Grafik beban kapasitif Kesimpulan Saran Umum

59 Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature motor induksi tiga phasa beban kapasitif pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0.441 Cm.

d. Grafik beban kapasitif

Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk motor induksi tiga phasa beban kapasitif tidak seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi dapat dibuat grafik sebagai berikut : Gambar 4.12 Grafik temperatur motor induksi tiga phasa beban kapasitif menggunakan metode perhitungan resistansi 26 28 30 32 34 36 38 40 5 10 15 20 25 30 suhu °C t menit Universitas Sumatera Utara 60

4.5 Perbandingan Metode

thermometer infrared– Perhitungan Resistansi Hasil Pengukuran Suhu Pada Motor Induksi Tiga

4.5.1 Perbandingan Pada Beban Resistif

Dari tabel data 4.1 dan 4.2 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi 3 phasa, dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.10 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban resistif . t menit Suhu °C Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26.5 26,5 5 27 27,032 10 27.5 28,894 15 28.5 30,49 20 28.9 32,35 25 29.2 34,215 30 29.6 34,747 Dari table 4.10 diatas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan suhu dari t = 0 sampai t = 30 ketika motor dibebani dengan beban resistif. Dimana perbandingan suhu yang didapat dari pengukuran menggunakan metode thermometer infrared akan dibandingkan dengan suhu motor yang diukur dengan metode perhitungan resistansi, kenaikan rata-rata suhu motor yaitu 0.103 Cm dan 0.275 Cm. Universitas Sumatera Utara 61 Untuk lebih jelas dapat lihat grafik berikut: Gambar 4.13 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban resistif . 4.5.2 Perbandingan Pada Beban Induktif Dari tabel data 4.4 dan 4.5 dapat diketahui perbandingan motor induksi 3 phasa dengan beban Induktif, dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut 24 26 28 30 32 34 36 5 10 15 20 25 30 su h u °C t menit Thermometer resistansi Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 4.11 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Induktif t menit Suhu °C Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26.5 26.5 5 26.9 27.032 10 27.3 28.894 15 27.7 30.224 20 28 31.821 25 28.5 32.353 30 28.7 33.151 Dari table 4.11 diatas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan suhu dari t = 0 sampai t = 30 ketika motor dibebani dengan beban Induktif. Dimana perbandingan suhu yang didapat dari pengukuran menggunakan metode thermometer infrared akan dibandingkan dengan suhu motor yang diukur dengan metode perhitungan resistansi, kenaikan rata-rata suhu motor yaitu 0.073 Cm dan 0.222 Cm. Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik berikut: Universitas Sumatera Utara 63 Gambar 4.14 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Induktif

4.5.3 Perbandingan Pada Beban Kapasitif

Dari tabel data 4.7 dan 4.8 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi 3 phasa dengan beban Kapasitif, dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 5 10 15 20 25 30 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.12 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Kapasitif t menit Suhu °C Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26.5 26,5 5 28.3 28,352 10 30.0 31 15 31.2 33,647 20 32.4 35,764 25 34.3 38,147 30 36.1 39,735 Dari table 4.12 diatas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan suhu dari t = 0 sampai t = 30 ketika motor dibebani dengan beban Kapasitif. Dimana perbandingan suhu yang didapat dari pengukuran menggunakan metode thermometer infrared akan dibandingkan dengan suhu motor yang diukur dengan metode perhitungan resistansi, kenaikan rata-rata suhu motor yaitu 0.32 Cm dan 0.441 Cm. Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik berikut: Universitas Sumatera Utara 65 Gambar 4.15 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Kapasitif 4.6 Perbandingan Hasil Pengukuran Suhu Antar Jenis Beban 4.6.1 Pengukuran Menggunakan Thermometer Infrared Dari tabel data 4.1, 4.4 dan 4.7 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut : 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 5 10 15 20 25 30 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.13 Data perbandingan ketiga jenis beban menggunakan thermometer infrared t menit Suhu °C Beban Tidak Seimbang Resistif Induktif Kapasitif 26.5 26.5 26.5 5 27 26.9 28.3 10 27.5 27.3 30.0 15 28.5 27.7 31.2 20 28.9 28 32.4 25 29.2 28.5 34.3 30 29.6 28.7 36.1 Dari table 4.13 diatas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan suhu dari t = 0 sampai t = 30 ketika motor dibebani dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif.Dimana perbandingan suhu yang didapat dari pengukuran menggunakan metode thermometer infrared akan dibandingkan dengan suhu motor yang didapat dari masing-masing jenis beban yang membebani motor. Kenaikan rata-rata suhu motorberdasarkan jenis bebannya yaitu Resistif = 0.103 Cm, Induktif = 0.073 Cmdan Kapasitif = 0.32 Cm. Untuk lebih jelas dapat lihat grafik berikut: Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.16 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaanpengukuran menggunakan thermometer infrared.

