44
E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 126 instrumen penelitian merupakan alat oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian dengan menggunakan suatu
metode guna memperolah hasil pengamatan dan data yang diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah studi dokumenter.
Oleh karena itu instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman dokumentasi. Pedoman dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
tentang jumlah sekolah dan rombel, data keadaan guru yang berisi tentang jumlah guru dan jumlah guru yang akan pensiun, serta data siswa yang mencakup tentang
data jumlah siswa baru, jumlah siswa, jumlah siswa naik kelas, tinggal kelas, dan putus sekolah. Data- data yang dibutuhkan merupakan data selama empat tahun
terakhir bukan hanya data pada tahun saat ini saja. Khusus untuk data jumlah guru yang pensiun bukan data empat tahun terakhir tetapi data dari tahun 2016- 2021.
F. Teknik Analisis Data
Tahap selanjutnya setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian terkumpul yaitu analisis data. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono
2011: 199 bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah data seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kecenderungan. Langkah- langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini
secara umum terdiri dari beberapa tahap yaitu menghitung proyeksi siswa dan menghitung proyeksi kebutuhan guru. Secara rinci, tahapan analisis data dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
45 1.
Menghitung proyeksi siswa Metode yang digunakan untuk memproyeksikan siswa yaitu kohort siswa.
Matin 2013: 57- 58 menyebutkan bahwa istilah kohort digunakan untuk menggambarkan arus siwa dalam suatu sistem pendidikan, yaitu berupa bagan
yang berisi data tentang siswa yang masuk mulai di tingkat satu sampai mereka tamat atau lulus mengikuti program pendidikannya. Bagan memuat data jumlah
siswa baru, jumlah seluruh siswa pada setiap tingkat, jumlah siswa naik tingkat, jumlah siswa mengulang, jumlah siswa putus sekolah, jumlah siswa lulus, dan
jumlah siswa yang mutasi pada setiap tingkat dan setiap tahun. 2.
Menghitung proyeksi kebutuhan guru Perhitungan proyeksi kebutuhan guru didasarkan pada hasil proyeksi siswa.
Setelah didapatkan proyeksi jumlah siswa, maka dapat dihitung jumlah SD Negeri dan rombel yang diperlukan. Setelah itu juga dilakukan perhitungan:
a. Perhitungan kebutuhan guru
Rumus perhitungan jumlah kebutuhan guru kelas menurut Juknis Peraturan 5 Menteri tetang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Bersama tentang
Penataan dan Pemerataan Guru PNS yaitu: KGK =
∑K x 1 Guru Rumus perhitungan jumlah guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta
guru Pendidikan Agama Islam. Menurut Juknis Peraturan 5 Menteri tetang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Bersama tentang Penataan dan
Pemerataan Guru PNS yaitu:
46 Keterangan :
KGK : Kebutuhan Guru Kelas
JTM : Jumlah Jam Tatap Muka Perminggu
∑K : Jumlah Kelas
KGA P : Kebutuhan Guru Agama Penjaskes
MP : Alokasi Jam Mata Pelajaran Perminggu pada Mata
Pelajaran Agama Penjaskes di Satu Tingkat 24
: jam wajib mengajar perminggu 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
: tingkat 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 b.
Perhitungan kekurangan guru Rumus yang digunakan untuk menghitung kekurangan guru menurut
Mohammad Fakry Gaffar 1987: 82 yaitu sebagai berikut:
Keterangan: KG
: kekurangan guru KGT : kebutuhan guru total
GA : guru yang ada
GP : guru yang akan pensiun
GK : guru yang karena sesuatu alasan akan keluar
GS : guru yang karena belum fully qualified akan meneruskan pelajaran
KG = KGT
– GA – GP GK GS
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN