis ...27
BAB III METODE PENELITIAN ...28
3.1 Desain Penelitian ...28
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ...28
3.3 Jadwal Penelitian ...29
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...31
3.4.1 Variabel Dependen ...30
3.4.2 Variabel Independen ...30
3.5 Skala Pengukuran Variabel ...32
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ...33
3.7 Metode Pengumpulan Data ...34
(8)
3.8.1 Statistik Deskriptif ...36
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ...36
3.8.2.1 Uji Normalitas ...36
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ...37
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas ...38
3.8.2.4 Uji Autokorelasi ...39
3.8.3 Pengujian Hipotesis ...40
3.8.3.1 Uji Signifikansi Parameter Penelitian (Uji Statistik t) ...41
3.8.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...43
4.1 Data Penelitian ...43
4.2 Metode Statistik Deskriptif ...45
4.3 Uji Asumsi Klasik ...47
4.3.1 Uji Normalitas ...47
4.3.2 Uji Multikolinearitas ...50
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ...51
4.3.4 Uji Autokorelasi ...53
4.4 Pengujian Hipotesis ...55
4.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ...56
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)...58
4.4.3 Analisis Persamaan Regresi ...59
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...61
4.5.1 Total Assets ...61
4.5.2 Return on Assets (ROA) ...62
4.5.3 Debt to Equity Ratio (DER) ...63
4.5.4 Opini Audit ...63
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...65
5.1 Kesimpulan ...65
5.2 Keterbatasan Penelitian ...66
5.3 Saran ...66
DAFTAR PUSTAKA ...68
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 23
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 29
Tabel 3.2 Definisi dan Skala Pengukuran Variabel... 32
Tabel 3.3 Proses Seleksi Sampe... 34
Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Autokorelasi... 39
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Minyak dan Gas Bumi di Bursa Efek Indonesia... 43
Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian... 44
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Penelitian... 45
Tabel 4.4 Uji Normalitas 2... 49
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas... 51
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi... 54
Tabel 4.7 Uji Goodness of Fit... 55
Tabel 4.8 Hasil Uji t... 57
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 26 Gambar 4.1 Uji Normalitas 1... 48 Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas... 52
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Populasi Penelitian...70
Lampiran 2 : Data Variabel Penelitian... 71
Lampiran 3 : Tabulasi Data Penelitian...76
(12)
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, dan opini audit, sedangkan variabel dependennya adalah audit delay. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010 – 2012. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 7 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 21 unit analisis.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS dimana sebelumnya data telah diuji dengan menggunakan pengujian asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel independen (Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan opini audit) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Secara parsial, variabel Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan opini audit berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap audit delay
Kata kunci : audit delay, Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, opini audit
(13)
ABSTRACT
THE ANALYSYS OF FACTORS THAT INFLUENCE AUDIT DELAY IN OIL AND GAS COMPANY THAT LISTED ON
INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The objective of this research is to examine the significant impact of firm size, profitability, solvency, and auditor’s opinion toward audit delay. Independent variables in this research are Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratioand auditor’s opinion, while the dependent variable in this research is audit delay. Samples are 10 oil and gas company that listed on Indonesian Stock Exchange in 2010 – 2012, obtained by using purposive sampling technique. The research object contains of 21 units of analysis.
Methods of data analysis used to perform hypothesis testing is multiple linear regression analysis with F test and t test, and before that, the variables have done the normality test. The result of this test show simultaneously, all independent variables have no significant impact toward audit delay. While partially, Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratioand auditor’s opinion have negative significant impact toward audit delay.
Keywords : audit delay, Total Assets, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, auditor’s opinion
(14)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya bertujuan untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Audit laporan keuangan dilakukan untuk memberikan jaminan atas keandalan laporan keuangan. Keandalan sangat diperlukan karena laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban atau accountability dari manajemen. Laporan keuangan juga sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Salah satu tujuan kualitatif laporan keuangan yang dirumuskan oleh APB
Statement No. 4 adalah timeliness (tepat waktu). Artinya laporan keuangan hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui sehingga dapat mengurangi keandalan informasi. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan hilang relevansinya (Harahap, 2011:135).
(15)
Karena ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan begitu penting bagi perusahaan dan para pemakai laporan keuangan untuk membentuk opini, kepercayaan dan reaksi yang positif, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengatur tentang batas waktu penyampaian laporan keuangan. Tetapi pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak mampu untuk tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangaannya. Hingga April 2013, BEI menyatakan terdapat 52 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31 Desember 2012. Selanjutnya ada sekitar 54 emiten yang terlambat melaporkan laporan keuangan (LK) auditan tahun 2011 yang dilaporkan tahun 2012. Dan pada tahun 2011 terdapat 62 emiten yang terlambat melaporkanlaporan keuangan (LK) tahun 2010. Terakhir pada tahun 2010 tercatat 68 emiten yang terlambat melaporkan laporan keuangan (LK) tahun 2009. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ketepatan waktu masih menjadi masalah utama bagi perusahaan-perusahaan go public di Indonesia.
Dari segi ketepatan waktu, sebenarnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) sebagai otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai fasilitator sudah menetapkan peraturan yang ketat mengenai kualitas dan ketepatan waktu laporan keuangan. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengadakan penyempurnaan peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan. Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003, No. Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan berkala, menyatakan bahwa laporan keuangan berkala disertai dengan
(16)
laporan auditor independen disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan berkala yang dimaksud dalam keputusan tersebut adalah laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan. Hal ini berarti merubah peraturan sebelumnya yang semula selambat-lambatnya seratus dua puluh hari menjadi selambat-lambatnya sembilan puluh hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan adanya perubahan peraturan tersebut, auditor dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya.