4.6.2 Pengukuran Menggunakan Metode Perhitungan Resistansi

Dari tabel data 4.2, 4.5 dan 4.8 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif, dimana pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan Resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.14 Data perbandingan ketiga jenis beban menggunakan metode perhitungan resistansi t menit Suhu °C Resistif Induktif Kapasitif 26,5 26.5 26,5 5 27,032 27.032 28,352 10 28,894 28.894 31 15 30,49 30.224 33,647 20 32,35 31.821 35,764 25 34,215 32.353 38,147 30 34,747 33.151 39,735 24 26 28 30 32 34 36 38 5 10 15 20 25 30 su h u °C t menit Resistif Induktif Kapasitif Universitas Sumatera Utara 68 Dari table 4.14 diatas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan suhu dari t = 0 sampai t = 30 ketika motor dibebani dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif. Dimana perbandingan suhu yang didapat dari pengukuran menggunakan Metode perhitungan Resistansi akan dibandingkan dengan suhu motor yang didapat dari masing-masing jenis beban yang membebani motor. Kenaikan rata-rata suhu motor berdasarkan jenis bebannya yaitu Resistif = 0.275 Cm, Induktif = 0.222 Cmdan Kapasitif = 0.441 Cm. Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik berikut: Gambar 4.17 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaan pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi 25 27 29 31 33 35 37 39 41 5 10 15 20 25 30 su h u °C t menit Resistif Induktif Kapasitif Universitas Sumatera Utara 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data hasil penelitian dan Analisa yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam keadaan beban berubah-ubah, motor induksi mengalami perubahan panas pada ketig ajenis beban yaitu, beban resistif, induktif dan kapasitif. Dengan perbandingan kenaikan temperatur rata-rata sebagai berikut : • Resistif : 0.103 Cm • Induktif :0.073 Cm • Kapasitif :0.32 Cm 2. Pada perbandingan suhu antara beban resistif, induktif dan kapasitif terjadi kenaikan temperatur rata-rata per menit yang lebih tinggi pada beban kapasitif berdasarkan kedua metode pengukuran. 3. Perbandingan suhu masing-masing beban antara metode pengukuran thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, terdapat perbandingan kenaikan suhu rata-rata yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena posisi pengukuran menggunakan thermometer infrared tidak tepat pada kumparan stator motor induksi yang terhalang oleh rangka motor dan juga karena adanya toleransi dari keakuratan alat ukur thermometer infrared sebesar ± 2,5. Universitas Sumatera Utara 70

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis sebagai pengembangan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan dan membandingkan metode pengukuran temperatur yang lain. 2. Melakukan penelitian untuk membandingkan perubahan suhu motor induksi apabila dibebani oleh gabungan dari ketiga beban sekaligus. Universitas Sumatera Utara 13

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

2.1 Umum

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik ac yang paling luas digunakan.Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya,dimana arus motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar rotating magnetic field yang dihasilkan oleh arus stator. Motor ini memiliki konstruksi yang kuat,sederhana,handal serta bebiaya murah. Disamping itu motor ini juga memeilki efisiensi yang tinggi saat bebeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak. Hampir semua motor ac yang digunakan adalah motor induksi,terutama motor induksi tiga phasa yang paling banyak dipakai di perindustrian.Motor induksi tiga phasa sangat banyak digunakan di perindustrian karena banyak memiliki keuntungan,tetapi ada juga kelemahannya. Keuntungan motor induksi tiga phasa: • Motor induksi tiga phasa sangat sederhana dan kuat • Biaya murah dan dapat diandalkan • Memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi kerja normal • perawatannya mudah Kelemahannya : • Kecepatannya tidak bisa bervariasi tanpa mengubah efisiensi Universitas Sumatera Utara 14 • Kecepatannya tergantung beban • Pada torsi start memiliki kekurangan

2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Phasa