Prosedur pengujian Data hasil pengujian Analisa data beban resistif

35 T1 T2 STOP MCB K1 K2 L N K2 K1 Gambar 4.3 b Rangkaian kontrol pengukuran resistansi dengan DC test untuk beban resistif.

a. Prosedur pengujian

Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data pengukuran suhu motor induksi tiga phasa dengan beban resistif menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut : 1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.3 a dan b. 2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi minimum. 3. Atur tahanan resistor variabel sebesar R1=120 Ω, R2=30Ω dan R3=30Ω 4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan motor. 5. Catat penunjukkan V3 dan A3 sebagai t = 0 kemudian tekan tombol stop. 6. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC. 7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal motor induksi. Universitas Sumatera Utara 36 8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2. 9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan motor kemudian catat pembacaan A4 dan V3. 10. Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai menit ke 30. 11. Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar. 12. Pengujian selesai

b. Data hasil pengujian

Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU untuk motor induksi 3 phasa beban resistif dengan pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.2 Data hasil percobaan DC test pada motori nduksi tiga phasa dengan beban resistif R1 = 120 Ω ; R2 = 30Ω ; R3 = 30Ω ; � �−� = 110 � t menit Vdc Volt Idc Amp 7.85 4 5 7.87 4 10 7.92 4 15 7.97 4 20 8.03 4 25 8.08 4 30 8.1 4

c. Analisa data beban resistif

Dari table 4.2 dapat ditentukan besar resistansi tahanan motor induksi tiga phasa dengan beban resistif sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 37 � �� = � �� 2 � �� � = 7.85 24 = 0.981 �ℎ� � 5 = 7.87 24 = 0.983 �ℎ� � 10 = 7.92 24 = 0.99 �ℎ� � 15 = 7.97 24 = 0.996 �ℎ� � 20 = 8.03 24 = 1,003 �ℎ� � 25 = 8.08 24 = 1.01 �ℎ� � 30 = 8.1 24 = 1.012 �ℎ� Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor induksi tiga phasa dengan beban resistif sebagai berikut: � � = � � + � � � − � � � � � � � + � � 5 = 26.5 + � 0.983 − 0.981 0.981 � 26.5 + 234.5 = 27.032℃ � 10 = 26.5 + � 0.99 − 0.981 0.981 � 26.5 + 234.5 = 28.894℃ Universitas Sumatera Utara 38 � 15 = 26.5 + � 0.996 − 0.981 0.981 � 26.5 + 234.5 = 30.49℃ � 20 = 26.5 + � 1.003 − 0.981 0.981 � 26.5 + 234.5 = 32.35℃ � 25 = 26.5 + � 1.01 − 0.981 0.981 � 26.5 + 234.5 = 34.215℃ � 30 = 26.5 + � 1.012 − 0.981 0.981 � 26.5 + 234.5 = 34.747℃ Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa beban resistif menggunakan metode pengukuran resistansi R1 = 120 Ω ; R2 = 30Ω ; R3 = 30Ω ; � �−� = 110 � t menit Vdc Volt Idc Amp Rdc ohm suhu C 7.85 4 0.981 26.5 5 7.87 4 0.983 27.032 10 7.92 4 0.99 28.894 15 7.97 4 0.996 30.49 20 8.03 4 1.003 32.35 25 8.08 4 1.01 34.215 30 8.1 4 1.012 34.747 Dari table 4.3 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor induksi tiga phasa beban resistif dengan pengukuran menggunakan metode pengukuran resistansi sebagai berikut : = � 30 − � 30 = 34.747 − 26.5 30 = 8.247 30 = 0.275 ℃m Universitas Sumatera Utara 39 Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature motor induksi tiga phasa beban resistif dengan pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0.275 Cm.

d. Grafik beban