Faktor waktu terkadang menjadi masalah bagi auditor. Di satu sisi, tekanan terhadap auditor datang dari investor dan berbagai pihak yang berkepentingan, di mana investor berpendapat bahwa seharusnya laporan keuangan dikeluarkan segera setelah berakhirnya tahun fiskal emiten, namun di sisi lain, sesuai Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pada standar ketiga tertulis bahwa audit harus dijalankan dengan penuh kecermatan dan ketelitian untuk mengevaluasi bukti yang memadai. Ini artinya auditor harus melaksanakan audit dengan kompetensi yang dimiliki dengan integritas dan secara profesional dan tentu saja ini membuat proses audit membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Ketertundaan penyampaian laporan keuangan dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Makin lama penundaan, maka relevansi laporan keuangan akan semakin diragukan. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor independen dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan ini disebut audit delay (Subekti et al, 2004)
(17)
dalam (Lestari, 2010:17). Makin lama auditor independen menyelesaikan laporan auditnya, semakin lama pula audit delay.
Menurut Subekti et al (2004) pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar akan membutuhkan waktu lebih lama, sebaliknya semakin tidak sesuai dengan standar maka semakin pendek pula waktu yang diperlukan.
Berbagai penelitian mengenai audit delay telah banyak dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. H.A.E. Afifiy (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan, jenis industri dan tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap
audit delay. H.A.E Afify membuktikan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang negatif terhadap audit delay. Penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu (Chambers dan Penman, 1984; Ng dan Tai, 1994; Owusu-Ansah dan Leventis, 2006).
Di lain hal Modugu et al (2012) melalui penelitiannya di Nigeria menemukan bahwa ukuran perusahaan, anak cabang dari perusahaan multinasional dan biaya audit merupakan variabel yang berhubungan terhadap
audit delay. Sedangkan debt-equity-ratio, tingkat profitabilitas, ukuran KAP, serta jenis industri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay.
Al-Ghanem et al (2011) juga menemukan bahwa dari 6 variabel yang diuji, hanya ukuran perusahaan yang berhubungan negatif terhadap audit delay selama periode yang diuji. Kelima variabel lain seperti jenis industri, tingkat leverage, persentase perubahan earning per share, tipe auditor, dan likuiditas tidak memiliki hubungan terhadap audit delay pada perusahaan yang terdaftar di Kuwait.
Berikutnya Suardi (2011) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, dengan menggunakan sampel 35 perusahaan pertambangan
(18)
dan perbankan yang terdaftar di BEI. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa kualitas KAP dan jenis industri memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Sedangkan ROA, DER dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stephani (2010), Kartika (2009), dan Yustina (2012).
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, penelitian kali ini bertujuan mengkaji fenomena menarik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Ukuran perusahaan menurut Davies dan Whittered (1980), Chambers dan Penman (1984), Atiase et al (1988) berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suardi (2011).
Opini auditor misalnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stephani (2010) dan Yustina (2012) dikatakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ashton et al, 1987 ; Carslaw et al, 1991 ; Subekti et al, 2004 ; Wirakusuma 2004 ; Haron et al 2006) dalam (Lestari, 2010:20).
Faktor berikutnya yang menarik adalah tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset, modal, dan saham tertentu. Semakin besar rasio profitabilitas perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut El-Banany (2006) profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Suardi (2011) mengatakan sebaliknya. Demikian pula faktor solvabilitas menunjukkan hasil yang inkonsisten dalam pengaruhnya terhadap audit delay.
(19)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya akan tertuang dalam bentuk skripsi dengan judul ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIAUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Penulis memilih perusahaan minyak dan gas bumi sebagai sampel dalam penelitian ini karena perusahaan minyak dan gas bumi yang termasuk ke dalam sektor pertambangan merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar negara dan berhubungan langsung dengan regulasi atau peraturan yang berlaku di Indonesia. Dan juga pada penelitian-penelitan terdahulu perusahaan minyak dan gas bumi belum pernah dijadikan sebagai sampel penelitian, karena itu penulis sangat tertarik untuk menggunakan perusahaan minyak dan gas bumi sebagai sampel dalam penelitian ini.
Penulis juga memilih tahun 2010 – 2012 sebagai tahun penelitan karena tahun tersebut adalah yang terbaru dimana tersedia data-datanya untuk diteliti. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini menjadi :
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
(20)
2. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
3. Apakah tingkat solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
4. Apakah opini audit berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
5. Apakah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, dan opini audit secara simultan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Untuk mengetahui apakah tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Untuk mengetahui apakah tingkat solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(21)
4. Untuk mengetahui apakah opini audit berpengaruh terhadap audit delay
pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
5. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, dan opini audit secara simultan berpengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :
a) Bagi peneliti
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih khususnya mengenai bidang penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay.
b) Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay.
c) Bagi auditor
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay,sehingga auditor dapat mengoptimalkan kinerjanya dan berimbas pada tepatnya waktu pelaporan keuangan.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Ketepatan Waktu Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi pembuat keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Profesi akuntansi pun mengakui akan kebutuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha untuk tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangan (Hilmi et al, 2006:1-2)
Berdasarkan karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2004) (Harahap, 2011:130), laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, matearilitas, dan andal. Untuk mendapatkan informasi
(23)
yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Gregory dan Van Horn (1963) berpendapat dalam (Hilmi et al, 2008:4-5), secara konsepsual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.
Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan
(24)
sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. (Hilmi et al, 2008:3-4).
2.1.2 Pengertian Auditing
Auditing menurut Agoes (2004:3) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Sedangkan menurut (Mulyadi 2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Berdasarkan beberapa pengertian audit di atas, maka auditing mengandung unsur-unsur (Mulyadi 2002:9-10) :
1. Suatu proses sistematis, artinya
prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.
2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan
(25)
yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses 4. Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai
pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
5. Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil berupa:
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif
b. Anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen c. Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) diindonesia
6. Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report)
7. Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya
pemegang
(26)
2.1.3 Pengertian Standar Auditing
Standar auditing merupakan ukuran pelaksanaan tindakan yang menjadipedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit (Mulyadi, 2002:16). Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 01 (SA Seksi 1502) adalah sebagai berikut :
1. Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian danpelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalamsikap mental harus diperhatikan oleh auditor.
c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajibmenggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama 2. Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asistenharus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untukmerencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yangakan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadaiuntuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
(27)
3. Standar Pelaporan
a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusunsesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporankeuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansitersebut dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporankeuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikiantidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan denganlaporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelasmengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkattanggungjawab yang dipikul oleh auditor (Mulyadi 2002:16-17).
Dengan adanya standar pekerjaan lapangan pertama dan ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai, maka penyelesaian audit pada suatu perusahaan akan membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akuntan publik dapat menunda untuk mempublikasikan laporan audit atau laporan keuangan auditannya.
(28)
2.1.4 Pengertian Audit Delay
Dalam melaksanakan audit, auditor biasanya melakukan suatu perencanaan dengan membuat anggaran waktu (time budget). Time budget adalah suatu estimasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah audit dalam program audit. Time budget hanya sekedar pedoman, tidak bernilai mutlak. Bila auditor membutuhkan waktu tambahan untuk melakukan program audit, time budget dapat dirubah sewaktu-waktu agar auditor dapat mengumpulkan bukti yang cukup dan lebih memadai sesuai dengan tujuan audit. Akan tetapi, perubahan time budget yang terlalu lama juga tidak baik karena akan menyebabkan terjadinya audit delay.
Menurut Wah Lai dan Cheuk (2005), audit report lag atau audit delay
adalah periode sejak tanggal akhir tahun fiskal sampai dengan tanggal pelaporan audit.Definisi tersebut selaras denganHossain dan Taylor (1998) yang berpendapataudit delay telah dianggap sebagai periode waktu dari akhir tahun akuntansi perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor. Sedangkan menurut Knechel dan Payne (2001) dalam Ahmad et al (2005), audit report lag / audit delay adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan. Oleh karena itu, semakin lama auditor dalam meyelesaikan pekerjaan auditnya maka audit delay akan semakin panjang.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay 2.1.5.1 Ukuran Perusahaan
Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan audit delay baik di negara-negara
(29)
maju maupun berkembang (Newton dan Ashton, 1989; Davies dan Whittred, 1980; Ashton et al, 1989; Carslaw dan Kaplan, 1991; Garsomble, 1981; Gilling, 1977; dan Abdulla, 1996) dalam (Modugu et al, 2012:3). Sebagai contoh Ashton
et al (1987) mengatakan lewat penelitian mereka bahwa aktiva dapat memberikan kekuatan yang lebih besar bagi perusahaan. Mayoritas peneliti sebelumnya menggunakan aktiva (assets) sebagai alat untuk menghitung ukuran perusahaan. Terdapat hubungan negatif antara audit delay dengan ukuran perusahaan yang telah dibuktikan oleh banyak penelitian empiris. Sebaliknya, peneliti seperti Givolry dan Palman (1982) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (baik negatif maupun positif) antara audit delay dengan ukuran perusahaan. Ada beberapa alasan yang mendukung mengapa ukuran perusahaan dapat berhubungan negatif dengan tingkat audit delay. Perusahaan berskala besar biasanya menyelesaikan laporan keuangannya lebih cepat daripada perusahaan berskala kecil. Dyer dan McHugh (1975) sepakat bahwa manajemen perusahaan besar memiliki insentif untuk mengurangi audit delay karena perusahaan berskala besar dipantau lebih ketat oleh para investor dan regulator, dan dengan demikian mendapat tekanan besar dari pihak eksternal untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat. Perusahaan berskala besar juga memiliki internal kontrol yang lebih bagus, yang akan mengurangi kecenderungan terjadinya kesalahan pada laporan keuangan dan memungkinkan auditor untuk bergantung pada pengendalian yang lebih luas (Carslaw dan Kaplan 1991).
