peningkatan produksi prostaglandin saat menstruasi Proverawati Misaroh, 2009.
Menurut Anurogo 2011, nyeri menstruasi muncul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari
nyreiyang ringan sampai berat dibagian bawah, bokong dan nyeri spasmodik di sisi medial paha. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan dismenore,
antara lain: a. Faktor endokrin, rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus
luteum. Hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraklititas uterus sedangkan hormon esterogen merangsang kontraktilitas uterus.
b. Faktor kejiwaan dan gangguan psikis, seperti rasa bersalah ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah
jenis kelaminnya, dan imaturitas. c. Faktor alergi, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada
hubungan antara dismenore dengan biduran, migrain, dan asma.
7. Faktor Resiko Dismenore
Menurut Proverwati dan Misaroh 2009 beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai resiko timbulnya nyeri menstruasi, yakni:
a. Menstruasi pertama menarche di usia dini kurang dari 12 tahun b. Wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup
c. Darah menstruasi berjumlah banyak atau masa menstruasi yang panjang d. Merokok
e. Adanya riwayat nyeri menstruasi pada keluarga. f. Obesitas alias kegemukan kelebihan berat badan
Universitas Sumatera Utara
8. Derajat Dismenore
Dismenore juga memiliki derajat, antara lain: a. Dismenore ringan
Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari– hari.
b. Dismenore sedang Pada dismenore sedang, ini penderita memerlukan obat
penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan kerjanya. c. Dismenore berat
Dismenore berat membutuhkan penderita untuk istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, kram pinggang, diare dan rasa
tertekan.
9. Pengukuran Derajat Dismenore
Intensitas nyeri menunjukkan seberapa banyak nyeri yang dialami seseorang. Pasien biasanya mampu mendeskripsikan intensitas nyeri yang
mereka rasakan dalam wakru yang relatif cepat. Intensitas nyeri sering diungkapkan dengan menggunakan kata-kata seperti ‘tidak ada nyeri’,
‘ringan’, ‘sedang’, ‘berat’ atau bisa juga menggunakan skoring untuk menunjukkan intensitas nyeri yang dirasakan. Mengkaji nyeri tidak hanya
sebatas menilai intensitas nyeri, kualitas nyeri, dan durasi nyeri, tetapi, mengkaji nyeri juga mempertimbangkan pengaruh dan respon nyeri tersebut
terhadap orang yang mengalaminya Harahap, 2007. Ada 4 pengukuran intensitas nyeri yang sering digunakan yaitu, Verbal
Rating Scale VRS, Numeric Rating Scale NRS, Visual Analogue Scale VAS dan Verbal Numeric Rating Scale VNRS
Universitas Sumatera Utara
a. Verbal Rating Scale VRS VRS adalah skala pengukuran nyeri yang menggunakan kata-kata
sifat deskriptif untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan.VRS biasanya disusun atas tingkatan intensitas nyeri. Intensitas nyeri yang
diungkapkan dimulai dari “tidak ada nyeri” no pain sampai “nyeri hebat” extreme pain. VRS merupakan alat pemeriksaan yang efektif
untuk memeriksa intensitas nyeri. Beberapa keterbatasan VRS adalah adanya ketidakmampuan pasien untuk menghubungkan kata sifat yang
cocok untuk level intensitas nyerinya, dan ketidakmampuan pasien yang buta huruf untuk memahami kata sifat yang digunakan Jensen Karoly,
1992.
Tidak Nyeri
Nyeri Nyeri Nyeri yang
nyeri ringan sedang
berat tak tertahankan b. Numeric Rating Scale NRS
NRS adalah pengukuran nyeri yang sering digunakan dalam pengukuran nyeri dan telah divalidasi. Berat ringannya rasa sakit atau
nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik dari 0 hingga 10, di bawah ini, nol 0
merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh 10, suatu nyeri yang sangat hebat Brunner Suddarth, 2002.
Universitas Sumatera Utara
c. Visual Analogue Scale VAS VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa
intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri ujung kiri diberi tanda
“tidak ada nyeri” dan ujung kanan diberi tanda “nyeri yang tidak tertahankan”. Pasien diminta untuk menandai disepanjang garis tersebut
sesuai dengan level intensitas nyeri yang dirasakan pasien Jensen Karoly, 1992.
Tidak ada Nyeri yang
nyeri tidak tertahankan
d. Verbal Numerical Rating Scale VNRS
Sama seperti VAS hanya diberi skor 0-10, dengan, 1-3 nyeri ringan, 4-7 nyeri sedang dan 8-10 merupakan nyeri paling buruk Mc
Kinney et al, 2000 dalam Septa, 2012
Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
1-3 Nyeri ringan :
Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas sehari- hari.
4-7 Nyeri sedang : Nyeri yang menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu aktivitas sehari- hari, membutuhkan obat untuk mengurangi
nyerinya. 8-10 Nyeri berat : Nyeri disertai pusing, sakit kepala berat, muntah,
diare, sangat mengganggu aktifitas sehari- hari, penurunan rentan kesadaran.
10. Penanganan Dismenore