Selain itu Arjuna juga dikenal sebagai pribadi yang tumemen. Tumemen dalam istilah Jawa dapat diartikan sebagai klawan mempeng. Dalam konteks
cerita tersebut, Arjuna digambarkan sebagai sosok yang sungguh-sungguh. Hal ini diperkuat dengan kalimat ora tau mblenjani sesanggeman yang artinya tidak
pernah mengingkari segala hal yang sudah ia sanggupi. Dari contoh tersebut, melalui kegiatan menyimak peserta didik diharapkan
dapat menggali nilai-nilai karakter jujur, bersungguh-sungguh dan menepati janji untuk dijadikan pembiasaan dalam perilaku sehari-hari.
4.1.3 Toleransi
Nilai toleransi didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya. Nilai ini terkandung dalam wulangan 4 dengan materi menyimak berjudul
Rukun Agawe Sentosa. Nilai toleransi terkandung dalam beberapa kalimat dalam kutipan geguritan berikut ini.
4Rukun Agawe Santosa Aja rebutan panguwasa
Aja rebutan bebener ...
Gedhekna rasa tepa selira
Tim Pena Guru 2010:40 Nilai toleransi dapat dilihat dari kalimat aja rebutan panguwasa, dan aja
rebutan bebener . Tidak boleh berebut kekuasaan dan tidak boleh merasa bahwa dirinya paling benar adalah wujud menghargai perbedaan sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dengan dirinya. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk saling 38
memahami dan menghargai yang terwujud dalam kalimat gedhekna tepa selira. Kata tepa selira dalam istilah Jawa berarti tenggang rasa.
Selain itu, judul geguritan tersebut yaitu Rukun Agawe Sentosa, merupakan penggalan dari paribasan berupa rukun agawe sentosa, crah agawe
bubrah. Paribasan tersebut berarti yen padha rukun mesti padha sentosa, yen padha congkrah mesti bakal bubrahrusak. Kerukunan akan menjadikan
kehidupan lebih baik, sedangkan perselisihan atau pertengkaran hanya akan mengakibatkan kerusakan.
Dari contoh tersebut, melalui kegiatan menyimak peserta didik diharapkan dapat menggali dan membiasakan nilai-nilai toleransi, tenggang rasa, dan hidup
rukun dalam kehidupan sehari-hari.
4.1.4 Disiplin
Nilai disiplin didefinisikan sebagai tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Nilai ini terdapat pada kompetensi menyimak wulangan 1 yaitu dalam materi menyimak geguritan berjudul Murid Tumemen.
6 Murid Tumemen Saben esuk cengkelak ninggalake klasa bantal
Lempit-lempit nuli adus Kosokan resik
Tan ana perangan kang katinggal Cukat trengginas
Sarapan banjur budhal ing pamulangan Setiti mirengake
Wani micara sajerone pasinaon Pancen kuwi murid kang tumemen
Tim Pena Guru 2010:2 39
Saben esuk cengkelak ninggalake klasa bantal menunjukkan perilaku tertib waktu. Kalimat-kalimat selanjutnya dalam geguritan tersebut juga
mengandung semangat disiplin. Lempit-lempit nuli adus memperlihatkan disiplin dalam hal kerapian.
Kalimat cukat trengginas dalam istilah Jawa berarti sarwa rikat tandang- tanduke. Dalam konteks geguritan di atas, cukat trengginas dimaksudkan sebagai
sikap cekatan. Kata setiti dalam kalimat setiti mirengake berarti tliti ing tandang gawe.
Rutinitas mempersiapkan diri sebelum berangkat sekolah dari mulai bangun tidur hingga aktivitas di sekolah yang digambarkan dalam kalimat
sarapan banjur budhal ing pamulangan, setiti mirengake, dan wani micara sajerone pasinaon menggambarkan seorang siswa yang bersungguh-sungguh
dalam bersekolah. Dari geguritan tersebut, melalui aktivitas menyimak peserta didik
diharapkan mampu menggali nilai-nilai yang sudah diungkapkan sebelumnya sehingga dapat mereka biasakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk
siswa yang tumemen atau seutuhnya.
4.1.5 Kerja Keras