(30)
2.1.5.2 Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui semua sumber daya yang ada (Harahap, 2011:304). Laba telah digunakan oleh beberapa peneliti sebagai variabel penjelas untuk audit delay (Dyer dan McHugh, 1975; Carslaw and Kaplan, 1991; dan Custis, 1976) dalam (Mondugu et al, 2012:4). Di antara para peneliti, Courtis (1976) dan Dyer dan McHugh (1975) menemukan hubungan positif antara profitabilitas dan audit delay sedangkan Carslaw dan Kaplan (1991) menemukan hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Banyak argumen yang mendukung profitabilitas memiliki hubungan negatif terhadap audit delay. Profitabilitas dapat dianggap salah satu indikasi hasil kegiatan tahun ini, apakah baik atau buruk (Ashton et al,
1987). Jika perusahaan mengalami kerugian, manajemen mungkin ingin menunda perilisan laporan keuangan tahunan untuk menghindari ketidaknyamanan penyampaian kabar buruk tersebut. Di sisi lain, perusahaan yang memiliki keuntungan ingin menyelesaikan laporan keuangan mereka sedini mungkin agar dapat segera merilis laporan keuangan yang telah diaudit, dan memberitakan kabar baik tersebut ke semua pihak.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA), rasio yang mengukurperbandingan antara laba sebelum pajak dan total aset. Peneliti menggunakan ROA sebagai proksi dari tingkat profitabilitas karena ROA menggambarkan perolehan laba melalui penjualan aset perusahaan, dimana
(31)
penjualan aset lebih memberikan informasi yang pasti tentang laba secara berkala dibandingkan ROE (Return on Equity) dan ROI (Return on Investment).
Menurut Respati (2004) dalam (Lestari, 2010:37), penggunaan ROA sebagai indikator profitabilitas perusahaan berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipakai dalam penelitian Dyer dan McHugh (1975) dan Na’im (1998). Dari uraian di atas tampak bahwa tingkat profitabilitas suatu perusahaan mempengaruhi rentang waktu penyelesaian audit dan pengumuman laporan keuangantahunan.
2.1.5.3 Solvabilitas
Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Harahap, 2011:303). Telah dikemukakan bahwa peningkataan jumlah hutang perusahaan, akan memberikan tekanan kepada perusahaan agar merilis laporan keuangan yang telah diaudit lebih cepat untuk meyakinkan kreditur (Abdula 1996). Debt to Equity Ratio(DER) digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat solvabilitas dalam penelitian ini. DER merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara tingkat hutang dengan tingkat modal yang dimiliki perusahaan. Peneliti menggunakan rasio DER sebagai proksi dari tingkat solvabilitas karena DER lebih memberikan informasi yang pasti bagi pihak investor dibandingkan dengan rasio solvabilitas yang lain.
Debt to Equity Ratio(DER) telah dipelajari secara empiris oleh beberapa peneliti seperti Carslaw dan Kaplan (1991) dan Abdula (1996) dan hasilnya tidak ada hubungan yang signifikan antara Debt to Equity Ratio(DER) dengan audit delay.
(32)
2.1.5.4 Opini Audit
Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi, 2002:20) :
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion).Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion Report with Explanatory Language).Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.
3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion).Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan
(33)
klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion).Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion).Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. Carslaw dan Kaplan dalam (Saputri, 2012) menemukan adanya hubungan positif antara opini audit dengan audit delay. Pada perusahaan yang menerima jenis pendapat qualified opinion akan menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Ashton et alserta Ahmad dan Kamarudin yang membuktikan pula bahwa audit delay akan lebih panjang jika
(34)
perusahaan menerima pendapat qualified atau selain pendapat unqualified.
Menurut Elliott audit delay akan relatif lama pada perusahaan yang menerima
qualified opinion, disebabkan karena proses pemberian opini auditor melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit.
Pada penelitian ini akan digunakan variabel dummy untuk mengukur opini audit, yaitu pemberian angka 1 (satu) pada unqualified opinion dan angka 0 (nol) pada non-unqualified opinion(semua opini audit di luar unqualified opinion). 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian tentang audit delay telah dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Modugu et al (2012) lewat penelitiannya yang berjudul Determinants of Audit Delay in Nigerian Company : Empirical Evidance
menggunakan 7 variabel independen yaitu ukuran perusahaan, DER, profitabilitas, cabang dari perusahaan multinasional, ukuran KAP, biaya audit, dan tipe perusahaan. Modugu et al menggunakan sampel 20 perusahaan go public
selama periode 2009 - 2011 dan menemukan bahwa dibutuhkan minimal 30 hari serta maksimal 276 hari bagi perusahaan-perusahaan di Nigeria untuk menerbitkan laporan keuangannya. Penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa penentu utama dari audit delay adalah cabang perusahaan multinasional, ukuran perusahaan dan biaya yang dibayarkan kepada auditor.
Di Indonesia, Kartika (2009) mengambil sampel penelitian sebanyak 199 pada periode 2005 – 2007, menguji 4 faktor yang dapat mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Faktor – faktor tersebut
(35)
adalah Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), total aktiva serta reputasi kantor akuntan publik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan secara simultan bahwa Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), total aktiva serta reputasi kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Tetapi secara parsial, Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay dan Debt to Equity Ratio (DER), total aktiva serta reputasi kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit delay. Rata-rata lamanya audit delay didapat 72,58 hari dengan nilai minimum 27 hari dan maksimum 124 hari.
Selanjutnya Lestari (2010) menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor, dan opini auditor terhadap
audit delay pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan yang terkategori high profile dengan sampel 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2008. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa ada 3 dari 5 faktor yang berpengaruh terhadap auditdelay, yakni faktor profitabilitas, solvabilitas, dan kualitas auditor. Dan rata-rata audit delay perusahaan sampel di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2004-2008 adalah 71,80 hari.
Yovance (2011) meneliti pengaruh Debt to Total Assets Ratio (DTAR), kualitas audit dan opini going concern terhadap Audit Report Lag (ARL) pada
(36)
hingga tahun 2008. Diperoleh 18 perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DTAR, kualitas audit, dan opini going
concern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap ARL. Tetapi secara parsial,
DTAR berpengaruh positif terhadap ARL, sedangkan kualitas audit dan opini going
concern tidak berpengaruh terhadap ARL.
