Identifikasi Model Langkah-Langkah Atau Tahapan Analisis Time Series

22 Runtun waktu yang tidak stasioner bisa disebabkan oleh banyak hal, tetapi kiranya yang paling banyak dijumpai adalah runtun waktu yang tidak mempunyai mean yang tetap Soejoeti, 1987:4.1. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan model ARIMA Autoregresive Integrated Moving Average untuk suatu kumpulan data.

E. Langkah-Langkah Atau Tahapan Analisis Time Series

Model time series ini dikembangkan oleh George E. P. Box dan Gwtlym M. Jenkins. Dasar pemikiran dari time series adalah pengamatan sekarang Z t tergantung pada satu atau beberapa pengamatan sebelumnya Z t-1 . Dengan kata lain, model time series dibuat karena secara statistik ada korelasi dependen antar deret pengamatan Iriawan, 2006:341. Ada beberapa tahapan dalam melakukan analisis time series:

1. Identifikasi Model

Pada tahap ini, kita memilih model yang tepat yang bisa mewakili deret pengamatan. Identifikasi model dilakukan dengan membuat plot time series. Dengan plot time series, kita dapat mengetahui pola data dan tren deret pengamatan. Identifikasi data tidak hanya dilakukan dengan melihat plot data, tetapi harus pula disertai dengan pengetahuan mengenai data yang akan dianalisis sehingga model yang akan dibuat dapat menggunakan parameter sesedikit mungkin. yang disebut dengan prinsip Parsimoni. 23 Suatu model time series dikatakan baik apabila telah sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain, apabila kesalahan error model semakin kecil, maka model bisa dikatakan baik. Langkah-langkah untuk mengidentifikasi model Time Series adalah sebagai berikut: a. Membuat Plot Time Series Plot data adalah suatau cara atau langkah pertama untuk menganalisis data deret berkala secara grafis, biasanya menggunakan program komputer dan digunakan untuk memplot versi data moving average dengan menetapkan adanya trend penyimpangan nilai tengah dan menghilangkan pengaruh musim pada data. Plot digunaan untuk mengetahui trend suatu time series. b. Membuat ACF Fungsi korelasi dan PACF Fungsi Autokorelasi Parsial Fungsi autokorelasi ACF adalah hubungan antara nilai-nilai yang beruntun dari variasi yang sama. Suatu runtun waktu stokastik dapat dipandang sebagai satu realisasi dari proses statistik yang tidak dapat diulang kembali keadaan untuk memperoleh himpunan observasi serupa seperti yang telah dikumpulkan. Fungsi Autokorelasi Parsial PACF adalah suatu ukuran keeratan antara sebuah variabel tak bebas dengan satu atau lebih variabel bebas bilamana pengaruh dari hubungan dengan variabel bebas lainnya dianggap konstan. 24 c. Stasioner dan Non Stasioner Data Data runtu waktu stasioner adalah suatu data yang tidak berubah siring dengan perubahan waktu. Biasanya rata-rata deret pengamatan di sepanjang waktu selalu konstan. Data runtun waktu nonstasioner adalah suatu data runtun waktu yang bergerak bebas untuk suatu lokasi tertentu, tingkah geraknya pada periode waktu lain pada dasarnya sama hanya mungkin berbeda tingkat atau trendnya. Jika ternyata data yang digunakan termasuk jenis data stasionernon-stasionery maka harus distasionerkan dulu dengan melakukan pembedaan pada selisih data pertama dan jika masih tidak stasioner maka diteruskan dengan melakukan selisih data kedua dan seterusnya. d. Daerah Penerimaan dan Estimasi Awal Beberapa Proses Setelah memperoleh suatu model sementara maka nilai-nilai kasar parameternya dapat diperoleh dengan menggunakan tabel di bawah ini, tetapi sebelumnya dipriksa terlebih dahulu apakah nilai r 1 dan r 2 memenuhi syarat atau tidak untuk model tersebut. Tabel 1. Daerah diterima, Estimasi awal beberapa proses Proses Daerah Diterima Estimasi Awal AR1 -1r 1 1 1 ˆ r = φ AR2 -1r 2 1 2 1 2 1 10 1 1 ˆ r r r − − = φ 25 1 2 1 2 2 1 + r r 2 1 2 1 2 20 1 ˆ r r r − − = φ MA1 -0,50r 1 0,5 1 2 1 2 4 1 1 ˆ r r − − = θ ARMA1,1 1 2 1 1 2 r r r r − 1 2 ˆ r r = φ 2 4 2 − ± = b b θ dengan 1 2 2 ˆ ˆ 2 1 φ φ − + − = r r b dan tandanya dipilih untuk menjamin 1 ˆ θ

2. Estimasi atau Taksiran Model