8 Mempunyai Keterampilan Organisasi dan Mampu Membangun Hubungan Interpersonal dalam Melakukan Praktik Kefarmasian
9 Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Yang Berhubungan dengan Kefarmasian
Apoteke rsebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi
wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan
kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan profesional yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan
tersebut. Apoteker kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai standar profesinya akan mendapatkan perlindungan hukum.
Apoteker sebagai
pendukung upaya
kesehatan dalam
menjalankan tugasnya harus diarahkan dan dibina sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pembinaan
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan kemampuannya, sehingga selalu tanggap terhadap permasalahan
kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.Sedangkan pengawasan dilakukan terhadap kegiatannya agar tenaga kesehatan tersebut dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan peraturan perundang-undangan dan sistem yang telah ditetapkan.
2. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma- norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan Dakir, 19 20 2004: 3.
b. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu SK Mendiknas nomor 045U2002.Dengan pengertian
tersebut maka kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai model atau desain kurikulum yang dirancang secara khusus untuk
menyiapkan peserta didik kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Mulyasa berpendapat bahwa kurikulum berbasis kompetensi KBK dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada
pengembangan kemampuan
melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan
terhadap seperangkat
kompetensi tertentu
Mulyasa 2004:39.
Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menerapkan KBK dengan metode pembelajaran Problem
Based Learning PBL.
3. Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang
dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning pertama dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrow sekitar
tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada Amir, 2009. Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah
yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Menurut Glazer 2001, mengemukakan Problem Based Learning
merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Dari pengertian diatas
disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata real world untuk
memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa.Problem
Based Learning
adalah pengembangan
kurikulum dan
proses pembelajaran.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam PBL di
Program Studi Farmasi UMY yaitu, kuliah pakar, tutorial, praktikum