Sedangkan Stephani (2010) meneliti pengaruh tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, ukuran perusahaan, kualitas KAP, dan jenis industri terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diperoleh sampel sebanyak 35 perusahaan sebagai objek penelitian selama tiga tahun mulai tahun 2007 sampai 2009 sehingga diperoleh 105 unit analisis. Hasil penelitian yang dilakukan Stephani adalah kelima variabel independen berpengaruh signifikan terhadap audit delay secara bersama-sama. Secara parsial Kualitas KAP dan jenis industri berpengaruh negatif terhadap audit delay, sementara tiga variabel independen lainnya ROA, DER dan total asset
tidak berpengaruh terhadap audit delay
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian Modugu et al
(2012)
Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies: Empirical
Evidence
Variabel Independen : Ukuran perusahaan, cabang dari
perusahaan
multinasional, biaya audit, debt-equity-ratio, tingkat
profitabilitas, ukuran KAP, serta jenis industri
Faktor penentu utama dari audit delay adalah cabang perusahaan multinasional, ukuran perusahaan dan biaya yang dibayarkan kepada auditor
(37)
Variabel Dependen : Audit Delay Kartika (2010) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen : Return on
Assets(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), total aktiva serta reputasi kantor akuntan publik
Variabel Dependen : Audit Delay
Secara simultan Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), total aktiva serta reputasi kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Tetapi secara parsial, Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay dan Debt to Equity Ratio (DER), total aktiva serta reputasi kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit delay Yustina (2011) Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen : Ukuran perusahaan (total assets), ukuran KAP dan jenis opini audit
Variabel Dependen : Audit Delay
Secara parsial ukuran perusahaan (total assets) dan jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Dan ukuran KAP secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag. Dan secara simultan ukuran
perusahaan(total assetss), ukuran KAP dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag Yovance
(2011)
Pengaruh Debt to Total Assetss Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan
Debt to Total Assetss Ratio (DTAR), kualitas audit dan opini going concern
DTAR, kualitas audit, dan opini going concern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap ARL. Tetapi secara parsial, DTAR berpengaruh positif terhadap ARL, sedangkan kualitas audit dan opini
(38)
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap ARL. Stephani (2010) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Pertambangan dan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009
Variabel Independen : Tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, ukuran perusahaan, kualitas KAP, dan jenis industri
Variabel Dependen : Audit Delay
Kelima variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap audit delay secara bersama-sama. Secara parsial Kualitas KAP dan jenis industri berpengaruh negatif terhadap audit delay, sementara tiga variabel independen lainnya ROA, DER dan total asset tidak
berpengaruh terhadap audit delay
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmdjo, 2002). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat banyak faktor yang diuji apakah memiliki pengaruh terhadap audit delay. Dan pada penelitian ini, faktor-faktor yang akan diuji adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, dan opini audit.
Model kerangka pemikiran di bawah ini akan menegaskan bahwa faktor-faktor seperti ukuran perusahaan yang ditunjukkan dalam Total Assets, profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return on Assets (ROA), solvabilitas yang ditunjukkan dalam Debt to Equity Ratio (DER), serta opini audit akan memberikan pengaruh terhadap audit delay perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan.
(39)
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan maka model kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
H1
H2
H5 H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Ukuran Perusahaan (Total Assets)
(X1)
Tingkat Profitabilitas (Return on Assets)
(X2)
Tingkat Solvabilitas (Debt to Equity Ratio)
(X3)
Opini Audit (X4)
AUDIT
DELAY
(40)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang bersifat praduga, karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H2 :Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H3 : Tingkat Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H4 : opini audit berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H5 : Ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas, dan opini audit berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(41)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal, yaitu berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30). Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan opini audit terhadap audit delay pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
Data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik dan merupakan data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.
Data amatan yang berupa data sekunder diambil dari laporan keuangan perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2012. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data penelitian yang digunakan bersifat pooling yaitu gabungan dari data time series dan data
(42)
cross sectional selama pengamatan tahun 2010-2012. Data yang digunakan diperoleh dari situs
3.3 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diakses melalui situs jadwal penelitian yang dirancangkan peneliti dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Nov ‘13 Des ‘13 Jan ‘13 Feb ‘14 Mar ‘14
1 Pengajuan dan pengesahan judul proposal 2 Bimbingan dan
penyelesaian proposal 3 Ujian
Komprehensif 4 Seminar
proposal 5 Bimbingan dan
penyelesaian skripsi
6 Sidang skripsi
(43)
Definisi operasional adalah penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur (mengoperasionalisasi) construct
(abstraksi) menjadi variabel penelitian yang dapat diuji (Indriantoro et al, 1999:248). Adapunvariabel dalam penelitian ini dibagi menjadi variabel dependen dan variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro et al, 1999:63). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang ditunjukkan dalam Total Assets, profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return on Assets (ROA), solvabilitas yang ditunjukkan dalam Debt to Equity Ratio (DER), serta opini audit.
1. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya. Manajemen dari perusahaan besar cenderung diberi insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitori oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung berdasarkan Total Assets
(44)
diamati. Digunakan logaritma natural untuk mengukur Total Assets karena data yang tersedia terlalu besar angkanya (dalam miliaran) dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Karena itu untuk hasil yang lebih akurat dan mempermudah peneliti dalam proses pengolahan data maka digunakan logaritma natural untuk mengukur Total Assets.
���������������� = �� (�����������)
2. Tingkat Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset, modal, dan saham tertentu. Profitabilitas mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh operasional perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatuperusahaan dalam penelitian ini adalah Return on Assets(ROA), rasio yang mengukurperbandingan antara laba sebelum pajak dan total assets
ROA =����������������
����������� x 100%
3. Tingkat Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya (baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek) apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Harahap, 2011:303). Dalam penelitian ini, rasio yang akan dipakai adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menggambarkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
(45)
DER =��������������
������������ x 100 %
4. Opini Audit
Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Opini audit dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
unqualified opinion dan non-unqualified opinion. Digunakan variabel dummy, yaitu pemberian angka 1 (satu) pada unqualified opinion dan angka 0 (nol) pada non-unqualified opinion.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2
Definisi dan Skala Pengukuran Variabel Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Parameter Skala Variabel
dependen:
audit delay
Periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan.
Jumlah hari antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan diterbitkannya laporan audit Rasio Variabel independen : Ukuran Perusahaan
Total assets yang
dimiliki perusahaan pada akhir tahun pelaporan keuangan yang diamati
�� (�����������)
Rasio
Profitabilitas (ROA)
Rasio yang mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak dan total assets ROA = ����������� ����� ����������� Rasio Solvabilitas (DER) Rasio yang menggambarkan
(46)
perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
= ��������������
����� �������
Opini audit Laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan
Menggunakan variabel dummy, yaitu pemberian angka 1 (satu) pada
unqualified opinion
dan angka 0 (nol) pada non-unqualified opinion
Nominal
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut (Indriantoro et al, 1999:115) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012, yaitu sebanyak 8 perusahaan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109; Furchan, 2004:193). Pendapat yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono. Menurut (Sugiyono, 2001:56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2001:61) purposive sampling adalahteknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan menurutMargono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalampurposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
(47)
ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan, dan dipilih berdasarkan kriteria berikut ini : perusahaan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 3.3
Proses Seleksi Sampel
No Kode Saham Nama Perusahaan Populasi Kriteria Sampel 1 ARTI PT Ratu Prabu Energi
Tbk
2 APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk
3 BIPI PT Benakat Petroleum
Energy Tbk
4 ELSA PT Elnusa Tbk
5 ENRG PT Energi Mega
Persada Tbk
6 ESSA PT Surya Esa Perkasa
Tbk
7 MEDC PT Medco Energi
International Tbk
8 RUIS PT Radiant Utama
Interinsco Tbk
Total 8 7
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
3.7 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dapat menggunakan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Metode pengumpulan data merupakan
(48)
metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002:110). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan sesuai periode pengamatan.
Penelitian ini menggunakan sampel 7 perusahaan dengan 3 tahun amatan, maka total data amatannya adalah 21. Data amatan yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori sampel kecil, karena jumlahnya tidak lebih dari 30 sampel. Data amatan yang digunakan diperoleh dari situs
3.8 Teknik Analisis
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan termasuk ke dalam kategori sampel kecil ( n < 30), dan seharusnya memakai uji statistika non-parametrik. Akan tetapi, penulis menggunakan uji statistika parametrik karena data-data yang diteliti diketahui terdistribusi secara normal. Dergibson et al (2000:308) menyatakan bahwa
Uji nonparametrik digunakan bila asumsi-asumsi pada uji parametrik tidak dipenuhi. Asumsi yang paling lazim pada uji parametrik adalah sampel acak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Bila asumsi ini dipenuhi, atau paling tidak penyimpangan terhadap asumsinya sedikit, maka uji parametrik masih bisa diandalkan. Tetapi bila asumsi ini tidak dipenuhi maka uji nonparametrik menjadi alternatif
(49)
Atas landasan teori tersebut, maka peneliti menggunakan uji statistika parametrik di dalam penelitian ini. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Dalam penggunaan model analisis regresi berganda tentang pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Indriantoro et al, 1999:170). Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi), sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui :
(50)
Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Apabila grafik histogram menunjukkan kemiringan garis diagonal yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan, ataupun tidak condong ke kiri maupun ke kanan maka data dapat dikatakan telah terdistribusi secara normal.
2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 = Data residual terdistribusi normal. H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah apabila nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berlaku sebaliknya, apabila nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Menurut (Umar, 2003:132) sebelum melakukan analisis regresi berganda, perlu diperiksa beberapa aspek, salah satunya adalah tidak terdapat multikolinearitas atas data dari variabel-variabel independennya. Maksudnya adalah tidak adanya korelasi yang sempurnaatau korelasi yang tidak sempurna namun relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya. Adanya multikolinearitas sempurna akan berakibat bahwa koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standar deviasi akan menjadi tak terhingga.
