13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri
1. Defenisi Nyeri
Defenisi nyeri menurut beberapa sumber : a. Bare Smeltzer 2002 mengatakan, bahwa nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang
untuk mencari bantuan perawatan kesehatan judha, 2012. b. Artur C Curton 1983 menyatakan bahwa nyeri merupakan suatu
mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri
Maryunani, 2010. c. Menurut Kozier dan Erb 1983 dalam Tamsuri 2006, nyeri adalah
sensasi ketidaknyamanan yang dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman dan fantasi
luka.
2. Fisiologi Nyeri
Bare Smeltzer 2002 mengatakan, bahwa nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan
yang aktual dan potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan judha, 2012.
Ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran nyeri, yaitu sel saraf aferen, serabut konektor dan sel saraf eferen. Sel saraf ini mempunyai
reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke
Universitas Sumatera Utara
sumsum tulang belakang dan otak. Reseptor-resetor ini akan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh. Reseptor yang
berespon terhadap stimulus atau rangsangan nyeri disebut dengan nosiseptor Tamsuri, 2006.
Nosiseptor merupakan ujung-ujung saraf bebas yang dapat memberikan respon akbiat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi
tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, brakidini, prostaglandin, subtansi P, dan sebagainya. Zat kimiawi ini akan mengaktivasi nosiseptor
menyebabkan munculnya nyeri spontan. Stimulus yang menimbulkan lesi pada jaringan akan mengaktivasi nosiseptor yang akan mengkonversi zat-zat
kimia tadi menjadi suatu impuls listrik yang akan di transmisikan melalui serabut penghantar nyeri serabut aferen, serabut konektor, dan serabut
eferen ke medulla spinalis dan seterusnya di projeksikan ke susunan saraf pusat untuk dipersepsikan menjadi nyeri Maryunani, 2010.
Menurut Ardinata 2007 mekanisme timbulnya nyeri melibatkan empat proses, yaitu:
a. Transduksi Transduction Transduksi adalah proses dari stimuli nyeri yang diubah ke
bentuk yang dapat diakses oleh otak. Proses transduksi dimulai ketika nosiseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri teraktivasi.
Aktivasi nosiseptor ini merupakan bentuk respon terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan Ardinata, 2007.
Universitas Sumatera Utara
b. Transmisi transmission Transmisi adalah serangkaian kejadian neural yang membawa
impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi melibatkan saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil
ke sedang serta yang berdiameter besar Davis, 2003 dalam Ardinata 2007. Kedua saraf ini akan memasuki dorsal horn dari sumsum tulang
belakang lalu memasuki thalamus dan terakhir di korteks serebral Ardinata, 2007
c. Modulasi Modulation Proses modulasi melibatkan sistem neural yang kompleks. Ketika
impuls nyeri sampai di pusat saraf, transmisi impuls nyeri ini akan dikontrol oleh sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls nyeri ini
kebagian lain dari sistem saraf seperti bagian cortex. Selanjutnya impuls nyeri ini akan ditransmisikan melalui saraf-saraf descend ke tulang
belakang untuk memodulasi efektor Turk Flor, 1999 dalam Ardinata, 2007
d. Persepsi Persepsi adalah proses yang subjektif. Proses persepsi ini tidak
hanya berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan tetapi juga meliputi pengenalan dan mengingat. Oleh sebab itu, Faktor
psikologis, emosional, dan berhavioral perilaku akan muncul sebagai respon dalam mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut. Proses
persepsi ini jugalah yang menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan multidimensional Ardinata, 2007
Universitas Sumatera Utara
3. Mekanisme Dismenore