Tehknik Relaksasi Nafas Dalam

B. Tehknik Relaksasi Nafas Dalam

1. Defenisi Teknik Relaksasi Nafas Dalam Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat menahan inspirasi secara maksimal dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah Smeltzer Bare, 2002. 2. Tujuan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah mengurangi stres baik fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan Kusyati, 2006. 3. Tahap persiapan pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam ini adalah: a. Persiapan lingkungan: lingkungan tenang, nyaman, kursi dan matras jika diperlukan. b. Persiapan responden atau klien: klien relaks adapun prosedur pelaksanaannya antara lain: 1 Mengatur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau berbaring telentang. 2 Menginstruksikan klien untuk menghirup nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara yang bersih. 3 Menginstruksikan klien untuk menghembuskan udara dan membiarkannya keluar dari setiap bagian anggota tubuh. Bersamaan dengan itu, minta klien memusatkan perhatian “betapa nikmat rasanya”. Universitas Sumatera Utara 4 Menginstruksikan klien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat sekitar 1-2 menit 5 Menginstruksikan klien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan perlahan-lahan, dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju ke paru, kemudian udara di buang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki dan tangan , udara yang di keluarkan, dan merasakan kehangatannya. 6 Menginstruksikan klien mengulangi prosedur no.5 dengan memusatkan perhatian pada kaki-tangan, punggung, perut, bagian tubuh yang lain. 7 Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menambah irama pernafasan. Gunakan pernafasan dada atau abdomen. Jika frekuensi nyeri bertambah, gunakan pernafasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat 4. Fisiologis Teknik Ralaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan Dismenore Relaksasi nafas dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme, yaitu dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah kedaerah yang mengalami spasme dan iskemik Bare Smeltzer, 2002. Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi system saraf otonom yang merupakan bagian dari sistem saraf perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan internal indvidu. Pada saat terjadi pelepasan mediator seperti bradikilin, prostagandin dan substansi p, akan merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan vasokonstriksi Universitas Sumatera Utara yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhiirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak akan dipersepsikan sebagai nyeri Trisianah, 2011. Berdasarkan gate control Theory yang dikemukan potter dan Perry 2005, teknik relaksasi nafas dalam bekerja pada proses transmisi, dimana impuls nyeri dari serabut aferen di transmisikan ke thalamus untuk disampaikan ke korteks cerebral kemudian dipersepsikan sebagai nyeri. Aplikasi teknik relaksasi nafas dalam menghasilkan pesan yang dikirim lewat serabut saraf besar aferen, serabut aferen akan menutup “gerbang” sehingga korteks cerebral tidak menerima pesan karena nyeri sudah dihambat oleh pesan yang dihasilkan oleh teknik relaksasi nafas dalam tersebut. Universitas Sumatera Utara 29

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Dismenore merupakan rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu aktifitas sehari-hari, sedangkan teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu bentuk asuhan yang mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat menahan inspirasi secara maksimal dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan untuk mengurangi rasa nyeri. Relaksasi nafas dalam dapat mencapai rileks yang sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mengurangi dismenore. Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah variabel independen terhadap variabel dependen. Skema 3.1 Kerangka konsep Variabel Independen Variabel Dependen

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah teknik relaksasi nafas dalam efektif untuk mengurangi dismenore di SMK Nusa Penida Medan tahun 2013. Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dismenore Universitas Sumatera Utara