(51)
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah:
1. Jika nilai tolerance > 0.10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variable independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance <0.10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapa disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Sumbu Y menjadi sumbu yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
(52)
sesungguhnya) yang telah di studentized. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut (Ghozali, 2006:105) :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variable dependen, maka dapat disimpukan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
3.8.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006:95). Terdapat beberapa cara untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dan pada penelitian ini akan digunakan uji Durbin – Watson (DW Test). Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 3.4 di bawah ini
Tabel 3.4
(53)
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau
negatif
Tidak ditolak du < d < 4 – du
Sumber : Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Imam Ghozali, 2006)
3.8.3 Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2006:250) analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model analisis regresi linear berganda dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :
�= � + �1�1 + �2�2 + �3�3 + �4�4 + � Keterangan :
Y = Audit delay
X1 = Total Assets
X2 = Return on Assets(ROA) X3 = Debt to Equity Ratio (DER) X4= Opini audit
(54)
b1...b3 = Koefisien regresi a = Konstanta
e = Faktor pengganggu
3.8.3.1 Uji Signifikansi Parameter Penelitian (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel ukuran perusahaan, ROA, DER, dan opini audit, terhadap jangka waktu pelaporan keuangan (audit delay) menggunakan uji signifikansi parameter penelitian (uji t). Uji signifikansi parameter penelitianpada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2006:84). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1) Jika prob < 0.05 atau t-hitung > t-tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadapvariabel Y.
2) Jika prob> 0.05 atau t-hitung < t-tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
3.8.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (a) sebesar 5 persen atau 0.05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai
(55)
probabilitas signifikansi < 0.05, maka hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek di dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang
go public, dimana perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010 – 2012. Jumlah perusahaan minyak dan gas bumi yang tercatat adalah 8 perusahaan, dan setelah dilakukan proses penyeleksian berdasarkan kriteria maka diperoleh 7 perusahaan yang dapat menjadi sampel dalam penelitian ini.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik yaitu dengan persamaan analisis regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, kemudian akan dilakukan pengujian asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 20.0
Tabel 4.1
(56)
No Kode Saham
Nama Perusahaan Listing Date
1 ARTI PT Ratu Prabu Energi Tbk 30 April 2003 2 APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk 10 Juli 2002 3 BIPI PT Benakat Petroleum Energy Tbk 11 Februari 2010
4 ELSA PT Elnusa Tbk 6 Februari 2008
5 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk 7 Juni 2004 6 MEDC PT Medco Energi International Tbk 12 Oktober 1994 7 RUIS PT Radiant Utama Interinsco Tbk 12 Juli 2006
Tabel 4.2
Daftar Variabel Penelitian
No Kode Tahun SIZE ROA DER OPINI
1 ARTI
2010 14.13 1.94 0.72 1
2011 14.19 0.96 0.81 1
2012 14.16 2.24 0.69 1
2 APEX
2010 15.36 -1.80 0.40 1
2011 15.13 -2.53 0.19 0
2012 15.3 0.44 0.18 1
3 BIPI
2010 15.12 2.56 0.89 0
2011 15.30 14.67 1.30 0
2012 15.27 4.91 1.10 1
4 ELSA
2010 16.28 -0.31 1.00 0
2011 16.67 1.87 1.83 0
2012 16.75 1.64 1.97 0
5 ENRG
2010 16.83 9.47 1.86 1
2011 16.97 14.05 2.02 0
2012 17.08 4.94 2.24 0
(57)
6 MEDC 2011 13.80 1.19 3.65 0
2012 13.93 4.10 3.93 0
7 RUIS
2010 15.19 -17.75 0.63 0
2011 15.39 7.22 1.62 1
2012 15.66 2.40 2.05 1
Data : Hasil Olahan Peneliti 4.2 Metode Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah jenis statistik yang berfungsi untuk memberikan deskripsi atau gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang masih berupa data mentah, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Data Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi Audit Delay 21 58.00 153.00 88.2857 19.29286 Total Assets 21 13.30 17.08 15.3242 1.12847 Return on
Assets
21 -17.75 14.67 2.6500 6.47578
Debt to Equity Ratio
21 0.18 3.93 1.4695 1.00421
Opini Audit 21 0.00 1.00 0.4286 0.50709
(58)
(listwise)
Sumber : Hasil Output SPSS, diolah peneliti 2014 (Lampiran 4)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa :
1. Variabel Audit Delay (Y) memiliki nilai minimum 58.00 dan nilai maksimum 153.00. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 88.2857 dengan nilai standar deviasi sebesar 19.29286. Jumlah data yang diobservasi adalah sebanyak 21.
2. Variabel Total Assets (X1) memiliki nilai minimum 13.30 dan nilai maksimum 17.08. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 15.3242 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.12847. Jumlah data yang diobservasi adalah sebanyak 21.
3. Variabel Return on Assets (X2) memiliki nilai minimum -17.75 dan nilai maksimum 14.67. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 2.6500 dengan nilai standar deviasi sebesar 6.47578. Jumlah data yang diobservasi adalah sebanyak 21.
4. Variabel Debt to Equity Ratio (X3) memiliki nilai minimum 0.18 dan nilai maksimum 3.93. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 1.4695 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.00421. Jumlah data yang diobservasi adalah sebanyak 21.
5. Variabel Opini Audit (X4) memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 1.00. Nilai rata-rata dari variabel ini adalah 0.4286 dengan nilai
(59)
standar deviasi sebesar 0.50709. Jumlah data yang diobservasi adalah sebanyak 21.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Dasar yang menjadi salah satu syarat saat menggunakan metode analisis regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias, alias BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
Ghozali (2005:123) dalam Theresia (2013) menyatakan bahwa asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :
1. Memiliki distribusi data yang normal.
2. Non-multikoloniearitas, dimana antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
3. Non-heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain bersifat konstan atau sama.
4. Non-autokorelasi, artinya tidak ada korelasi kesalahan pengganggu dalam model regresi.
Untuk menghasilkan suatu metode regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Hasil uji asumsi klasik akan dipaparkan secara mendetail pada poin-poin di bawah ini.
