10 Untuk memisahkan harga X
1
dan X
2
, maka dapat digunakan tabel 1 Tabel 1. Distribusi reaktansi X
1
dan X
2
pada berbagai desain motor induksi Desain Kelas
X
1
X
2
A 0.5 X
BR
0.5 X
BR
B 0.4 X
BR
0.6 X
BR
C 0.3 X
BR
0.7 X
BR
D 0.5 X
BR
0.5 X
BR
Rotor Belitan 0.5X
BR
0.5 X
BR
2.7 Efisiensi Motor Induksi
Efisiensi menunjukkan tingkat keefisienan kerja suatu peralatan dalam hal ini tmotor induksi yang merupakan perbandingan rating output keluaran terhadap input masukan dan
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :
η = �
P
out
P
in
� × 100
2.8 Metode Pengukuran Temperatur
Berikut ini adalah metode dalam menentukan temperatur motor induksiyaitu :
a. Menggunakan
Thermomter Infrared
Metode ini adalah penentuan suhu dengan sensor suhu, atau dengan thermometer infrared, dengan metode ini instrumen diterapkan pada bagian terpanas dari mesin yang dapat
diakses .
Universitas Sumatera Utara
11
b. Mengunakan
Embedded Detector
Metode ini adalah penentuan suhu dengan termokopel atau resistensi detektor suhu yang diletakkan ke dalam mesin sesuai dengan ANSI C50.10-1977 atau NEMA MG1-1978
c. Mengukur Tahanan Lilitan motor
Penentuan temperature dengan metode ini yaitu dengan membandingkan tahanan lilitan motor pada temperature yang ingin ditentukan dengan tahanan yang sudah diketahui
temperaturnya. Temperature tahanan yang ingin ditentukan dapat dihitung dengan persamaaan :
�
�
= �
�
� �
�
− �
�
�
�
� �
�
+ � 2.26
Dimana : T
t
: Temperatur total lilitan
o
C T
b
: Temperatur pada saat motor dingin
o
C R
t
: Tahanan pada saat motor panas ohm R
b
: Tahanan pada saat motor dingin ohm K
: 234.5 konstanta untuk bahan tembaga
o
C 225 konstanta untuk bahan aluminium
o
C
d. Menggunakan Pendeteksi Temperatur Lokal
Dengan pendeteksi temperature lokal berbagai panas bagian mesin dapat ditentukan dengan menggunakan detektor ini.detektor ini ditempatkan di dekat dengan bagian mana
suhu lokal akan diukur .Contoh detektor suhu local, sensor inframerah, termokopel, termometer resistensi kecil, dan termistor.Detector ini sering dipasang sebagai bagian
permanen dari mesin .
Universitas Sumatera Utara
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik ac yang paling luas digunakan.Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya,dimana arus motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar rotating magnetic field yang dihasilkan oleh arus stator.Dalam hal ini beban
yang dipasok motor induksi pada umumnya berubah-ubah. Permasalahan beban berubah-ubah yang dipasok motor induki tiga phasa merupakan salah satu
masalah dalam pengoperasian motor induksi tiga phasa. Perubahan beban dapat disebabkan karena berbagai macam gangguan asimetri pada sistem tenaga dan
kegagalan studi peramalan beban sehingga distribusi beban disetiap phasanya tidak sama.
Perubahan beban yang dipasok motor induksi tiga phasa akan mengakibatkan pemanasan yang berlebih pada motor tersebut. Hal ini
dikarenakan kondisi beban yang berubah menyebabkan timbulnya komponen urutan pada arus saluran. Pada sistem tiga fasa-tiga kawat, perubahan
menimbulkan arus urutan positif dan arus urutan negatif. Sedangkan pada sistem tiga fasa-empat kawat, perubahan beban akan menimbulkan arus urutan positif,
negatif dan nol.
Universitas Sumatera Utara
8
Kenaikan temperatur motor induksi ini dapat diukur dengan menggunakan alat thermometer infrared ataupun dengan metode-metode lainnya. Oleh karena
itu perlu dilakukan suatu kajian baik berupa analisis maupun penelitian di laboratorium untuk melihat bagaimana perubahan beban mempengaruhi kenaikan
temperatur pada motor induksi. Serta membandingkan temperatur motor induksi hasil pengukuran berdasarkan beban-beban yang membebani motor induksi
tersebut. Beban yang dipikul berupa beban resistif, induktif dan kapasitif.
1.2 Perumusan Masalah