1-3 Nyeri ringan :
Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas sehari- hari.
4-7 Nyeri sedang : Nyeri yang menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu aktivitas sehari- hari, membutuhkan obat untuk mengurangi
nyerinya. 8-10 Nyeri berat : Nyeri disertai pusing, sakit kepala berat, muntah,
diare, sangat mengganggu aktifitas sehari- hari, penurunan rentan kesadaran.
10. Penanganan Dismenore
a. Intervensi Farmakologis The American Geriatrics Society 2009 menyebutkan ada empat
jenis agen farmakologis yang digunakan untuk menangani nyeri yaitu : analgesik nonopioid dan obat antiinflamasi nonsteroid NSAID,
analgesik opioid, analgesik adjuvant obat tambahan dan jenis obat lainnya.
b. Intervensi Nonfarmakologis Intervensi nonfarmakologis sering dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang merupakan pendekatan kesehatan holistik dalam mengatasi nyeri Potter Perry, 2005. Beberapa cara nonfarmakologis
dalam penanganan nyeri yaitu : 1 Sentuhan teraupetik
Mackey 1995 dalam Potter Perry, 2005 menyatakan bahwa sentuhan teraupetik merupakan pengembangan dari praktek kuno
“meletakkan tangan” oleh Kunz dan Krieger. Pendekatan ini
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa pada individu yang sehat, terdapat keseimbangan antara aliran energi di dalam tubuh dan di luar tubuh. Sentuhan
teraupetik menggunakan tangan untuk pertukaran energi. Brunner dan Suddarth 2002 menjelaskan bahwa cara ini berhubungan dengan
teori gate control yang menyatakan bahwa dengan adanya sentuhan di kulit akan membantu penutupan gerbang terhadap impuls nyeri.
Masase merupakan tehnik sentuhan yang umum yang dapat membuat pasien lebih nyaman.
2 Terapi Dingin dan Panas Merupakan metode yang menghasilkan panas dan dingin untuk
penanganan akut atau kronik nyeri muskuloskletal Dureja, 2006. Terapi es dapat menurunkan prostadglandin dan menghambat proses
inflamasi dengan cara es diletakkan pada tempat cedera. Sedangkan terapi panas bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke tempat
yang cedera sehingga mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan Brunner Suddarth, 2002. Terapi panas untuk nyeri
muskuloskletal dapat meningkatkan suhu pada kulit, meningkatkan aliran darah, mengurangi kaku sendi dan otot kejang Dureja, 2006.
3 Distraksi Pemfokusan perhatian pasien pada sesuatu yang lain selain nyeri
yang dialaminya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri, akan lebih toleransi
terhadap nyeri yang dirasakannya Brunner Suddarth, 2002. Sistem aktivasi retikular menghambat stimulasi nyeri jika seseorang
menerima masukan sensori dan akan merangsang tubuh meghasilkan
Universitas Sumatera Utara
endorphin yang membuat seseorang kurang menyadari nyeri yang dialaminya Potter Perry, 2005
4 Tehnik relaksasi a Relaksasi otot
Relaksasi otot skletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri.
Penelitian membuktikan relaksasi efektif pada penurunan nyeri pada nyeri punggung dan pascaoperasi.
b Relaksasi Nafas Dalam Tehnik relaksasi yang sederhana meliputi pernafasan perut
dengan frekuensi lambat sambil menghitung dalam hati. Pasien juga dapat memejamkan mata dan bernafas dengan perlahan dan
nyaman. Metode relaksasi nafas efektif pada nyeri kronis dengan periode yang teratur Brunner Suddarth, 2002.
5 Imajinasi terbimbing Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang
dalam suatu cara yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif tertentu Brunner Suddarth, 2002. Pasien menciptakan sesuatu
dalam pikiran dan berkonsentrasi pada hal tersebut sehingga secara bertahap nyeri berkurang. Perawat membimbing pasien untuk
berkonsentrasi pada hal-hal yang menyenangkan seperti pemandangan yang indah, pengalaman yang menarik sehingga dapat
menurunkan nyeri. Apabila pasien merasa terganggu dan tidak nyaman, maka perawat harus menghentikan tindakan tersebut Potter
Perry, 2005.
Universitas Sumatera Utara
B. Tehknik Relaksasi Nafas Dalam