(60)
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik
Data yang berdistribusi normal dapat dilihat melalui grafik histogram di bawah ini
Gambar 4.1 Uji Normalitas 1
(61)
Grafik histogram di atas menunjukkan pola berdistribusi normal, karena grafik histogram menunjukkan kemiringan garis diagonal yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan, ataupun tidak condong ke kiri maupun ke kanan.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2006:112). Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
Ho = Data residual terdistribusi normal. Ha= Data residual tidak terdistribusi normal.
Apabila nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berlaku sebaliknya, apabila nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model uji ini ditampilkan sebagai berikut
Tabel 4.4 Uji Normalitas 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 17
Normal Parametersa,b
Mean -.0367420
Std.
Deviation .24270834
(62)
Differences Positive .185
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .761
Asymp. Sig. (2-tailed) .608
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS, diolah peneliti 2014 (Lampiran 4)
Dari tabel di atas dapat diketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0.761 dengan probabilitas signifikansi 0.608 dan dapat disimpulkan bahwa data dalam regresi telah terdistribusi secara normal dimana nilai signifikansinya lebih besar daripada 0.05 (0.608 > 0.05).
Hasil pengujian grafik histogram yang sejalan dengan model uji
Kolmogorov-Smirnovmenyatakan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, pengujian asumsi klasik yang lain dapat dilanjutkan karena telah diuji normalitas datanya.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2006:91). Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0.10. Uji Multikolinearitas menunjukkan hasil seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini
(1)
Debt to Equity Ratio Sampel Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
Tahun 2010 – 2012
Nama Perusahaan
Kode Saham
2010
2011
2012
PT Ratu Prabu Energi, Tbk
ARTI
0.72
0.81
0.69
PT Apexindo Pratama Duta, Tbk
APEX
0.63
1.62
2.05
PT Benakat Petroleum Energy, Tbk
BIPI
0.40
0.19
0.18
PT Elnusa, Tbk
ELSA
0.89
1.30
1.10
PT Energi Mega Persada, Tbk
ENRG
1.00
1.83
1.97
PT Medco Energi International, Tbk
MEDC
1.86
2.02
2.24
PT Radiant Utama Interinsco, Tbk
RUIS
1.78
3.65
3.93
Jumlah
7.28
11.42
12.16
(2)
Opini Audit Sampel Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
Tahun 2010 – 2012
Nama Perusahaan
Kode Saham
2010
2011
2012
PT Ratu Prabu Energi, Tbk
ARTI
1
1
1
PT Apexindo Pratama Duta, Tbk
APEX
0
1
1
PT Benakat Petroleum Energy, Tbk
BIPI
1
0
1
PT Elnusa, Tbk
ELSA
0
0
1
PT Energi Mega Persada, Tbk
ENRG
0
0
0
PT Medco Energi International, Tbk
MEDC
1
0
0
(3)
Lampiran 3
Tabulasi Data Penelitian
AUDELAY
SIZE
ROA
DER
OPINI
119
14.13
1.94
0.72
1
90
14.19
0.96
0.81
1
87
14.16
2.24
0.69
1
87
15.36
-1.80
0.40
1
90
15.13
-2.53
0.19
0
86
15.3
0.44
0.18
1
59
15.12
2.56
0.89
0
90
15.30
14.67
1.30
0
58
15.27
4.91
1.10
1
81
16.28
-0.31
1.00
0
88
16.67
1.87
1.83
0
97
16.75
1.64
1.97
0
81
16.83
9.47
1.86
1
82
16.97
14.05
2.02
0
74
17.08
4.94
2.24
0
89
13.30
3.44
1.78
0
88
13.80
1.19
3.65
0
86
13.93
4.10
3.93
0
90
15.19
-17.75
0.63
0
153
15.39
7.22
1.62
1
(4)
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic AUDELAY 21 58.00 153.00 88.2857 4.21005 19.29286
SIZE 21 13.30 17.08 15.3243 .24625 1.12847
ROA 21 -17.75 14.67 2.6500 1.41313 6.47578
DER 21 .18 3.93 1.4695 .21914 1.00421
OPINI 21 .00 1.00 .4286 .11066 .50709
Valid N (listwise) 21
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 17
Normal Parametersa,b Mean -.0367420 Std. Deviation .24270834
Most Extreme Differences
Absolute .185
Positive .185
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .761
Asymp. Sig. (2-tailed) .608
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(5)
Tabel 4.5 – Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 114.825 69.607 1.650 .119
SIZE -2.115 4.360 -.124 -.485 .634 .890 1.124
ROA .037 .812 .013 .046 .964 .779 1.283
DER 1.281 5.491 .067 .233 .818 .709 1.411 OPINI 9.080 10.355 .239 .877 .394 .781 1.280 a. Dependent Variable: AUDELAY
Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 – Uji Autokorelasi dan Uji
Goodness of Fit
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .272a .074 -.157 20.75652 2.115
a. Predictors: (Constant), OPINI, ROA, SIZE, DER b. Dependent Variable: AUDELAY
Tabel 4.8 – Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 550.955 4 137.739 .320 .861b
Residual 6893.330 16 430.833
Total 7444.286 20
a. Dependent Variable: AUDELAY
(6)
Tabel 4.9 – Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 114.825 69.607 1.650 .119
SIZE -2.115 4.360 -.124 -.485 .634
ROA .037 .812 .013 .046 .964
DER 1.281 5.491 .067 .233 .818
OPINI 9.080 10.355 .239 .877 .394